16

567 60 7
                                    

Pelajaran Penjaskes sangat digemari oleh semua orang termasuk Lia, apalagi gurunya sedang ada urusan mendadak. Nikmat apalagi yang engkau dustakan?

Tapi Lia menyesali satu hal, ia lupa membawa baju dan celana olahraga jadinya ia hanya duduk dipinggir lapangan dan melihat teman sekelasnya bermain basket.

Lia menghela napas dan mendengarkan lagu melalui headset, balik kekelas Lia takut.

Mata Lia selalu mengikuti pergerakan Jaemin kemanapun lelaki itu melangkah, terbesit dua pertanyaan dihati Lia.

'Apakah aku menyukai Jaemin?'

Sepertinya sangat jelas kalau dirinya menyukai Jaemin.

'Apakah aku mencintai Jaemin?'

Lia ragu untuk menjawab.

"Lia?"

Lia menoleh dan melihat Mark yang sudah berdiri didekatnya, Lia menepuk kursi disebelahnya dan Mark duduk sambil memegang botol aqua.

"Kenapa lo nggak ikut main?" tanya Mark sambil menunjuk segerombolan perempuan bermain basket bersama para cowok, termasuk Jaemin.

"Lupa bawa baju olahraga." jawab Lia. "Dan, kenapa lo ada disini? Bukannya pelajaran sedang berlangsung?" tanya Lia.

"Gurunya nggak masuk dan tadi mampir dulu kekantin, beli aqua nih " ujar Mark sambil mengangkat botol aqua yang ia genggam.

Lia mengangguk, matanya tidak sengaja melihat Freya yang hanya duduk dipinggir lapangan, sama seperti dirinya.

Setelah kejadian kantin beberapa minggu yang lalu, Freya berubah menjadi pendiam. Ia tidak banyak tingkah seperti sebelumnya. Walaupun Freya menjabat sebagai sekretaris yang notabene nya selalu bicara tetapi ia hanya diam dan bicara seperlunya.

Lia harus menyuruh Jaemin untuk meminta maaf kepada Freya.

"Lo masih ingat gak, gue siapa?"

Lia langsung menoleh dan menatap Mark heran, "Ya, elo Mark kan?"

"Benar juga sih." ujar Mark sambil mengusap tengkuknya dan menyengir.

Lia menggeleng pelan, aneh.

Tetapi, Lia baru menyadari. Pertanyaan itu, pertanyaan yang ingin Lia tanyakan.

"Mark, lo ingat gak gue siapa?"

"Tunggu, kenapa kita seperti ini." ujar Mark tertawa pelan, sungguh ini tidak ada yang lucu.

"Ih, jangan ketawa dulu." Lia menepuk pelan tangan Mark, "Gue serius nih."

"Gue juga serius, Li."

"Jujur aja nih." Lia menyerongkan badannya menghadap Mark dan sedikit mendongak, "Kenapa awal gue masuk disini, muka lo familiar banget." ujar Lia pelan.

Mark diam sambil memperhatikan Lia, begitu juga sebaliknya.

Melihat Mark yang masih diam, Lia melanjutkan bicaranya. "Dan saat gue berusaha untuk ingat, tiba-tiba kepala gue sakit. Sama seperti Jaemin. Ketikan gue berusaha mengingat tentang elo dan Jaemin, kepala gue sakit. Gue nggak tau ini benar atau nggak, kita dulu pernah berteman ya? Dan kalau boleh tau, bisa ceritain?"

"Didunia ini ada hal yang nggak perlu lo ketahui Li, termasuk pertanyaan lo ini." Mark berdeham, "Gue cuma kasih tau satu hal, benar kita dulu berteman. Selebihnya, lo pasti tau sendiri kok." Mark tersenyum lalu mengacak rambut Lia pelan sehingga Lia berontak dan menjauhkan tangan Mark dari rambutnya.

Mark menoleh, ia membulatkan mata dan segera menarik Lia kepelukannya, Lia terkejut dan berusaha untuk melepas tetapi Mark menahan.

"Bola basket tadi hampir mau menghantam lo." Mark melepaskan pelukan lalu menunjuk bola basket yang sudah tergeletak diantara pot-pot bunga.

Na Jaemin || For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang