10

5.9K 369 18
                                    

Gracia dan Shani berjalan masuk kedalam basecamp. Di tagan mereka masing-masing terdapat bungkusan putih. Di tangan Shani bungkusan siomay, sementara di tangan Gracia bungkusan jus.

"Mau duduk di mana?" tanya Shani begitu mereka tiba di lantai bawah basecamp. Keadaan basecamp sangat ramai sore itu.

"Kamar aja," ucap Gracia. Shani menurut karena lengannya diamit oleh Gracia, mau tidak mau dia bergerak mengikuti Gracia.

Di dalam ruang kamar ternyata ada Azizi dan Feni, "Kalian lagi showroom?" tanya Gracia kepada dua orang itu karena melihat hape yang berada pada posisi lanskap di atas meja.

"Ada Ci Gre," Azizi memanggil Gracia sambil menggeser posisi hapenya agar Gracia yang berdiri di sampingnya masuk ke dalam frame.

"Hai," sapa Gracia kepada warga showroom Azizi.

"Guys aku mau jajan," ucap Feni.

"Yah tadi kita jajan, kita ga tau kalo ada kalian di sini, kalo tau nitip aja," jawab Gracia. Ia dan Shani tadi langsung keluar basecamp begitu selesai latihan.

"Ci Shani," sapa Azizi kepada Shani.

Shani bergerak ke samping Azizi dan Gracia, memunculkan diri di depan layar hape, "Hai, kita maskernya sama item," ucap Shani.

Azizi mengangkat hape dan mengarahkan kamera ke Shani yang berdiri, "Ada bidadari,"

Shani menggelengkan kepala, kepalanya teralihkan ke Feni yang duduk di sebelah Azizi, "Mpen showroom juga?" tanyanya.

Feni mengangguk, ia melambaikan tangan dan memanggil Shani agar pindah ke sampingnya. Sesuai permintaan, Shani pindah ke samping Feni dan muncul di showroom Feni.

"Ngelag Ci," ucap Feni.

"Kamu ga pake wifi?" tanya Shani. Matanya membaca komentar yang bergerak turun dengan cepat. Feni menggeleng.

Gaby membuka pintu ruangan kamar. Empat orang itu menoleh kompak, "Yuk," panggilnya kepada Azizi dan Feni. Tim J punya jadwal theater hari itu.

"Mau berangkat? Mau pergi sekarang?" tanya Azizi.

"Iya buruan," jawab Gaby.

"Tunggu, belum pamit-pamit," ucap Feni lalu buru-buru membacakan podium showroom karena mendengar Azizi yang langsung membacakan podium showroom.
-----
Sambil Feni membacakan podium showroom, Gracia juga memulai showroom. Ia mengarahkan kamera kepada Azizi dan Feni yang masih duduk di sampingnya

"Si dadakan kayak tahu bulat," Gracia membacakan salah satu komentar yang mucul, "emang," tanggapnya. Perhatiannya ia alihkan kembali ke Azizi, Feni dan Gaby.

"Yah Pak Supri pulang," rengek Azizi sambil mematikan telfonnya dengan Pak Supri.

"Yaudah ga usah ngambek ya, kan kita bersama," jawab Gaby menahan tawa melihat kelakuan Azizi.

Feni juga menatap ke Azizi, "Kenapa sih?" jawabnya menggelengkan kepala.

"Harus sama Pak Supri kah?" tanya Gracia sambil tertawa.

Azizi tertawa sambil menggelengkan kepala karena serangan kakak-kakaknya. Tingkah polos Azizi berlanjut, ia tiba-tiba keluar dari tempatnya duduk lewat bawah kolong meja. Padahal ia bisa menunggu Feni berdiri, atau meminta Gracia memajukan kursi agar ia bisa lewat.

"Azizi kamu kenapa?" Gracia mengarahkan kameranya ke bawah, menunjukkan bagaimana Azizi yang tiba-tiba lewat di bawah kolong meja.

"Azizi kenapa sih?" Gaby sudah tidak bisa menahan tawanya.

"Asadel. Santai. Santai," ucap Feny menatap Azizi yang malah tertawa. Tiga orang itu tidak bisa tidak tertawa melihat kelakuan Azizi.

"Yaudah ayuk," panggil Azizi. Mereka bertiga meninggalkan Gracia sendirian karena Shani mendadak hilang ntah kemana.
-----
Showroom Gracia adalah konten GreShan makan siomay. Dua orang itu sibuk makan siomay yang mereka tadi beli. Sesekali mereka membaca kolom komentar, menjadikan salah satu komentar sebagai bahan obrolan random mereka, seperti misalnya memakan siomay lewat atas atau lewat bawah.

"Ini jam berapa sih? Magrib ya?" tanya Shani.

"Jam lima," ucap Gracia memandang Shani yang duduk agak lebih maju daripada dirinya, "Jam lima itu magrib?" tanyanya.

Shani menggeleng, kepalanya menoleh ke belakang, "Jam enam,"

"Kalo jam lima apa?"

"Jam lima.." Shani berpikir sebentar, "sore,"

Gracia langsung tertawa. Tidak menyangka dengan jawaban yang ia dengar dari seorang Shani.

"Bener kan?" Shani ikut tertawa karena mendengar Gracia tertawa.

"Terus itu apa dong?"

"Ga tau deh."

Pembacaraan random mereka selanjutnya adalah masalah avatar showroom. Dimulai karena Shani yang melihat avatar akun showroom Gracia yang berubah.

"Aku kemarin beli, terus ternyata bisa gratis," ucap Shani selesai Gracia menjelaskan darimana ia mendapatkan avatar baru.

Gracia tertawa, hampir tersedak jus, "Tuh kan, udah ku bilang kalo Ci Shani itu kalo bisa yang berbayar kenapa harus gratis?"

Shani tertawa. Ia menertawai dirinya sendiri.

Greshan being GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang