Unconditional Love (9)

1.7K 146 34
                                    

Entah kenapa akutuh ngefans banget sama Madara. Tipe-tipe modelan hot daddy gitu tidak bisa diabaikan wkwk


.

.

.

.

.

.

"Sayang." panggil Naruto pelan saat tangan nakal Madara mencubiti putingnya dari dalam gaun tidur yang dipakainya. Gaun tidur sepanjang lutut itu bahkan sudah tersingkap hingga pinggang Naruto, menampilkan celana dalam merah berenda.

"Hn. Mereka semakin pas dalam genggamanku." jawab Madara dengan wajahnya yang ada ditengkuk Naruto, namun kini tangannya meremas payudara Naruto bergantian.

"Sayang sakit hentikan." Naruto yang kesal menyingkirkan tangan laknat Madara dari dadanya.

Naruto membalikkan tubuh dan kini tidur berhadapan dengan Madara. Naruto langsung memeluk pria dewasa didepannya dan menyembunyikan wajah merahnya di dada bidang prianya.

"Rubah kecilku menggemaskan sekali." ujar Madara lalu mengecup puncak kepala istrinya. Wajah memerah Naruto mengundang kekehan geli Madara. Iapun semakin mengeratkan pelukan pada istri tercintanya.

-

-

-

-

Naruto baru saja selesai menata makan malam saat pintu apartemen terbuka dan menampilkan Madara dengan wajah kusut. Naruto segera mendekati Madara lalu mengambil alih tas kerja dan jas Madara.

"Aku lelah sekali." Madara memeluk Naruto yang akan beranjak menuju kamar mereka.

"Hm kau ingin makan dulu atau mandi?" Naruto mengelus lengan Madara yang melingkar diperutnya.

"Aku ingin dirimu." ujar Madara sambil menjilat leher Naruto.

"Mandilah dulu setelah itu kita makan malam. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu." Naruto menarik Madara ke kamar lalu mendorong Madara ke kamar mandi.

Setelah menaruh tas kerja Madara dan menyiapkan pakaian gantinya, Naruto kembali ke dapur menunggu suaminya.

***

"Sayang, kuliahku sudah selesai. Sesuai perkataanku 2 tahun yang lalu, setelah ini-" ucapan Naruto terpotong saat Madara menariknya untuk duduk dipangkuan pria itu. Wajah Naruto langsung memerah diperlakukan seperti itu.

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku tidak akan memaksamu." Madara menatap dalam mata biru langit Naruto membuat yang ditatap salah tingkah.

Memang Madara tidak pernah memaksanya, hanya saja Naruto sebagai istri sadar diri akan tugasnya. Diusia Madara yang sekarang pasti pria itu menginginkan keturunan meskipun dimulut sering mengatakan tidak.

"Tapi a-" ucapan Naruto kembali terpotong saat Madara mencium bibirnya lembut.

"Kau terlalu banyak berpikir. Nikmati saja saat-saat seperti ini. Masalah keturunan, itu urusan Tuhan." Madara menempelkan kening mereka. Tatapan matanya begitu memuja Naruto.

"Heh, selama ini aku baru mendengarmu menyebut nama Tuhan." Naruto menyeringai. Madara hanya tersenyum tipis mendengar ejekan istrinya.

"Ya ku akui aku memang bukan umat yang taat. Bahkan selama hidupku aku belum pernah menginjakkan kaki di gereja kecuali saat hari pernikahan kita. Tapi aku percaya Tuhan itu ada." Madara kembali memberikan kecupan basah dibibir merah Naruto.

Short Story FemNaru (FanBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang