Aku Adalah Aku (2)

1.5K 137 16
                                    

Sasuke tetap menatap datar Naruto. Sedangkan Naruto tetap menatap ke depan sambil terus menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Baguslah. Aku tidak harus mengatakan apapun padamu. Kau ingin berakhir? Baik kita akhiri. Dan setelah ini jangan pernah menampakkan dirimu dihadapanku lagi. Aku muak melihat wajahmu. Shion lebih baik darimu dalam hal apapun." Sasuke langsung pergi setelah mengatakan hal itu tanpa berbalik lagi. Meninggalkan seseorang yang hatinya sudah dia hancurkan.

"Sasuke!" Naruto mencoba mengejar Sasuke namun Sasuke sudah menaiki motornya untuk pulang.

Naruto terduduk di pinggir trotoar dengan air mata yang mengalir deras.

Kenapa Tuhan begitu tega padanya? Setelah semua yang telah terjadi kenapa masih ada saja masalah yang menimpa hidupnya.

Ayahnya, Minato berselingkuh dengan Sara, kakak dari ibunya sendiri sejak awal pernikahan mereka hingga Minato dan Sara memiliki 2 anak yang bahkan lebih tua darinya. Lalu kematian ibunya, Kushina saat dirinya berusia 7 tahun. Bahkan selama 17 tahun hidupnya, Minato baru datang menemuinya saat usianya sudah 15 tahun. Kemana saja ayahnya saat kematian ibunya? Saat dirinya sangat membutuhkan peran seorang ayah? Jadi wajar bukan jika Naruto merasa asing dengan ayah kandungnya sendiri?

Dan sekarang, satu-satunya orang yang Naruto jadikan sandaran tega mengkhianatinya. Meninggalkannya dengan luka yang tidak akan sembuh dalam waktu dekat.

Setelah menangis cukup lama dan telah mengganggu para pejalan kaki, Naruto bangkit dan berjalan kaki untuk pulang ke rumah yang sudah seperti neraka untuknya. Tidak ada lagi kedamaian yang dirasakannya di rumah yang sejak kecil ditinggalinya.

Setelah berjalan kaki selama 30 menit akhirnya Naruto sampai di rumah dengan penampilan kacau. Seragam kusut, rambut acak-acakan dan mata sembab dengan air mata yang masih setia mengalir.

Kurama yang juga baru saja tiba dan memarkirkan mobil dibuat bingung dengan keadaan adik bungsunya. Ada apa? pikirnya cemas.

"Naru." sebuah suara menghentikan tangan Naruto yang akan membuka pintu.

Naruto menoleh dan terlihatlah remaja laki-laki berambut merah dengan penampilan yang menawan berjalan mendekat dari arah garasi.

"Ada apa?" Kurama menghentikan langkah tepat di depan Naruto.

Naruto tetap diam menunduk menyembunyikan air matanya. Kurama yang merasa khawatir akhirnya meraih Naruto dalam dekapannya. Awalnya memang dia ragu Naruto akan menolak pelukannya. Tapi Naruto yang sudah lelah dengan semuanya hanya membiarkan Kurama memeluknya. Hal pertama yang didapatnya dari orang yang mulai diakuinya sebagai kakak.

"Apa yang terjadi padamu?" Kurama bertanya dengan lembut. Sebelah tangannya digunakan untuk memeluk dan sebelahnya untuk mengusap kepala Naruto sayang. Tidak lupa Kurama juga memberikan kecupan-kecupan ringan dipuncak kepala Naruto.

Naruto tetap diam namun kini kedua lengannya balik memeluk tubuh kakaknya. Mendapat balasan pelukan dari adiknya, Kurama sangat senang. Apa ini artinya Naru sudah menerimaku?

Lama tidak terdengar jawaban, dan suara isakan Naruto mulai mereda, Kurama mencoba melihat wajah adiknya dan ternyata Naruto sudah tertidur. Kurama lalu menggendong Naruto bridal style memasuki mansion Namikaze.

Kurama melangkah menuju tangga untuk sampai ke kamar Naruto yang berada di sebelah kamarnya, menghiraukan suara canda tawa orang tua serta adik pertamanya.

Baru saja menaiki anak tangga pertama, suara berwibawa ayahnya menghampiri pendengarannya dan membuatnya menghentikan langkah untuk berbalik.

"Ada apa?" oh sial. Kenapa Kurama harus mengucapkan kalimat yang sama dalam hari ini?

"Apa yang terjadi pada adikmu? Apa terjadi sesuatu?" Minato bertanya tidak menutupi kekhawatirannya pada putri bungsunya. Putri yang selama 15 tahun dia abaikan begitu saja.

"Naru hanya kelelahan." jawab Kurama datar.

"Begitu. Oh iya, besok ada acara makan malam bersama keluarga Uchiha untuk membicarakan pertunangan Shion dan Sasuke. Beritahu Naru juga." ujar Minato pada Kurama yang juga didengar oleh Naruto yang sejak awal pura-pura tidur dalam gendongan Kurama.

"Uchiha Sasuke? Bukankah dia kekasih Naruto? Kenapa dengan Shion?" Kurama langsung menatap tajam Shion yang duduk disamping Sara.

"Hubungan Sasuke-kun dan Naruto sudah berakhir, Kak. Dan Sasuke-kun sekarang adalah kekasihku." Shion berkata dengan malu-malu yang dimata Kurama entah kenapa terlihat sangat memuakkan.

"Hn." Kurama langsung pergi begitu saja menuju kamar Naruto.

Kurama membaringkan tubuh Naruto dengan lembut lalu menarik selimut setelah itu ia duduk disisi ranjang, menatap lembut Naruto.

"Kupikir aku tahu sekarang kenapa kau seperti ini." Kurama mengusap lembut kepala Naruto bersamaan dengan Naruto yang membuka mata menatap kakaknya.

"Kak." panggilnya untuk pertama kali setelah 2 tahun tinggal dalam satu atap.

Kurama yang mendengar suara lirih sang adik yang memanggilnya 'Kakak', begitu senang sampai matanya berkaca-kaca.

"Ya, ada apa? Apa kau perlu sesuatu?" tanyanya dengan suara bergetar dan senyum lebar yang sangat mirip dengan Naruto.

"Aku tidak mau ikut acara itu. Sasuke bilang padaku tidak ingin bertemu denganku. Dia muak melihat wajahku, Kak." Naruto berkata tanpa menatap Kurama.

"Tidak usah datang. Aku akan menemanimu kemanapun." Kurama tetap mengusap lembut kepala Naruto.

"Kak, aku ingin meminta bantuanmu. Bisakah?" Naruto menatap Kurama penuh harap.

"Apa yang kau inginkan?" Kurama menatap Naruto bingung.

"Aku ingin Kakak membantuku pergi dari mansion ini." Naruto berucap tegas dengan mata penuh tekad. Kurama yang mendengar permintaan Naruto membelalakkan matanya.

Apa Naruto sedang berhalusinasi? Kenapa dia sangat ingin meninggalkan mansion yang sudah ditempatinya sejak lahir?

"Kita baru saja berdamai. Aku tidak akan membiarkanmu jauh dari jangkauanku!" seru Kurama tidak kalah tegas. Naruto menatap tajam kakaknya, Kurama juga melakukan hal yang sama.

"Tolong kak. Ini permintaanku untuk pertama kalinya padamu." Naruto mengalah dengan memandang Kurama hangat dan menggenggam tangan Kurama.

"Tidak Naruto!" Kurama masih bersikeras menolak permintaan Naruto. Hell, yang benar saja! Dia dan Naruto baru bersama selama 2 tahun setelah 19 tahun hidupnya itupun Naruto terlihat sangat membencinya. Dan kini setelah Naruto sudah mulai menerimanya, adiknya ingin pergi darinya? Tidak akan Kurama biarkan!

"Kak mengertilah. Sasuke tidak ingin bertemu denganku lagi sedangkan aku dan dia satu kelas. Ku mohon, Kak. Aku tidak sanggup." Naruto kembali mengeluarkan air matanya mengingat semua tentang Sasuke dan perselingkuhannya.

Kurama yang melihat air mata Naruto menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan untuk menghapus air mata Naruto.

"Bisa kau ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada kalian bertiga?" Kurama menatap Naruto meminta penjelasan. Naruto mengangguk lalu mulai memikirkan apa yang akan di ceritakannya.

Short Story FemNaru (FanBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang