Gagasan tentang kabur dari kerajaan sepertinya bukan pilihan terbaik dalam hidup Jake Shim. Werewolf jenis Alpha tersebut tidak bisa berubah menjadi bentuk Werewolfnya dikarenakan energi dalam tubuh yang sudah menipis dan nyaris membunuhnya.
Jake terus mengerang frustasi saat kakinya mulai mati rasa, tak sanggup lagi diajak berlari. Tangannya mengibas tak berhenti, menolak cahaya matahari yang membakar wajah penuh luka. Cairan hangat mengalir lambat dari salah satu lubang hidungnya.
Tak terhitung berapa lama Jake tak melihat terik salah satu bintang terbesar di semesta, menerpa wajah pucat pasi yang terbiasa dikurung lama dalam penjara. Keindahan kerajaan, para penduduk berpakaian mewah yang berlalu lalang tak mengurangi kecepatan larinya yang terengah.
"Berhenti!"
Salah satu dari pasukan berkuda di belakangnya berseru dengan lantang. Tombak panjang diacungkan. Derap kaki kuda yang berjumlah belasan tak mematahkan semangat Jake untuk terus berjuang, mempertahankan hidupnya kabur dari sana. Ia tidak mau mati konyol karena kelaparan seperti teman-teman yang tertinggal.
Mereka sudah gugur. Jake tidak boleh bernasib sama.
"Berhenti kubilang dasar mahluk iblis sialan!"
Jake tidak menoleh ke belakang sedikit pun ketika tombak dilayangkan, menancap pada tanah kering yang dipijak. Beruntung refleksnya masih bisa dikerahkan, ia melompat sebisanya dengan kedua kaki dan tangan, melengkungkan tubuh seperti seekor anjing yang siap dibawa ke tukang jagal dan disantap untuk menu makan malam.
"Argh!"
Raungan kesakitan para prajurit di belakangnya masih tidak ia pedulikan. Ia tidak tahu apa yang menimpa mereka tetapi Jake hanya mendengar hening setelahnya. Perlahan ia tolehkan kepalanya menatap para prajurit berkuda yang ia pikir masih mengejar.
"What?" gumamnya keheranan.
Yang nampak di dalam pengelihatan kini hanya puluhan prajurit kerajaan dengan jubah merah dan jazirah mereka tumbang. Kuda-kuda berlarian tak tentu arah, memancing pekikan dan jeritan dari beberapa penduduk yang masih berlalu lalang.
Jake tak peduli, laju larinya dikencangkan kembali. Pertanda buruk. Puluhan prajurit terlatih yang biasanya menyiksanya, seluruhnya tumbang tanpa jejak yang bisa diungkap mata. Siapapun pelakunya, orang itu lebih berbahaya dari dua puluh prajurit kerajaan yang mengancam nyawanya.
"Jake Shim! Berhenti!"
Jake tidak kenal suara itu. Suara yang terdengar feminim, tidak dalam, tidak serak seperti suaranya, ketika berteriak melengking. Tak mau tahu lagi, bola mata sewarna tanah basah itu bergulir ke kanan dan kiri. Ekspresi panik dan kesakitan mendominasi raut ketakutannya.
Dalam larinya yang terseok-seok, pandangan kabur Jake menangkap sebuah sumur dengan atap dan rangka besi yang mengelilingi mulut sumur tersebut. Ada energi kuat yang menariknya kesana dan Jake terlena, terseret dengan larinya yang kemudian semakin cepat melaju kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lugia ✦ Jaywon
FanfictionA JAYWON STORY ft. JAKE SIM Jake yang sudah sekarat, berhasil melarikan diri dari kejaran prajurit kerajaan yang dulunya bernama Dinasti Matahari. Ia dikejar oleh seorang penyihir yang membawa keduanya terjebak di dalam kota bernama Lugia. warning...