22. Postponement

961 152 12
                                    

WARNING: mature content.

UNTUK sementara waktu, Jungwon akan tinggal di kediaman profesor Jay Park dan Jake akan tinggal bersama dengan Sunghoon. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi keduanya. Baik Jay dan Sunghoon tidak akan begitu saja menyerahkan Jungwon dan Jake pada para petinggi kota Lugia. 

Keputusan Jay untuk menikahi Jungwon secepat mungkin adalah satu-satunya cara agar Jungwon dan Jake tidak dieksekusi.

Di dalam kamar Jay, ia sedang duduk dalam pangkuan sang professor, menghadap pada wajah Jay dengan kening mereka yang bersentuhan. Usapan-usapan tangan kekar Jay mengelus bibir, pipi dan turun ke leher jenjang sang penyihir.

"Jay, apa orang-orang disini akan setuju dengan pernikahan yang kau ajukan?" tanya Jungwon kala merasakan tangan Jay mulai membuka kancing baju sang penyihir.

Wajahnya ditarik sehingga terbentang jarak sedikit antaranya dan Jungwon. Jay menatap Jungwon dengan raut mengernyit. "Kau mau mati di kota ini?"

"Ya!" Refleks karena sifat asli Jay memang seperti itu saat mereka pertama bertemu, Jungwon memukul dada sang professor dan berteriak di depan wajahnya. "Bukan itu maksudku!"

"Kalau begitu tidak usah berpikir macam-macam tentang masa depan. Kau hanya perlu lakukan apa yang kusuruh kalau masih ingin tetap hidup." Tangan nakal Jay kembali ke kancing Jungwon untuk melepaskan beberapa bagian yang tersisa.

"Kau mau apa Jay Park?" heran Jungwon sambil menghela nafas panjang, hampir lupa jika semua menusia di Lugia ini tak ada bedanya dengan kantong hormon berjalan.

"Bercinta." Jay mendorong tubuh Jungwon pelan sehingga yang lebih muda kini berbaring di bawah kukungannya.

Jungwon sudah memasrahkan semuanya pada keadaan. Ia membiasakan diri sedikit demi sedikit dengan cara Jay menyampaikan kasih sayang dan mencoba mendekatkan diri padanya. Melihat bukti bagaimana Jay menyelamatkan Jungwon dan bahkan akan menikahinya, itu cukup untuk meyakinkan sang penyihir bahwa Jay bersungguh-sungguh dengan niatnya itu.

"Mmmhh ..." Lenguhan mulai mengalun dari mulut Jungwon saat tangan Jay mulai mengusap area selangkangannya.

Ia tidak ingat kapan Jay melucuti celananya. Yang Jungwon tau, sekarang ini ia sudah telanjang bulat sepenuhnya, hanya menyisakan kemeja atasan yang bahkan tidak berguna untuk menutupi tubuh dan kulit putih mulusnya.

Jay menyusul. Ia melepaskan pakaian atasnya dengan cepat. Lalu menyerang bibir Jungwon untuk ia sesap. Ciuman dan suara mulut yang beradu memenuhi kamar. Juga lenguhan Jungwon yang hampir berteriak saat Jay mulai mengaduk-aduk bagian bawahnya menggunakan jemari panjang dan besar sang professor.

"I love you. Aku tidak bisa kehilanganmu Yang Jungwon. Kau benar-benar membuatku gila. Aku tidak sabar ingin menikahimu." Itu yang diucapkan Jay seraya dirinya melucuti celananya sendiri dan membebaskan tubuh telanjang itu dari balutan pakaian serat karbon.

Jungwon tersipu akan perkataan itu. Jay meminta izin dengan sangat lembut kali ini. Tidak seperti yang sudah lalu. Ia menyukainya. Dengan kedua tangan yang mengalung di leher sang professor, Jungwon menyukai bagaimana Jay menyatukan tubuh mereka berdua.

"Ahhh! Jay ... mmmh," desah Jungwon saat beberapa kali Jay bergerak memberikan hentakan yang menyenangkan.

"Hmmm ... kau suka, manis?" Jay menyibakkan rambut lepek Jungwon agar bisa mencium dahi dan melumat bibir tipis penyihir itu.

Jungwon tersenyum saat Jay mencium bibirnya, menggigit bibir bawah lalu melepaskannya untuk mengecup dan menjilati leher jenjang Jungwon.

"Ahh! Pelan!" pinta Jungwon saat merasa Jay menghentak terlalu cepat dan dalam.

Lugia ✦ JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang