19

415 50 23
                                    


Lia mengigit bibir bawahnya sambil menggedor pintu rumah seseorang, setelah hampir menunggu dua menit pintu terbuka dan nampaklah seseorang lelaki yang berpakaian kaos putih oblong dan celana pendek dengan raut wajah kesal.

"Tumben lo kerumah gue malem kaya gini?" Lucas melihat disekitar, "Bang Sehun sama Bang Jeff mana?"

"Ya gue mau main kerumah sepupu sendiri, salah?"

Lucas memicingkan matanya, "Gue curiga sebenarnya, tapi masuk dulu."

Setelah Lia masuk, Lucas melihat jam di dinding. Setengah delapan. Setau Lucas, Lia sangat jarang keluar rumah jam segini kecuali sama abang-abang nya.

"Tante, om sama adek lo kemana?"

"Keluar sebentar." Lucas kembali menatap Lia, "Lo keluar nih udah bilang sama abang-abang lo belom?"

"Udah, ih tenang aja. Lagian nih lo lihat sendiri, gue kesini dalam keadaan baik-baik aja. Gak ada lecet sedikitpun."

Lucas mengangguk setuju dan kembali menatap layar hp.

"Cas, lo tau gak gimana gue yang dulu? Kehidupan gue yang dulu, saat smp?"

"Gimana yak, jujuran nih. Gue baru tau kalo gue ada sepupu dari pihak mama dan untuk pertama kali saat di korea gue baru kenal sama lo. Jadi ya lo bisa nebak sendiri gimana alur selanjutnya."

"Dan, gue dari kecil gak tinggal di Jakarta. Pindah-pindah gitu deh, kadang pernah tinggal di Palembang, Thailand, Hongkong, dan terakhir di China. Ini aja the first gue tinggal di Jakarta."

Lia mengigit kuku jempolnya, bagaimana ia mencari siapa dirinya yang dulu jika Lucas saja tidak tau? Mau tanya sama bang Jaehyun juga percuma, endingnya pasti sama seperti bang Sehun. Tanya sama Mark? Lia tidak begitu dekat sama Mark, baru pertama kali kemarin dia berbicara sama Mark. Jaemin? Apa Jaemin bersedia dan menjawab semuanya?

"Lo kenapa deh tanya begituan? Ada yang ganggu pikiran lo? Coba cerita sedikit sama gue."

"Gak ah males, entar lo cepuin ke bang Sehun atau gak bang Jaehyun nanti."

"Idih idih. Oh ya, ada gak yang gangguin lo lagi?"

"Nggak, adanya orang-orang makin sinisin gue saat gue jalan berdua sama Jaemin. Gue mau tanya deh." Lia duduk menghadap Lucas yang saat ini sedang menatapnya, "Seterkenal-nya ya Jaemin di sekolah? Gue heran aja."

Lucas tertawa, "Gak terkenal juga sih, tapi Jaemin tuh selalu nolak ada cewek yang deket sama dia, selalu jaga jarak sama cewek dan selalu aja ngelamun. Katanya dia masih suka sama cewek di masa lalu dan gak bisa buka hati untuk cewek yang lain. Ah kalo gue jadi Jaemin mah udah gue lupain kali cewek di masa lalu dan fokus ke cewek yang suka sama gue sekarang."

Lia mendengus, "Lo mah gak setia berarti." Lia berdiri, "Gue malem ini tidur di rumah lo dulu ya."

Lucas juga ikut berdiri, "Gue makin curiga anjir sama lo. Duh Li, abang-abang lo tuh nakutin sumpah. Lo udah bilang belom sama bokap nyokap dan abang-abang lo??"

"Sudah astaga, sudahhh. Gue tidur dimana nih?"

"Tau kamar gue kan? Itu tepat disamping kamar gue, itu khusus untuk tamu."

Lia mengangguk, "Gue tidur duluan ya, oh ya pagi nanti anterin gue pulang dulu ya kerumah. Mau ambil baju sekolah dan kalau nyokap bokap lo pulang, panggil gue. Kalau gue gak nyaut berarti gue udah tidur hehe. Thank you Lucass."

Sambil melihat Lia berlari menuju kamar lantai dua, Lucas menghela napas. "Kenapa bisa gue punya sepupu kayak dia."

Merasakan ponselnya bergetar dan menampilkan nama 'Bro Sehun' membuat Lucas segera mengangkat nya. Setelah berbicara dan menutup telpon, Lucas menghela napas kesal.

Na Jaemin || For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang