Unconditional Love (7)

1.2K 143 7
                                    

"KYAAA!!" teriak seorang gadis pirang dan langsung mengambil posisi duduk dipojok ranjang.

"Ck. Kenapa berteriak?" decak kesal seorang pria yang masih berbaring.

"K-kemana guling semalam? Ke-kenapa a-ku memelukmu?" tanya gadis pirang, Naruto dengan terbata dan wajah merona.

"Kau lupa? Kau sendiri yang membuangnya." jawab Madara menunjuk posisi guling di pojok kamar menggunakan dagunya.

"Tidak mungkin." cicit Naruto pelan menatap Madara takut-takut.

"Apa perlu aku memutarkan rekaman CCTV semalam padamu?" dengus Madara remeh.

"K-kau tidak-" ucapan Naruto terpotong oleh tatapan menusuk Madara.

"Aku bukan pria brengsek yang akan menidurimu sebelum kita menikah. Kau belum hakku untuk saat ini." desis Madara penuh penekanan. Naruto yang mendengarnya bukannya takut malah tersenyum lebar.

"Kurasa kau mulai gila. Aku tidak ingin menikahi gadis gila." senyum lebar Naruto lenyap mendengar perkataan Madara.

"Mulutmu kejam sekali. Kini aku tahu dari mana asalnya." Naruto mengangguk melupakan rasa malunya duduk mendekati Madara. "Mulut kejam Sasuke-teme pasti berasal darimu." Naruto kembali mengangguk-angguk setuju dengan pemikirannya. Madara hanya mengangkat sebelah alis melihat tingkah aneh Naruto.

"Aku dan Sasuke memang berasal dari darah Uchiha, tapi jangan pernah membanding-bandingkan kami." Madara bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia ada rapat penting pagi ini.

Naruto tersenyum manis lalu berjalan mengelilingi kamar Madara.

"Berantakan sekali." ujarnya lalu mulai membereskan sprei, merapikan buku-buku yang berserakan, lalu memungut pakaian kotor Madara yang tidak masuk ke dalam keranjang pakaian. Wajah Naruto memerah ketika tangannya memegang celana dalam Madara yang langsung dilemparnya ke dalam keranjang.

Setelah menyiapkan pakaian ganti Madara yang baru, Naruto membawa keranjang pakaian kotor itu ke tempat mencuci bersama dengan pakaiannya kemarin.

"Astaga! Sebenarnya berapa ratus tahun apartemen ini tidak dibersihkan?" Naruto mendesah lelah melihat semua sudut apartemen Madara.

***

"Dimana rubah kecil nakal itu?" gumam Madara pelan tidak mendapati Naruto di kamarnya. Kemudian onyxnya menangkap satu stel pakaian kerjanya lengkap beserta dasi dan jam tangannya.

"Bagus juga seleranya." gumam Madara dengan seringai tipis lalu memakai pakaian yang sudah disiapkan Naruto.

Madara baru saja keluar kamar saat hidung mancungnya menangkap aroma wangi masakan yang berasal dari dapurnya. Kakinya melangkah mengikuti asal aroma itu. Tubuhnya sesaat mematung melihat Naruto yang sedang memindahkan masakannya ke mangkuk.

"Ah, kau sudah selesai Sayang." suara gugup Naruto membuat Madara kembali rileks.

"Makanlah. Aku sudah membuatkan sup ayam kesukaanmu." Naruto memberikan satu mangkuk sup ayam yang langsung dimakan oleh Madara.

"Kenapa kau belum mandi?" Madara bertanya setelah supnya habis. Naruto hanya diam menatap Madara lalu tersenyum lebar.

"Aku tidak ada kelas hari ini. Jadi mungkin aku akan membersihkan apartemenmu ini." jawab Naruto mengamati seluruh sudut apartemen.

"Hn. Aku pergi. Jangan lupa bawakan aku makan siang." Madara pergi ke kantor pusat Izanagi Group meninggalkan Naruto yang sedang mencuci bekas makan mereka.

"Dasar merepotkan." gumam Naruto namun langsung menggelengkan kepala cepat. "Baiklah kita mulai dari membersihkan dapur dulu." Naruto mengangguk-anggukkan kepala. Dan mulai membersihkan debu yang ada ditiap sudut apartemen.

Short Story FemNaru (FanBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang