Nyonya Uchiha (4)

2.5K 155 0
                                    

Suara burung berkicau dan sorot matahari yang menelusup melewati gorden membuat seorang wanita berambut pirang menggeliat dan semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh suaminya.

Madara yang sudah terbangun dan melihat tingkah menggemaskan Naruto tersenyum lalu menaikkan selimut menutupi tubuh telanjang mereka karena aktivitas panas semalam.

Tangan besarnya mengusap-usap rambut Naruto dan sebelah tangannya mengeratkan pelukan.

"Ini sudah jam 9 kau tidak akan bangun?" tanya Madara sambil mengecupi puncak kepala Naruto.

"Aku lelah, ngantuk, gara-gara kau melakukannya terlalu lama brengsek." jawab Naruto ketus namun tangannya semakin erat memeluk tubuh Madara.

Madara sangat hafal kebiasaan Naruto. Jika istrinya itu menggodanya terlebih dulu maka ada sesuatu yang mengganggu istri cantiknya itu.

"Ada apa? Katakanlah. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan jika kau tidak mengatakannya padaku." Madara masih terus mengecupi puncak kepala Naruto.

"Kemarin Sakura mengirimkan foto padaku. Difoto itu ada dirimu dan seorang wanita sexy sedang berpelukan. Aku tidak suka." Naruto akhirnya mengungkapkan apa yang mengganjal hatinya.

"Jadi karena itu kau mendiamkanku?" tanya Madara yang mulai mengerti duduk persoalan.

Naruto mengangguk dalam pelukan Madara.

"Darimana Sakura mendapatkan foto itu?"

"Dari teman modelnya. Temannya melihatmu yang setahunya adalah suamiku sedang bersama wanita lain lalu mengambil gambarmu dan mengirimkannya pada Sakura." Naruto mendongak menatap Madara yang sedang menatapnya.

"Lalu Sakura mengirimkannya padamu dan kau jadi mendiamkanku?" Naruto kembali mengangguk.

"Namanya Kazahana Koyuki. Putri dari salah satu rekan bisnisku. Ayahnya berniat menjodohkannya denganku dan aku jelas menolaknya. Lalu Koyuki menemuiku dan meminta bantuanku untuk menjelaskan pada ayahnya bahwa dia sudah memiliki kekasih. Dan pelukan itu sebagai tanda persahabatan saja. Kau tidak perlu berpikiran macam-macam. Karena dari dulu hanya kau wanita yang kucintai." Madara menyelesaikan penjelasannya dengan sebuah ciuman lembut di bibir Naruto.

Naruto tersenyum lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Madara. Hingga sebuah ketukan di pintu membuyarkan momen manis mereka.

"Naru, apa kalian sudah bangun?" Mikoto berteriak agar bisa didengar dari dalam kamar.

"Kami sudah bangun, Ibu." balas Naruto seraya bangkit dari tidurannya.

"Kalau begitu turunlah kalian harus sarapan." suara Mikoto terdengar menjauh.

Naruto turun dari ranjang menuju ke kamar mandi dengan tubuh telanjangnya tanpa memperdulikan Madara yang menatapnya intens. Toh suaminya itu sudah sering melihat dan merasakan setiap jengkal tubuhnya ini.

Madara yang melihat pemandangan indah itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Istrinya itu bisa kapan saja menjadi rubah penggoda yang sangat tidak baik untuk adiknya. Karena setelah adiknya terbangun Naruto akan langsung meninggalkan Madara begitu saja.

15 menit kemudian Naruto keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit dada sampai atas pahanya. Berjalan ke arah lemari untuk mengganti baju karena hari ini ia ingin mengunjungi orang tuanya.

"Ini hari libur, kau harus menemaniku ke rumah Mama." ujar Naruto saat melihat Madara melangkah ke kamar mandi.

"Hn." gumam Madara singkat lalu tubuhnya hilang dibalik pintu kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian dan memoles wajah sedikit, Naruto turun menuju ruang makan. Dan dapat dilihatnya Sasuke duduk sendiri sedang mengunyah roti selai ditemani segelas jus tomat.

"Selamat pagi, Teme." sapa Naruto sambil mengecup pipi Sasuke dan duduk disebrang Sasuke.

"Hn." balasnya singkat dengan mata mengantuk.

"Kau kenapa?" tanya Naruto saat melihat kantung mata Sasuke menghitam.

"Ini semua karena kau dan Paman, Dobe." balas Sasuke menatap tajam Naruto. Naruto yang mengerti maksud Sasuke hanya nyengir.

"Ehe. Apa suara kami sekeras itu?" Naruto nyengir gaje menatap Sasuke.

"Hn." Sasuke mendengus kesal mendapat cengiran Naruto.

"Aku sudah mendapat penjelasan darinya. Kau tidak usah khawatir." Naruto tersenyum menatap Sasuke.

"Baguslah. Siapa wanita itu?" tanya Sasuke menyembunyikan rasa penasarannya.

"Kazahana Koyuki. Anak rekan bisnis Madara. Ayahnya berniat menjodohkannya dengan Madara tapi Koyuki-san sudah memiliki kekasih dan tidak menyetujui rencana ayahnya. Lalu dia menemui Madara untuk menjelaskan pada ayahnya dan pelukan itu sebagai tanda persahabatan." Naruto menjelaskan sesuai dengan penjelasan Madara.

"Dan kau percaya?" Sasuke memancing.

Naruto mengangkat bahu lalu tersenyum. "Aku seorang istri. Dan seorang istri harus mempercayai suaminya."

"Baiklah kalau begitu. Jika kau butuh bantuan, aku akan dengan senang hati menghajar Paman untukmu." Sasuke menyeringai menatap Naruto.

"Ya terimakasih, Teme." Naruto balas menyeringai membalas Sasuke. Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka.

Tidak lama kemudian, Madara datang dan langsung mengecup bibir Naruto lalu duduk disebelah Naruto. Sasuke yang melihat itu hanya mendengus sebal dengan kelakuan pamannya.

"Apa yang kalian bicarakan hingga saling menyeringai seperti itu?" Madara menatap tajam istri dan keponakannya.

"Tidak ada, Sayang. Hanya membicarakan bagaimana cara membuat Sakura mau menidurkan adik kecil si Teme." Naruto menyeringai menatap Sasuke yang dibalas seringai yang sama.

"Tapi ingat. Kalau sampai kau mengkhianati Sakura akan kupotong adikmu sampai habis!" tambah Naruto dengan wajah bengisnya membuat Sasuke dan Madara menelan ludah kasar.

"Sudahlah. Makanlah sarapanmu lalu kita berangkat." Naruto menyerahkan piring berisi roti dengan selai kacang dan segelas susu pada Madara.

"Kemana Dobe?" Sasuke bertanya penasaran.

"Ke rumah Papa, Teme. Kau mau ikut?" tanya Naruto dibalas gelengan kepala Sasuke.

Madara sudah selesai memakan sarapannya lalu menggandeng tangan Naruto menuju pintu mansion meninggalkan Sasuke yang menatap mereka dengan pandangan datar.

"Kau tunggulah disini. Aku akan mengambil mobil." Madara melangkah ke arah garasi untuk mengambil mobil sport mahalnya.

Naruto memasuki mobil mewah berwarna hitam lalu mobil itu melaju mulus di jalan raya menuju kediaman orangtuanya, mansion Namikaze.

Short Story FemNaru (FanBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang