"Oke guys, aku ingat aku harus menyelesaikan sebuah dokumen," Putri berdiri dari tempat duduk tak lama setelah Anin pulang, ingat bahwa ada pekerjaan yang deadlinenya didepan mata.
"Bye Uma, semangat," Shani menyemangati, "mari kita ngomongin hal yang serius bersama Shania Gracia,"lanjutnya.
"Kemarin siapa yang showroom ngisi TTS siapa?" tanya Putri yang belum beranjak sama sekali.
Gracia mendongak, "Kita bertiga. GreShaNin."
"GreShaNin," Putri mengulang nama pairing itu, "tapi ya-"
Shani langsung mendongak menatap Putri, "Hati-hati dalam berbicara," ucapnya sekedar mengingatkan karena showroomnya dan Gracia masih live walau sebenarnya ia tidak tau apa yang ingin dikatakan Putri.
"Tapi apa?"
"Ga jadi," tolak Putri kepada Gracia. Ada yang ingin ia ketahui tentang pairing itu sejak lama, sejak pairing itu ada, tapi ia selalu merasa tidak ada momen yang pas untuk menanyakannya. Sekarang saat ia merasa momen itu telah ada, keadaan malah tidak mendukung. Live showroom sedang menyala.
"Tapi apa?" tanya Gracia sekali lagi. Kalimat Putri sangat gantung. Meninggalkan pertanyaan dan juga rasa penasaran."Jujur nih," Putri menatap Gracia sebentar. Otaknya berputar cepat, mencari cara untuk memanfaatkan momen ini, "kita main games deh", ucapnya lalu duduk kembali.
Hanya cara ini yang bisa ia pikirkan. Bagi Putri, ia butuh kejujuran dalam jawaban pertanyaan ini, dan salah satu cara mengungkapkan kejujuran tanpa keseriusan adalah lewat permainan. Sesuatu yang serius kadang butuh hal yang bercanda sebagai pembungkus.
Shani dan Gracia tertawa lepas melihat Putri yang batal beranjak. Mereka makin penasaran tentang apa yang akan Putri sampaikan hingga ia memilih duduk kembali dan batal mengerjakan dokumen.
"Kita main jawab cepat ya. Ga boleh pake mikir. Langsung jawab, oke?" Putri menjelaskan games yang akan ia mainkan kepada GreShan.
"Oke," jawab GreShan kompak. Kepala mengangguk bersamaan. Ntah kenapa mereka merasa deg-degan seolah tengah ujian sekolah atau malah sidang skripsian.Pasalnya, Putri di depan mereka bukan lagi seorang Putri. Sosok itu berubah menjadi sosok Uma tanpa topeng kuda dan seragam. Sosok itu berubah menjadi PD-Nim GreShan Tv, yang artinya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan bukan pertanyaan dasar seputar sejarah Jeketi, tapi pertanyaan tentang mereka.
"Pertanyaan pertama, hal yang gak kamu suka dari Gracia?"
Shani menoleh ke Gracia lalu kembali menatap Putri. Belum apa-apa pertanyaannya sudah menjurus begini, "Labil."
"Hal yang ga kamu suka dari Shani?"
Shani kembali menatap Gracia. Menunggu sikapnya yang mana yang akan dipilih Gracia sebagai jawaban.
Satu detik.
Dua detik
Tiga detik.
Tidak ada jawaban yang keluar sama sekali dari mulut Gracia. "Ayo belajar mikir cepat," ucap Shani.
"Ga tau, aku ga bisa mikir cepat," aku Gracia. Dalam kepalanya, sisi buruk Shani yang tidak ia sukai mendadak hilang. Ia merasa bisa menerima semua hal dari sosok itu, termasuk yang buruk.
Putri tersenyum. Sekali lagi iya mengulangi peratanyaan tersebut, dan sekali lagi pula Gracia tidak bisa menjawabnya.
"Apa Ge yang kamu ga suka dari aku? Pasti ada," protes Shani menolehkan kepalanya sambil memutar layar hape showroomnya ke arah Gracia. Ia bingung kenapa Gracia tidak mau mengatakan salah satu hal yang ia tidak suka.
"Yaudah berikutnya, masih buat Gracia ya," Putri melewati pertanyaan itu, menggantinya dengan pertanyaan yang positif. Ingin melihat apakah Gracia hanya tidak konsen berpikir karena tengah memakan es krim, atau memang pertanyaan itu berat untuknya. "Hal yang paling kamu suka dari Shani?"
"Sabar"
Hanya sepersekian detik pertanyaan itu langsung terjawab. Putri mengangguk. Gracia bukan tidak bisa berpikir cepat. Bukan tidak konsen karena tadi makan es krim. Ia hanya tidak ingin menjawab.
"Hal yang paling kamu sebelin dari Gracia?"Alis Shani saling bertaut, "Sebel lagi?"
Putri mengangguk, "Moody," jawab Shani.
"Hal yang paling kamu sebelin dari Shani?"
"Lah kok pertanyaannya sama kayak tadi?!"
Putri sengaja mengulangnya sekali lagi. Walau seolah hal buruk tentang Shani berada di tumpukan paling bawah ingatan Gracia, tertimpa dengan banyak hal baik, tapi akan tidak adil untuk Shani jika ia tidak tau sisi buruk dirinya sendiri dari teman terdekatnya, sementara ia sudah dua kali menyebutkan hal buruk tentang Gracia.
"Kadang keras kepala," jawab Gracia akhirnya, "bukan keras kepala sih, lebih kayak kalo dia udah mikir itu, dia pasti bakal maunya itu. Ya ga sih?" Gracia memutar duduknya, "Walaupun misalnya orang lain ngomong apa, tapi kamu pasti tetep ngelakuin hal yang kamu pikirin dari awal," terangnya lebih lanjut sambil menatap Shani.
Shani mengangguk setuju, jempolnya ia acungkan ke layar showroom selesai mendengarkan jawaban Gracia.
"Yang Gracia suka dari Anin?" Putri kembali kepada Gracia, ia mulai mengarahkan ke hal yang membuat permainan ini muncul.
"Kreatif."
"Yang Shani sebelin dari Anin?"
"Jarang nge-chat aku," saking jarangnya ia bahkan lupa kapan terakhir ia atau Anin saling chat jika bukan di grup.
Gracia tertawa. Ia gugup ketika mendengar pertanyaan yang bukan ditujukan kepadanya itu, dan lebih gugup lagi ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Shani dengan nada amat datar. Jika Shani jarang di-chat Anin, maka ia versi sebaliknya,
"Ga pernah ngomong sih," gumam Gracia menjelaskan alasan di jawaban Shani. Bagaimana Shani dan Anin akan saling chattingan jika di dunia nyata dan tengah berdua mereka tidak pernah saling bicara.
"Satu member temen deket kamu yang paling slow respon?"
"Aku sendiri."
Shani dan Putri kompak tertawa mendengar jawaban jujur itu, "iya dia slow respon orangnya"," Shani menyetujui.
"Buat Shani ya, satu hal yang kamu pengen minta maaf ke Gracia?"
Shani menatap sebentar Gracia yang mencondongkan tubuh ke layar showroom sebelum akhirnya mundur kembali. Terlalu banyak hal yang muncul di kepalanya untuk jawaban atas pertanyaan itu, "Mmmm kadang bodo amat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Greshan being Greshan
Fiksi PenggemarCerita ini tentang pertemanan antara Shani Indira dan Shania Gracia. Dua orang yang gaya pertemanannya menjadi panutan banyak orang diluar sana. Apa hubungan paling tidak jelas di dunia ini? Pertemanan. Tidak dimulai dengan kata "jadian" seperti ora...