CHAPTER 12

3.1K 166 20
                                    

Acara pemberkatan pernikahan keduanya telah usai dilaksanakan 2 jam yang lalu, tepat pukul 10 pagi. Saat Albi mengucap sumpah janji pernikahan, Ara menangis. Apakah Albi akan menepati sumpahnya itu?

Seusai upacara pernikahan, Ia duduk bersama kakek dan Ayah Albi yang datang bersama istri dan anak perempuannya. Sedangkan Albi pamit sebentar untuk berbincang dengan sahabat-sahabatnya yang juga turut hadir. Albi hanya mengundang keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semua orang bungkam dengan apa yang terjadi dengan Albi dan Shely. Jadi, acara tersebut terlihat lebih hening. Tidak ada senyum lebar saling bergurau antar keluarga dan teman. Semua raut memperlihatkan kedataran. Tatapan mereka pada Ara pun begitu dingin.

Ara sampai tidak berani menatap pada tamu undangan yang hadir. Sejak memasuki ruangan dan berjalan diatas Altar, Ia hanya sanggup menunduk. Tangannya berkeringat dingin. Satu pemikiran yang berputar di otaknya adalah Dia tidak diterima dilingkup kehidupan Albi. Tentu saja itu disebabkan oleh perbedaan latar belakang mereka yang bagaikan langit dan bumi. Sebelum pagi tadi Ia di rias, Ia tidak sengaja mendengar bisik-bisik sang perias dengan rekannya, bahwa gagalnya rencana pernikahan Albi dengan Shely adalah karena ulah Ara. Sengaja menjebak tuannya seolah-olah Ia tengah diperkosa. Sang perias juga menyebutkan bahwa Ia mendapatkan informasi itu dari orang dalam dan dapat dipercaya.

Sungguh Ara tidak pernah ada keinginan diperkosa oleh majikannya tersebut. Bahkan Ara sangat menyesali keputusannya untuk nekat keluar dari panti asuhan. Ara ingin pergi jauh, hidup sederhana dan penuh kedamaian. Namun, Tuhan memiliki takdir lain untuknya. Ia hanya berani berharap agar Ia tetap kuat dengan apapun yang terjadi nanti.

"Ara, kenapa makananmu tidak kau makan? Apakah kau tidak suka dengan menunya?." tanya kakek yang sedari tadi mengamati Ara yang hanya mengaduk-aduk makanannya.

Ara tergagap. "em.. Saya suka tuan, hanya saja saya sudah kekenyangan karena tadi terlalu banyak menyantap kue. Kuenya sangat lezat."

"Banyaklah makan, naikkan berat badanmu. Kamu harus kuat disamping cucuku." ucap kakek dengan senyum lembut ke arahnya.

Ara menghela nafas pelan. Tentu saja Ia harus kuat, melihat bagaimana liarnya Albi saat menyentuhnya.

"Jadi dia gadis pilihan Albi ? Sepertinya berbeda jauh dengan karakter Shely yang tangguh. Kenapa Albi bisa memilih karakter lemah seperti dia." sindir Hani, ibu tiri Albi.

"Mam, please.. jangan memulai sebuah keributan. Ini acara bahagia kak Albi." tegur Shena, Saudari tiri Albi.

"Aku hanya masih menyayangkan putusnya hubungan Albi dan Shely. Shely yang sudah bersusah payah untuk memperbaiki hubungan Papa dan Albi selama ini." bela Hani.

Ara yang mendengar sindiran Hani hanya mampu menunduk, Ia merasa semakin kerdil. Kenapa sakit sekali di banding-bandingkan dengan mantan kekasih suaminya itu.

***

Seluruh rangkaian acara pesta pernikahan telah usai. Jam sudah menunjuk angka 10 malam. Tubuh Ara sangat lelah. Ia baru di izinkan Albi untuk kembali ke kamar, sedangkan Albi masih asyik bersama teman-temannya. Pesta pernikahan yang anggun seketika berubah seperti kelab malam saat jam sudah melewati angka 10 malam.

Ara melepas gaun malamnya, lalu membersihkan make up di wajahnya. Setelah dirasa cukup bersih, Ara menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Berendam dengan Air hangat untuk merilekskan tubuhnya. Hingga tidak sadar dirinya tertidur di dalam bathtub.

Sedangkan Albi masih mengobrol dengan teman-temannya. Mereka membahas segalanya kecuali tentang Shely. Bahkan, Reyhan kakak Shely hanya terdiam sedari awal datang.

Saat memeriksa jam di pergelangan tangannya, jam sudah menunjuk angka 11 malam, Albi bangkit dan berpamitan dengan teman-temannya, mempersilahkan teman-temannya untuk melanjutkan kesenangannya.

Albi memasuki kamarnya yang sudah dihias menjadi kamar pengantin. Namun, Ia tidak menemukan Ara disana. Ia mengedarkan matanya dan melihat lampu kamar mandi menyala. Ia memeriksanya dan benar saja, istrinya tertidur saat berendam. Albi menghela nafas dan tersenyum lembut.

Albi menghampiri dan duduk di pinggir bathtub lalu tangannya menyentuh lembut wajah wanita yang kini menjadi istrinya.

Setelah berpuas diri mengamati wajah istrinya, Albi meloloskan pakaiannya. kemudian berjalan menuju bilik shower. Sambil menumpukan tangannya pada dinding kaca, dan air membasahi tubuhnya, Albi merenungkan tentang obrolan teman-temannya yang tidak sengaja Ia dengar. Sebuah fakta yang selama ini disembunyikan darinya, bahwa Shely selama ini sudah mengkhianatinya hampir 1 tahun lamanya.

Dadanya sakit sekali, Ia masih begitu mencintai Shely. Mengingat bagaimana Shely selalu ada untuknya saat Ia mengalami masa-masa depresi. Shely juga yang berusaha membuat hubungan dirinya dengan Ayahnya membaik.

"BRENGSEK KALIAN !!!." Teriak Albi murka. Hingga tanpa sadar Albi telah membangunkan Ara.

Ara terkejut melihat pemandangan di depannya, Tubuh belakang Albi yang polos tanpa pakaian sama sekali.

Ara dengan perlahan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Ia segera menyambar bathrobe dan keluar dari kamar mandi. Wajahnya sudah bersemu merah menahan malu. Padahal Albi sudah resmi menjadi suaminya, tapi Ia masih merasa malu saat melihat tubuh polos Albi.

TBC !

Hai pembaca Arabella.. Maaf sebelumnya karena jedanya lama sekali hingga sampai 1 tahun lamanya..
Sebenarnya aku tidak ingin melanjutkan cerita Arabella ini lagi karena aku merasa banyak sekali kekurangannya. Namun, akhir-akhir ini aku berfikir untuk menamatkan cerita ini apapun yang terjadi.. entah di sukai maupun tidak.. aku akan menamatkan cerita ini.. Dan aku ucapkan banyak terima kasih bagi yang masih menantikan cerita Arabella ini..

Aku ingin memperingatkan lagi bahwa cerita ini banyak sekali adegan dewasanya (21+) dan vulgar. Bagi yang di bawah umur tolong jangan mendekat 🙏🏻

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang