02

249 59 22
                                    

Kiernan's POV~

Aku menyendiri sambil memegang ponselku di tempat duduk cafetaria, aku menunggu Katty yang tak kunjung datang, tidak biasanya ia seperti ini, mungkin ia bersama keriting itu.

Love birds

Aku melangkahkan kakiku dari cafetaria karena aku tak lapar sama sekali, aku berjalan menuju loker-ku untuk mengambil buku kamus untuk pelajaran selanjutnya.

Aku memasukan earphone ku ke lubang iphone dan mendengarkan lagu-lagu keras yang membuatku bersemangat, walaupun hanya sedikit bersemangat.

BRUK!

Ya, seorang menabrakku, dan aku malas untuk soal seperti ini, aku malas untuk membantunya atau mengalah.

"Did you blind?" Ucapku dingin dan siap untuk menghajarnya, aku melepaskan earphone ku dan

WOW!

Niall James Horan.

Blondybloodywhatthefucknialltheirishmanisfuckthefuckinfuckerscrashingme.

Mata birunya melebar setelah melihatku, ia bangkit dan segera berdiri.

"O-oh God, I'm sorry my fault, I have to go now." Ucapnya dan berlari dari pandanganku, the fuck?

Manusia tak jelas.

^^^^^

Niall's POV ~

Aku berjalan melewati lorong untuk menghampiri ke-empat temanku, Liam, Harry, Zayn, Louis.

Aku sedikit memainkan ponselku dengan terburu-buru.

BRUKK!!

Aku terjatuh.

Sial.

Aku menabrak perempuan berbadan kecil, the heck? Mengapa aku bisa terjatuh?

"Did you blind?" Ucapnya dingin, dan aku mulai merinding, god, bagaimana bisa aku merinding karena hal itu?

Okay,

Aku menabrak Kiernan seorang preman yang mempunyai tatapan dingin yang anak-anak paling benci.

"O-oh God, I'm sorry my fault, I have to go now." Dan aku segera berlari, sumpah demi apapun, tak ada yang lebih menakutkan dari kantung mata Kiernan yang lebih sedikit hitam dari biasanya orang-orang, tatapan tajam itu membuatku segera ingin berlari menghampiri teman-temanku, dan itu terjadi aku segera menghampiri teman-temanku.

Aku berlari menuju lorong yang sering teman-temanku gunakan untuk berkumpul, mereka melihatku penuh tanya.

"Where you was?" Liam bertanya kepadaku dengan ekspresi khasnya, ya kau sudah tau lah, mengerutkan alis dengan mulut yang tertutup rapat.

"Aku bertabrakan dengan.." Aku menggantungkan kata-kataku dn membiarkan diriku bernapas, karena nafasku yang tersengal-sengal.

"Who?" Liam yang penasaran menagih kata-kata yang tdi kugantung.

"Kiernan." Ucapku singkat, dan mereka semua menatap satu sama lain.

"Apa ada yang terluka?" Louis segera menempelkan telapak tangannya di dahiku.

"Aku tak apa." Ujarku menghempaskan tangan Louis yang tadi berada di dahiku.

"Apa kelas kalian setelah ini?" Liam bertanya lagi

"Chemistry." Louis sedikit menaikkan alisnya

"Music." Zayn yang beruntung, mendapat kelas musik kali ini.

"Algebra." Ucapku terakhir, dan itu adalah kelas yang paling kuhindari, dan paling kubenci, kuharap pelajaran itu dihilangkan.

"I got Language." Liam berucap. Yah tak terlalu buruk

"Kemana Harry?" Ujarku yang tak melihat makhluk keriting itu

"Pacar baru." Louis angkat bicara sambil menghembuskan nafas.

Aku yang melihatnyapun memutar mata.

^^^^^

Aku menjalankan kakiku keluar dari kelas laknat itu, dan sekarang kepalaku sedikit aneh, mungkin otakku sedang mencerna pelajaran tadi, sudahlah.

Aku merasa bersalah setelah tadi menabrak gadis menyeramkan itu, walaupun aku tidak sepenuhnya salah dan ia mungkin tidak merasa direpotkan oleh insiden tadi, tapi itu sangat awkward dan aku sangat malu mengingat kejadian itu. Jadi aku akan membicarakannya walaupun taruhannya fisik.

Aku munghampiri loker Kiernan tadi dan terlihat ia sedang menaruh buku. Aku berniat meminta maaf atas insiden tadi yang kuakui aku terlihat kurang ajar telah menabrak dan meninggalkannya seperti tadi.

Secara teknis aku membuatnya terlihat bodoh.

Aku berdiri di samping lokernya yang terbuka, jadi aku tertutup dan ia tak melihatku.

"Ehm.." Aku membatukkan suaraku agar ia tahu aku ada disini.

Ia nampak dari balik lokernya itu dan mengerutkan dahinya, dari sini aku sudah melihat aura hitam itu.

"What?" Ucapnya malas, mungkin ia malas membahas kejadian tadi yang sangat memalukan.

"Uh.. Aku sangat minta maaf atas kejadian tadi, uhm.. Aku tahu itu sangat awkward, so do you feeling like.. Kinda awkward thing like that? Just wanna fix them and make them better, yeah.." Aku mengusap-usap tengkukku ya, lebih baik

"No, I don't, that's fair." Ucapnya santai sambil membuka bukunya tanpa menatapku sekalipun.

"So? Can I have your number?" Oh tidak ini pertanyaan yang salah kau terlalu sering mengucapkan kata ini kepada gadis, Niall.

"Excuse me?" Ucapnya sedikit kaget dengat pernyataanku, apa selama ini tak ada yang meminta nomor telfonnya?

"Be friend?" Aku berusaha tidak membuat suasana ini canggung demi tuhan.

Ia tampak menautkan alisnya seperti menimbang nimbang, ia menutup bukunya dan menatapku, apa ini pertanda buruk?

Ia membalikkan telapak tangannya, aku memberikan ponselku dan ia menatapku curiga, tapi aku bersaha untuk tidak menanggapinya, jarinya mengetuk huruf-huruf di layar ponselku.

Ia selesai menulis dan ia mengembalikan ponselku. "Tak ada perlu lagi kan?" Ucapnya singkat padat jelas, aku hanya menganggukan kepala, sumpah ini seperti berhadapan dengan guru killer, lalu ia pergi setelah mengunci lokernya.

Aku mengecek nomornya

Kiernan

Mobile: Really?

Okay......?

—————
A/N

wutz gewd? - nicki minaj

Anjay...

Vote+comment oy

XOXO
Miley Cyrus yang telah terhina

Then and Now // n.h short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang