Katty's POV
Aku berlari dari kelas ke kelas lain untuk mencari Kiernan, dan aku lupa ia dikelas apa sekarang karena Harry mengajakku untuk menonton pertandingan basketnya bersama Niall, mungkin aku sudah sering menonton pertandingan seperti ini, tapi ini berbeda karena sekarang aku menonton untuk Harry, rencananya aku ingin mengajak Kiernan karena aku tak punya teman dekat selain Kiernan, sebenarnyapun ada tetapi aku tak terlalu dekat, dan aku nyaman untuk berteman dengan Kiernan karena ia tak banyak bicara seperti perempuan lainnya, yah walaupun ia sempat mengalami masa sulit yang sangat membuatnya frustasi, disitulah aku mengenalnya.
"Kiernan!" Teriakku saat aku melihatnya sedang mengambil sesuatu di loker, dan jika ingin tahu loker adalah tempat favoritnya, karena loker itu sepi dan ia tidak terusik oleh suasana yang lain, bagitu ia mengatakannya.
Aku mendekatinya dan aku melihatnya, ia seperti berbeda dan aku segera memutar otak untuk mengetahui apa yang berbeda darinya.
Dikuncir
Rambutnya dikuncir.
Sekali lagi
Rambut Kiernan dikuncir.
Rambut Kiernan dikuncir, dan itu berarti masih ada kesempatan untukku membuatnya seperti gadis normal, ya, keinginanku dari dulu adalah mengubah seorang Kiernan Shipka menjadi gadis normal yang tak ditakuti oleh siapapun, itu akan berdampak baik untukku yaitu tak dianggap aneh untuk berteman dengan seorang emo dan dampak untuknya adalah ia tak akan di takuti atau dijauhi oleh semua orang yang melihatnya.
"Kau menguncir rambutmu?" Aku yang terpanah ternyata ia bisa menguncir rambut, seketika ia menatapku dan langsung membuka kuncirannya dengan sedikit meringis, mungkin sakit.
"Kenapa kau lepas?!" Ucapku sambil mengambil ikat rambutnya dan ingin mengikatnya lagi, ia mengambil kuncirannya kembali dan melemparnya ke loker asal. Aku pun mengambil ikat rambut yang kupunya dari tas dan perlahan mengikatnya.
"Berhentilah memaksaku! Ini rambutku! Kau kira tidak sakit kau tarik rambutku seenaknya" ucapnya marah, tapi rambutnya lebih bagus dikuncir, karena rambutnya, maaf sangat berantakan dan jarang disisir, mungkin keramaspun 1 bulan sekali
"Mengapa tidak dari kemarin saja kau menguncir rambutmu?" Tanyaku, dia menarik nafas panjang
"Rambutku semakin panjang dan aku bingung harus bagaimana, padahal aku memakai shampoo hanya 1 bulan sekali." Look, kau bisa bayangkan seorang perempuan mencuci rambutnya hanya sebulan sekali, it's sucks. Sangat tidak realistis.
"Terserah kau" ucapku mengalah. "Dengar, maukah ikut denganku menonton pertandingan basket?" Lanjutku, dia menggeleng.
"Oh come on, ini hanya pertandingan basket, jadi kau harus menemaniku, mau kan?" Tanyaku lagi, dan dia masih menggeleng
"Kau teman satu-satuku, please" ucapku dengan puppy face meskipun ini tidak mempan, dan hasilnya, dia tetap menggelengkan kepalanya.
Dia memasuki kelas dan beruntung aku sekelas dengannya jadi nanti aku bisa tetap memaksanya, dan dia memilih tempat duduk kosong paling belakang, tepatnya pojokan, dan aku langsung duduk disebelahnya
"Kier, please!!"
"Kier!"
"Kier"
"KIERNAN!" Ucapku teriak sehingga membuat orang-orang sekitar terkejut, masih mending guru belum datang.
"What?" Ucapnya sewot dan langsung menatap sekitar.
"Ayolah! Kau harus mau" ucapku memaksa
KAMU SEDANG MEMBACA
Then and Now // n.h short story
Fiksi PenggemarEveryone has a story And she's trying to survive it Unconciously she change her life in every moment