WARNING!!!! 21+
Part ini mengandung unsur dewasa, jadi bagi yang belum cukup umur, sebaiknya mencari bacaan yang lain 🙏🏻_________________________________________________________
Malam semakin sunyi, 1 jam berlalu, Ara tidak bisa terlelap tidur saat mencoba memejamkan matanya. Sehingga Ia memutuskan berdiri di balkon dan memperhatikan bintang dilangit yang berkelap-kelip sangat indah. Ia ingin seperti bintang itu. Tidak sadar tangannya sudah terangkat dan bergerak seperti ingin mengambil dan menggapai salah satu bintang yang paling bersinar terang.
Namun kilau dari benda yang melingkari jari manisnya membawanya kembali pada kesadarannya. Benda itu merupakan salah satu bukti bahwa Ia kini sudah di ikat oleh seseorang untuk menjadi seorang istri. Ia kembali merenungkan jalan hidupnya yang begitu cepat berubah.
Dalam kurun waktu 2 minggu Ia berubah status dari seorang pembantu menjadi istri Majikannya. Itupun dikarenakan nafsu dan emosi. Ara mulai berpikir, akankah pernikahan yang dilandasi dengan emosi karena dikhianati bisa berlayar hingga tempat tujuan yang sering kita sebut kebahagiaan?
Ia tahu, bahwa Ia hanya dijadikan sebagai pelampiasan. Kekecewaan suaminya karena dikhianati kekasihnya, melahap habis nuraninya. Hingga tanpa pikir panjang, Albi mengambil keputusan seperti berjalan diatas danau yang tengah membeku. Ia tidak tahu bahwa ada beberapa titik, yang Ia pijaki tengah mengancam dirinya dan suatu saat bisa menenggelamkannya di dalam kebekuan.
Namun, Ia tetap ingin percaya dengan apapun yang sudah Tuhan takdirkan untuknya. Mereka sudah disatukan oleh Tuhan, bahkan mereka sudah bersumpah untuk saling mengasihi dalam keadaan apapun. Ia hanya berharap Albi menepati sumpah janji pernikahan mereka.
Ara menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya.
Kemudian dirasakannya sebuah tangan kekar mendekapnya dari belakang. Dia adalah Tuan yang juga kini menjadi suaminya.
Ia sedikit terkejut. Masih belum terbiasa.
"Mengapa kamu berdiri disini Ara? Apa kamu menungguku?." tanya Albi.
Ara tersenyum lalu menyentuh lembut lengan Albi yang melingkar diperutnya.
"Saya hanya merasa tidak sabar ingin segera bertemu dengan bunda dan adik-adik panti saya tuan. Saya sangat merindukan mereka. Makanya saya sampai tidak bisa tidur begini." jawab Ara yang memang sangat ingin bertemu dengan bunda dan adik-adik pantinya. Mereka memang tidak jadi ikut menghadiri upacara pernikahannya tadi, karena ada salah satu anak panti yang diadopsi dihari yang sama dengan pernikahannya. Sehingga Bunda tidak bisa meninggalkan panti sebelum Anak itu dijemput oleh orang tua angkatnya.
Akhirnya Albi memberikan waktu untuk bertemu dengan mereka semua besok sore di rumah ini.
"Apa jawabanmu itu mengartikan bahwa aku terlalu percaya diri? Seharusnya kamu sebagai istriku yang baik menjawab bahwa kamu menungguku dan tidak bisa tidur tanpa di peluk olehku." protes Albi dengan diselingi candaan, agar hubungan mereka sedikit lebih cair.
"M-Maaf.. ." Ucap Ara lirih dan mulai gugup, takut Ia salah menjawab dan memancing kemarahan Albi. Ara sungguh takut dengan kemarahan seorang Albi. Saat marah Albi terlihat menyeramkan dan kejam.
"Apa kamu lelah, Ara ?" tanya Albi sembari menghirup wanginya leher jenjang istrinya.
Ara mengangguk. Ia memang sedang kelelahan. Seharian Ia mengikuti acara. Dari pagi hari dirias, lalu jam 10 pagi acara pemberkatan, lalu sore harinya dilakukan resepsi, dan jam 8 malam diadakan after party dimana rekan-rekan Albi mengubahnya menjadi seperti klub malam.
"Ya, saya sangat lelah Tuan." jawab Ara dengan lirih.
Albi mengeratkan pelukannya, lalu berbisik "Tapi aku menginginkanmu saat ini juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella
RomanceWARNING!!!!!!!! 21+ area!!!! Karena mengandung adegan ranjang, kekerasan dan kata-kata vulgar. Arabella (19 thn), Gadis desa yang mempunyai paras jelita, Hidup sebatangkara tanpa orang tua tanpa keluarga, dia besar dipanti asuhan lalu setelah lulus...