21. Dreaming

1K 172 30
                                    

[!] slight of mature content


SELAMA Jungwon mengobati Jay dengan penempa jiwa, tidak seperti saat dirinya mengobati Niki, kali ini rasanya sangat ringan. Jungwon seolah tidak mengeluarkan energi sihirnya sama sekali karena energi miliknya akan dengan cepat tergantikan dengan energi Jay yang jauh lebih murni. Rasanya seperti menghirup udara di pagi hari di kerajaan Matahari.

Hal aneh terjadi saat luka Jay mulai menutup, prosesnya juga lebih cepat daripada saat Jungwon mengobati Niki. Padahal luka Jay bisa dibilang jauh lebih parah daripada milik asisten magang dari professor tersebut. Selain itu, yang paling membuat Jungwon harus bertahan dan tidak termakan emosinya sendiri adalah mimpi Jay yang bisa dilihatnya.

Jungwon tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Semua hal baru yang ia alami saat ini, semuanya karena Jay. Dalam mimpi Jay yang bisa dilihat Jungwon seolah melihat kaset film yang diputar itu, sang penyihir bisa melihat bahwa mimpi tersebut merupakan bagian dari masa lalu. Masa lalu yang mungkin sampai saat ini masih membekas bagi Jay.

Mungkin Renjun memang sangat berarti bagi professor itu. Sampai-sampai ia hadir ke dalam mimpi orang yang Jungwon cintai.

"Kau yakin akan melaksanakan misi itu meski Soobin berubah pikiran? Planet itu begitu misterius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin akan melaksanakan misi itu meski Soobin berubah pikiran? Planet itu begitu misterius. Kita masih tidak tau apa saja yang ada disana." Jay yang masih bertelanjang dada dengan bagian bawah tertutup selimut, memeluk dari belakang Renjun yang hanya mengenakan sebuah kemeja melapisi tubuh telanjangnya.

Mereka saat itu ada di atas kasur Jay; tempat dimana selama ini Jungwon dan Jay tidur bersama beberapa hari terakhir. Renjun terlihat fokus dengan layar televise dan Jay terus menciumi tengkuknya dari belakang.

"Kita sudah membicarakannya. Jangan buat aku marah Jay." Renjun dengan segala sifatnya yang ketus dan mudah marah, menjawab sedikit menyentak. "Aaakkhh! Jay!"

Namun tiba-tiba saja Jay membanting tubuh Renjun untuk ditindihnya, menampakkan tubuhnya dari belakang telanjang bulat, mengukung Renjun yang terpaksa mengangkang karena desakan pinggul sang dominan.

"Niki asisten yang jauh lebih baik daripada Lee Heeseung. Terima kasih." Jay mengecup bibir Renjun sekilas lalu mengangkat kepala kembali untuk memandangi kekasihnya dari bawah.

"Sudah kubilang kau harus memecatnya sejak lama. Tidak ada yang mau mendengarkanku. Kau tidak mau mendengarkanku. Soobin tidak mau mendengarkanku. Terus saja kalian seperti itu." Renjun menggembungkan pipinya dan memilih menolehkan kepala ke arah lain agar tak menatap Jay di atasnya.

"Aku membutuhkan ilmu pengetahuan yang dia miliki. Jika aku sudah dapat semua pasti dia akan dengan sendirinya memilih pergi." Jay membawa satu tangan untuk menyampirkan kaki Renjun ke bahunya, ia semakin maju dan memposisikan kejantanan untuk memasuki lubang kekasihnya.

Lugia ✦ JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang