1

15.9K 672 33
                                    

Gracia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia membuka mata, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang kosong.
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Kesadarannya kembali.

"Kenapa?" ucapnya kepada Acen, sang adik.

"Dipanggil mama makan, kirain Cici pingsan baru bangun jam segini,"  Acen menyampaikan pesan mama lalu kembali menutup pintu kamar.

Gracia menguap lebar, ia mengambil hape disebelah bantalnya. Jam menunjukkan angka dua siang di layar hape. Semalam ia baru tidur pukul dua lewat karena Shani tiba-tiba menelfon saat ia bersiap untuk tidur. Mereka tengah LDR, Shani di Jogja dan ia di Jakarta. Ini pertama kalinya sejak tiga tahun, mereka berpisah untuk waktu yang cukup lama bagi keduanya. Maka tak heran tadi malam mereka menelfon sampai dini hari. 

Gracia membuka salah satu aplikasi chatting, mengetikan beberapa pesan untuk Shani. Setelah selesai, ia bangun dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar mandi.


Sebentar lagi. Hanya tersisa beberapa hari lagi sampai ia akan bertemu dengan Shani, batinnya. Sekarang ia hanya bisa menunggu dan menikmati bagaimana rasanya merindukan teman sendiri.
-----
Shani Indira Natio turun dari mobil dengan perasaan campur aduk. Ia melangkah masuk kedalam gedung bangunan latihan. Hanya satu minggu lebih ia tidak menginjakkan kaki ketempat ini namun ia merasa sudah sangat lama.

"Shaniiii"

"Ci shanii"

"Sumini dateng"

"oi shaneee"

Semua sapaan langsung terdengar begitu ia masuk ke studio latihan. Ia membalas semua sapaan itu. Sedikit rasa kangennya kepada tim K3 akhirnya terobati.

"Gimana Jogja, Shan?" tanya Beby, sang kapten.

"Seru. Nih aku bawa oleh-oleh buat K3, tapi bagi-baginya nanti ya pas semua udah dateng," jawab Shani.

Ia meletakkan paperbag bawaannya yang berisi oleh-oleh. Beberapa member memang belum datang karena memang belum jam latihan.

"Seruan mana sama di sini ? Di sini kan ada Gracia  di sana engga," ledek Indy

"Ya disini lah kan, Ci?" Aya ikut meledek sambil tertawa menggoda.

Belum sempat Shani menjawab, dari arah belakang terdengar panggilan yang hampir berupa teriakan.

"CI SHANI," bukan hanya Shani, tapi semua member ikut menoleh ke sumber suara.
Itu adalah Gracia.

"Geee," nada suara Shani sangat excited.

Setengah berlari Gracia menghampirinya, lalu mereka berdua berpelukan sangat erat. Rasa kangen Shani akhirnya tuntas dengan Gracia dalam pelukan. Satu minggu lebih mungkin memang waktu yang tidak lama, tapi karena ia sudah terbiasa melihat Gracia setiap hari, rasanya sangat berat.

"Udah kali woy pelukannya, jangan bikin iri yang lain," Beby menghentikan momen Greshan.

"Yee abang kalo sirik bilang aja," ucap Gracia ketikan pelukannya dengan Shani terurai.

"Tau ni Kak Beby  ganggu momen Greshan  aja," Ara ikut protes.

Shani kembali tertawa, "kamu apa kabar?" tanyanya kepada Gracia yang mengamit lengannya.

Greshan being GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang