08

784 103 5
                                    

Jaemin duduk di pinggir lapangan sambil mengatur napas yang tidak beraturan, matanya bergerak kesana-kemari melihat pergerakan lincah kak Jungwoo dan Lucas.

Jaemin akui Lucas semakin hari, semakin menguasai teknik gerakan yang diajarkan pelatih bahkan Lucas berhasil mengalahkan Jungwoo saat bertanding satu lawan satu.

Matanya tidak sengaja melihat Mark sedang melambaikan tangan lalu berlari kearahnya.

Sama seperti dirinya, Mark duduk disebelah Jaemin sambil mengatur napas.

"Tumben lo mau ikut pertandingan ditahun ini, biasanya tolak terus." ujar Mark.

Jaemin tidak menjawab, melainkan mengikat tali sepatu terlebih dahulu.

"Mau ikut aja, sudah lama juga nggak ikut pertandingan."

Mark mengangguk pelan, "Nggak ada alasan lain?"

Jaemin melirik sekilas lalu memeluk lututnya, "Tanpa gue jawab, lo tau jawabannya."

"Seriously. Pertama kali lihat dia, gue kaget banget sumpah. Gue kira, dia nggak selamat."

Jaemin mengangguk setuju, "Sependapat, tapi setelah lihat dia didepan gue sendiri, gue rasa kita yang keliru. Polisi bilang, dibelakang mobil itu ada satu mobil yang mengikuti dan gue rasa, itu abangnya."

"Saat kita mau besuk mayatnya aja, nggak dibolehin. Dan dari situ, gue penasaran."

"Dan, sekarang akhirnya terjawab." sambung Mark

Jaemin mengangguk setuju, "Selama satu tahun ini, lo tau betapa gilanya gue mikirin dia."

"Satu tahun yang lalu, lo bukan Jaemin yang gue kenal. Lo jarang ketawa, jarang ngobrol sama orang, jarang makan, sering ngelamun. Sering banget gue nasehati, tapi lo nggak pernah dengar. Dulu ada niat, gue pengen nonjok muka lo." Mark terkekeh pelan.

"Lindungi dia, jangan paksa dia buat ingat masa lalu tentang lo sama dia." lanjut Mark lalu menepuk pundak Jaemin.

"Pastinya itu."

"Sepupunya nggak tau tentang ini?" tanya Mark penasaran.

Jaemin menggeleng, "Gue nggak tau." Jaemin menatap punggung Lucas yang masih berlatih.

Merasa ada yang menatapnya, Lucas berhenti dan berbalik melihat Jaemin menatapnya.

"Hei, lo berdua kenapa berhenti?" teriak Lucas sambil berkacak pinggang.

Jaemin dan Mark kompak mendengus.

"Lo bukan ketua disini ya." Sahut Jaemin, ia berdiri lalu berlari mendekati Lucas. Sedangkan Mark masih beristirahat.

Jaemin merebut bola yang dipegang Lucas lalu melemparkannya ke arah ring.

Berhasil! Jaemin tersenyum puas, usaha latihannya selama ini tidak sia-sia.

"Good job, Jaemin!" teriak Jungwoo senang.

Tiba-tiba Lucas merangkul pundaknya, seraya menepuk lengannya.

"Gue nggak tau alasan apa lo mau ikut pertandingan ditahun ini, tapi gue senang akhirnya lo bisa bahagia. Gue nggak pernah lihat lo sebahagia ini, biasanya lo selalu jutek dan irit banget bicara."

Jaemin hanya tersenyum simpul lalu melepaskan, "Jangan rangkul gue, nanti Stella cemburu."

Lucas menatap Jaemin shock, "Jahat banget kamu, mas. Aku nggak suka ya!"

Semua orang tertawa melihat Jaemin dan Lucas, pemandangan hal seperti ini biasa bagi mereka. Jika dilanjutkan makin berbahaya, maka Jungwoo akan turun tangan menghentikan aksi bercandaan dan kembali fokus latihan.

Na Jaemin || For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang