04

1.1K 140 7
                                    

Selama menuju taman, Jaemin berbicara banyak hal. Mulai dari ekstrakurikuler disekolah ini, makanan favorit murid disini, dan yang lebih random membicarakan tentang dirinya.

"Lo tau nggak? Sebenarnya orang yang berdiri di samping lo ini orangnya terkenal lho. Dan lo orang beruntung bisa gue ajak ngobrol." Ujar Jaemin tersenyum bangga.

"Dih, pede banget lho." Lia mendengus namun tertawa pelan melihat kelakuan Jaemin, "Lo tuh ya sama aja kek Lucas."

"Sama apaan nih? Yang jelas beda wajah, beda nama, beda.."

"Ish, gue tau itu. Maksudnya kalian tuh sama, pede banget!"

Menurut Lia ini tidak lucu, tapi Jaemin tetap tertawa. Bahkan tawanya menghiasi lorong ini.

Lia memukul pundak Jaemin pelan, "Pelan dikit ketawanya."

Seakan teringat sesuatu, Lia memegang lengan Jaemin membuat Jaemin berhenti berjalan begitu juga dengan dirinya.

"Apa?" tanya Jaemin pelan.

"Lo tadi, kenapa kasih gue roti sama susu?"

"Ah, gue ketahuan bohong ya." Jaemin menggaruk tengkuk yang Lia yakini tidak gatal. "Lo pasti laper dan nggak tau jalan menuju kantin bukan? Yaudah gue inisiatif beliin itu untuk lo."

"Bener sih." guman Lia. "Terus, kenapa harus pakai nama Lucas? Kenapa nggak jujur aja?" tanya Lia, lagi.

"Lo nggak dengar apa yang dibilang anak kelas tadi?" tanya Jaemin.

Ah itu, Lia melupakan hal tersebut. Bisa-bisa satu sekolah gempar.

Setibanya mereka ditaman sekolah, Lia menatap takjub. Ditaman ini, banyak sekali macam-macam bunga. Mata Lia menangkap sesuatu yang membuat Lia berlari pelan lalu jongkok menatap bunga tulip.

Ada perasaan bahagia didalam hati Lia ketika menatap bunga ini.

"Gue suka banget sama bunga tulip." ujar Lia pelan, "Kalau lo Jaemin?"

"Na Jaemin."

Lia berdiri dan menatap Jaemin heran, sedangkan Jaemin masih menatap bunga tulip.

"Nama gue, Na Jaemin."

"Nana!"

Jaemin otomatis menoleh dan menatap Lia dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue panggil, Nana boleh?" tanya Lia pelan.

"Boleh aja sih, tapi kenapa harus Nana?"

Lia mengangkat kedua bahunya, "Nggak tau, tiba-tiba aja panggil Nana."

Lia kembali menatap beberapa bunga tulip, "Lo nggak jawab pertanyaan gue tadi, lo suka bunga apa, Na?"

"Melambangkan sebuah cinta yang sangat dalam. Bunga tulip merah merupakan simbol kasih yang sempurna untuk seseorang kepada pasangannya." Ujar Jaemin sambil menoleh ke arah Lia. Jaemin tersenyum lembut sedangkan Lia menatap Jaemin bingung.

"Ayo kita pergi dari sini, sepertinya mereka sudah selesai rapat." Ujar Jaemin membuat Lia mengangguk.

Sambil mereka berjalan menuju ruang basket, Lia diam sambil memikirkan kata-kata Jaemin.

"Oh ya, yang tadi lupain aja dan jangan dipikirkan terus."

Lia langsung menoleh, "Kok lo tau sih yang gue pikirin?!"

"Padahal gue tadi asal ngomong aja lho." Jaemin tertawa pelan, membuat Lia merenggut.

Sesampainya mereka diruang basket, Lia tidak menemukan keberadaan Lucas.

Na Jaemin || For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang