Gelombang kesedihan kedua grup Jeketi tiba. Hari ini, last show graduation Rona diadakan. Dengan dilangsungkannya upacara kelulusan Rona, generasai dua Jeketi resmi habis.
Tidak ada lagi.
Ini lah juga yang menjadi alasan mengapa bukan hanya lima belas member pilihan Rona yang perform, namun beberapa ex-member generasi dua ikut perform secara special.
"GreShan makin lama makin kayak anak kembar gue liat," Yona menatap ke arah Shani dan Gracia yang sudah berganti baju dengan seragam uza, bersiap kembali naik ke panggung bersama member-member lain. Dari sekian banyak tim KIII, Yona cukup dekat dengan GreShan, ia bahkan hapal bagaimana lengketnya dua orang tersebut.
"Semangat Shani, tiati encok abis ini."
"Shani doang nih?" Yona melirik Vienny yang duduk tidak jauh dari dirinya.Ada senyum ketulusan dan sorot kebahagiaan yang terpancar dari wajah Vienny yang tengah menyemangati Shani.
Semua member yang ada di backstage tertawa, "Semangat Gracia, kapten KIII kesayangan orang-orang," tambah Vienny, mengikuti sindiran Yona.
"GreShan doang nih? Member yang lain engga nih?"Nadila ikut menyindir.
Vienny cengo mendengar sindiran susulan itu, "Semangat kalian semua. Puas lo pada?" tutupnya, kembali membuat semua orang tertawa pelan.Tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk Rona si pemilik hari spesial ini, Shani dan Gracia saling lempar tatap ketika nama mereka disebutkan. Tidak ada senyum hadir di tengah adu pandang itu, mereka malah sibuk menebak-nebak isi benak masing-masing.
"Udeh udeh, anak orang mau perform, ntar lagi aja godainnya."
Shani langsung melepaskan tatapannya dari Gracia begitu mendengar suara Rona. Tidak ada waktu untuk hal lain selain memikirkan bloking dan semua gerakan yang akan dibawakan. Tidak untuk saat ini.
-----
Dentuman musik, hentakan tubuh, sorot mata berapi-api penuh semangat, dan keringat yang bercucuran, bercampur menjadi satu di atas panggung ketika lagu Uza dan Believe medley ditampilkan secara sekaligus. Tidak ada jeda waktu yang lama dari satu lagu ke lagu lainnya, mereka harus pintar mencuri nafas agar tidak tampak terengah di tengah penampilan.Penonton terpaku, para ex-member generasi dua di backstage juga terpaku. Perform menguras tenaga itu ditutup dengan lagu To be continued.
"Kalo kita yang disuruh perform kayak gitu sekarang, gue yakin kita encok sebulan, ga bisa bangun dari kasur," Acha mengucapkan sebuah pernyataan yang tidak bisa disangkal oleh teman-temannya. Mereka bertepuk tangan bangga sekaligus takjub menyambut enam belas member tersebut di backstage, bertukar posisi dengan mereka yang harus naik ke panggung.
Shani terduduk dipojok ruangan, berusaha mengatur nafas dan mengembalikan tenaga yang benar-benar habis terkuras. Di sampingnya Gracia melakukan hal yang sama, "Minum dulu, Ci," segelas air mineral yang isinya tinggal separuh disodorkan Gracia. Shani menerima tanpa berkata-kata, meminumnya hingga tidak ada satu tetes pun yang tersisa lalu menyandarkan kepala ke lengan Gracia.
"Jangan nyender, kemeja aku basah," Gracia menggoyang pelan bahu kirinya, menyuruh Shani menyingkir. Namun tidak ada tanggapan apa-apa, "aku mau ganti baju, Ci," sekali lagi ia menggoyang bahunya.
"Tunggu. Lima menit," pinta Shani pelan.
Suasana backstage ramai. Beberapa member sudah berganti pakaian, beberapa sibuk membuat konten, dan sisanya bercerita melempar canda. GreShan, mereka hanya sibuk memperhatikan keramaian itu dalam diam. Mulut mereka bungkam, tidak mengeluarkan kata-kata, tapi pikiran mereka jauh lebih ramai daripada suasana sekitar mereka.Shani mengangkat kepalanya walau belum lima menit, "Udah Ge, ganti baju gih kamu," ucapnya lalu beranjak begitu saja.
Ditinggal begitu saja membuat Gracia kebingungan setengah mati. Ia menatap punggung dibalut kemeja putih itu yang berjalan menjauh. Sejak semalam, ketika mereka GR, ia merasa Shani sedikit aneh. Ada saat dimana Shani tiba-tiba menempel dan tidak melepasnya, padahal biasa ia yang seperti itu. Ada masa dimana Shani mendadak menjauh, menatapnya dengan sorot yang ia tidak mengerti makna di baliknya.
Otaknya berputar cepat, laci-laci ingatan akan beberapa hari ke belakang hingga hari ini ia bongkar di dalam benaknya, berusaha mengingat kesalahan seperti apa yang sudah ia lakukan dan tidak ia sadari karena kebiasannya yang tidak peka.
"Kok kamu belum ganti baju?"
Gracia mendongak, kaget dengan kedatangan Shan, "Ini baru mau ganti baju."
"Aku sama Kak Beby dipanggil Kak Tata dulu, gapapa aku tinggal?"
"Gapapa."
"Yaudah, tunggu di sini. Ntar aku chat kalo udah selesai."
Gracia menghela nafas. Menatap sekali lagi punggung Shani yang berjalan menjauh. Sekeras apapun ia berusaha mengingat hari yang telah lewat, ia tidak menemukan jawaban. Ia merasa tidak melakukan kesalahan sama sekali. Beberapa hari kemarin mereka baik-baik saja, menjalani hari dan segala aktivitas selayaknya mereka seperti biasa. Baru tadi malam saja ia merasakan keanehan. Mungkin Shani hanya lelah dengan segudang jadwal yang harus dijalani tiap hari. Itu satu-satunya kesimpulan yang akhirnya Gracia buat untuk dirinya sendiri.
-----
Backstage kembali ramai, kali ini diisi oleh para member tim J yang sudah berdatangan untuk perform sekaligus last show Rona di tim. Shani menyapukan pandangan, mencari sosok Gracia dibanyaknya orang yang ada di sana.
"Ga ada, coba telfon aja," saran Beby di sebelaj Shani, ia ikut mencari sosok mungil kapten Tim KIII di tengah member tim J. Shani mengeluarkan hapenya, mencari nama Gracia di fitur panggilan, lalu menekan simbol call. Hanya tiga kali nada sambung, panggilan itu dijawab.
"Ge, dimana?"
"Aku makan siang"
"Sama siapa?"
"Kak Vienny, Kak Yona, Kak Nadila, Kak Lidya."
Ada jeda sejenak setelah Gracia mengatakan itu.
"Oh yaudah. Ok."
Alis Beby saling bertaut melihat Shani memutus panggilan, "Gitu doang? Katanya mau diajakin makan sekalian?"
"Dia lagi sementara makan siang. Kita aja."
"Beby, Shani," dua orang itu menoleh ke sumber suara tidak jauh dari mereka, "Belum makan siang kan? Makan ini aja," seorang staff mengangkat dua tempat box plastic berwarna kuning berisi makan siang.
Shani menoleh ke Beby, "Gimana kak?"
"Kamu maunya gimana?" Beby balik bertanya.
"Kak Beby mau makan di sini aja? Gapapa batal ketempat tadi?"
"Makan doang pake diskusi, sini gak?!" staff itu melotot, pegal memegang box makanan.
Shani dan Beby tertawa, mereka menghampiri sang staff, mengambil bos makan siang dan mencari kursi untuk duduk, "Sana aja Shan," Beby menunjuk dua kursi kosong yang ada di pojok ruangan.
-----
Gracia diam sebentar menatap layar hapenya yang gelap. Kaget karena Shani memutuskan telfon begitu saja.
"Shani?" tanya Vienny memastikan.
Gracia mengangguk, "Kak aku balik ke theater ya, kayanya udah pada mau ke basecamp," ia makin merasa ada yang aneh dengan Shani.
"Gapapa ga kita anterin?" tanya Yona saat melihat Gracia sudah berdiri.
"Gapapa, makasih banyak kakak-kakak, sampe ketemu lagi," pamit Gracia. Satu persatu ex-member generasi dua di meja itu ia peluk sebelum pergi dan kembali ke theater.
"Dah Gre, semangat ya."
"Ati-ati ke theaternya."
"Ga usah mampir-mampir ke toko lain, langsung naik ke atas,"
Gracia memutar badan sambil tertawa mendengar pesan dari para seniornya. Sekali lagi ia melambaikan tangan dan pergi dari sana.
Langkah Gracia makin menjauh dari pandangan mata, tapi Vienny belum memalingkan wajah sama sekali. Sampai sekarang, masih hanya Gracia yang selalu dicari oleh Shani, "Sekali telfon doang Gracia langsung balik," gumamnya pelan. Sampai sekarang pula, masih hanya Shani yang selalu dituruti oleh Gracia.
-----
Kehadiran Gracia di backstage disambut tatapan datar nan dingin oleh Shani. Gracia bahkan tercengang untuk beberapa saat ketika matanya dan mata Shani bertemu, "Kok sendirian?" sosok dingin itu melempar tanya.
"Yang lain masih pada makan."
"Kenapa ga nungguin mereka aja biar bareng-bareng? Ntar kamu kalo ada apa-apa pas kesini gimana?"
Gracia mengerjapkan mata mendengar omelan Beby, "Apa sih abang? Orang kita cuma makan di lantai bawah."
"Biarin aja Kak, anaknya emang suka gitu, ga peka."
Mata Gracia menatap Beby dan Shani bergantian. Ia bingung kenapa dua orang ini bersikap aneh. Shani belum selesai, dan sekarang Beby ikut-ikutan, "Kan tadi kamu nelfon, yaudah aku balik."
"Oke," tandas Shani. Tidak ingin mengucapkan lebih banyak lagi.
Hanya satu kata yang keluar dari mulut Shani, tapi Gracia langsung yakin ia memang sudah melakukan kesalahan. Walau ia tidak tau di mana letak salahnya, jawaban Shani sudah memberinya keyakinan yang amat besar. Sekarang tugasnya adalah berpikir dan mengingat kesalahannya seorang diri, karena bertanya ke pada Shani rasanya akan percuma. Center grup itu hanya akan diam.
-----
Jam latihan baru akan dimulai dua jam dari sekarang. Sambil menunggu waktu itu tiba, Shani memilih untuk istirahat di ruang kamar, mencuri waktu tidur satu jam ia rasa cukup untuk mengembalikan energy dan menenangkan pikiran.
"Kamu mau tidur?" Gracia juga ada di dalam ruang kamar, pun Beby, rebahan di kanan kiri Shani yang sudah masuk ke dalam selimut.
"Iya, ntar tolong bangunin ya," Shani langsung menutup mata selesai mengatakan itu.
"Abang mau ke mana?" pandangan Gracia beralih ke Beby yang tiba-tiba bangun dan kembali mengenakan sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greshan being Greshan
FanfictionCerita ini tentang pertemanan antara Shani Indira dan Shania Gracia. Dua orang yang gaya pertemanannya menjadi panutan banyak orang diluar sana. Apa hubungan paling tidak jelas di dunia ini? Pertemanan. Tidak dimulai dengan kata "jadian" seperti ora...