07

223 48 6
                                    

Kiernan's POV~

Langkah kakiku saat berjalan di atas lantai rumah menggunakan boots yang sudah lama tidak kugunakan membuatku lebih risih dari biasanya, converseku yang sudah berwarna kecoklatan itu lebih nyaman dipakai daripada ini, sebut saja aku norak itu memang benar.

Sebenarnya aku tak memakai cardigan yang Katty anjurkan kemarin malam, aku menaruhnya di tas jika nanti ada hujan atau apalah, jadi aku biarkan tanganku bebas dengan kaus tanpa lengan ini, it's summer okay?

"What the... Kiernan?" Kudengar ibuku memanggilku. Dan ia pasti kaget akan hal yang berubah padaku. Semua perubahanku.

"Ee.. He.. He yeah?" Jangan awkward please, tadi itu sangat awkward, sangat.

"Oh my god.." Ucapnya menutup mulutnya, maksudnya ia bangga aku menjadi seperti ini?

"H- how..?" Lanjutnya

"Katty." Ucapku sesantai mungkin sambil mengambil sereal yang biasa kumakan.

"Really? God bless her, aku harus berterima kasih padanya untuk mengubahmu seperti ini." Ia berlebihan sungguh.

"Kau berlebihan bu, ini juga kemauanku." Aku menjelaskan singkat

"Oh benarkah? Okay aku akan memberikan tumpangan mobilku."

"I don't want to, aku high school bu.." Ucapku lalu mengambil satu suap sereal dan memakannya.

"Aku akan mengantarmu sampai halaman luar sekolahmu okay? Tak akan ada yang melihat."

Inilah ibuku, orang yang cerewet dan berbeda denganku, ia selalu menyempatkan diri berbicara denganku pagi hari sebelum bekerja, walaupun akupun sedang berada di mood yang tidak bagus, dan kadang aku tak menyahuti satupun dari apa yang ia katakan, sampai ia marah dan melanjutkan kata-katanya lagi.

^At car^

"Bagaimana perasaanmu menjadi seorang perempuan hari ini." Ucapnya mengawali pembicaraan sambil mangemudi

"Aku terlahir seorang perempuan, apa maksud ibu?" Ujarku yang memikir bahwa yang tadi ia katakan adalah sindiran.

"Oh come on Kiernan, dari beberapa tahun belakangan kau selalu bersikap seperti laki-laki." Ucapnya, sudahlah aku malas membahas ini.

"Dan aku sangat bangga kau dapat melawan dirimu sendiri dan menjadi gadis normal." Aku memutar mata, ia menyebalkan

"Kau juga harus dapat menjaga ini, aku tak mau ini bertahan sementara." Ia terus melanjutkan kata-katanya.

"Karena jika tidak, kau tak akan mendapatkan pacar." Jangan omongkan tentang pacar..

"Apa kau sudah mempunyai pacar?"

"Come on let me know." Aku memutar mata dan menghiraukannya.

"Is it boy? Or a girl." Dan itu pertanyaan aneh.

"Are you a lesbian? Come on tell me, it's okay, it's okay." Dan yang satu ini..

"Mom!.." Ucapku memberikan tatapan 'bisakah kau berhenti?'

"Apa? Aku hanya ingin tahu apakah kau punya pacar atau tidak."

"Tidak mom, tidak."

"Oh, apa itu karena gaya penampilanmu?" Ia mengingatkanku lagi, okay.

"Mom enough." Ucapku menyuruhnya berhenti untuk berbicara.

"Okay, calm down."

"Itu sekolahmu, aku akan menurunkan kau di perempatan." Ucapnya, dan ia lanjut mengendarai mobil dalam suasana tenang, ini yang aku kuinginkan dari tadi.

Then and Now // n.h short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang