11

242 39 21
                                    

Engga engga belom end, disini pov niall gw panjangin sepanjang batang liam disini 👍🏼

Kiernan's POV~

Kurasa jiwaku mulai terkumpul untuk bangun kembali, rasanya seperti ada yang menutupi wajahku, seperti kain tebal berwarna putih, aku memegang kain tebal itu dan menelmparnya kedepan.

Oh selimut.

Bagaimana bisa pikiranku tidak berfungsi dan menebak bahwa itu selimut, mungkin efek bangun tidur.

Baju berwarna hitam yang dihiasi pernak pernik mewah itu terpampang jelas di sebelah tepatnya tergantung di pegangan dari closet disebelah tempat tidurku.

Prom atau tidak?

Batinku menyerbu menyeruakkan kata-kata itu yang membuat otakku malas berfikir. Aku tidak ingin, tapi aku ingin. Aku tak ingin karena aku tak ada teman hanya Katty dan Niall, dan jika kedua orang itu tiba-tiba menghilang aku akan seperti orang bodoh yang kehilangan orang tuanya. Disatu sisi aku ingin karena untuk yang terakhir sebelum aku melewati senior year.

Toh siapa peduli jika mereka menghilang aku bisa pulang sendirian.

Oke... Aku ikut

Aku memutuskan untuk mencuci mukaku karena wajahku terlihat seperti humpty dumpty setelah bangun dari tempat tidurku.

"HI GOOD MORNING." Teriak seseorang dari pintu yang membuatku jantungan, dan orang itu adalah ibu.

Aku menghela nafas setelah mengetahui kelakuannya, ia terlihat membawa segelas susu yang masih penuh. Untukku?

"Untukmu." Seakan bisa membaca pikiranku, ia menaruh gelas itu dimeja kecil sebelah tempat tidurku.

Aku melihatnya dengan memberi tatapan apa-yang-kau-lakukan?

Seakan mengerti bahasa isyaratku ia menaikkan alisnya. "Mengintrogasimu, kau nanti akan prom, aku akan memberimu sejumlah nasehat." Ia sudah tahu hal itu, dan sepertinya ia akan memaksa aku ikut, karena ia tahu aku berpendirian yang tidak tetap.

"Aku tak butuh itu, aku sudah besar." Aku sedang berpura-pura tidak tahu apa isi otaknya

"Uh, ini prom pertamamu."

"No mom, not now." Ucapku memengarahkan telapak tanganku kearahnya menandakan 'tidak'

"Just a minute! Aku akan bekerja sebentar lagi." Ya ia sudah memakai handuk kimono yang sebentar lagi akan mandi pastinya. Pandanganku terfokus ke bentuk wajahnya mirip sekali dengan milikku, dan coba saja rambut blonde-nya tak ia cet menjadi brunette, pasti kami akan cocok menjadi anak dan ibu, seringkali mereka kaget mengetahui warna rambut kami jauh berbeda.

"Earth to Kiernan, hello?"

Pikiran kacau bangun tidurpun menghampiri dengan halus tanpa kuketahui, ya harusnya mereka harus permisi, tapi itu mustahil pikiran tidak bisa bicara mengetuk-ngetuk dahiku dan berkata 'selamat pagi Kiernan, boleh aku masuk ke pikiranmu?', tapi jika tidak seperti itu berarti tidak sopan, ah sudahlah.

"Apa."

Ia menghembuskan nafas. "Kau tidak akan membuat keributan disana kan?"

Then and Now // n.h short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang