12

101 24 4
                                    

(REWRITE) yang gamau baca gapapa, cuma diubah dikit doang lol

Yang ini pendek maapin hayati yha

_________

A year later

Author POV ~

Siswa-siswi duduk dihalaman sekolah yang terbuka merayakan kelulusan senior year, banyak orang tua mendampingi mereka merayakan hari yang berbahagia sekaligus menyedihkan itu. Waktu berjalan dengan cepat, high school sudah selesai bagi mereka, menibggalkan sejuta kenangan yang tersimpan dalam diri mereka masing-masing. Tinggal menunggu panggilan kepala sekolah untuk menerima piagam dan medali atas keberhasilan lulus dari sekolah, lalu ucapkan selamat tinggal kepada sekolah.

Satu persatu siswa dipanggil untuk maju dan mengambil barang itu, yang telah selesai mengambil kebanyakan menangis terharu sekaligus sedih untuk meninggalkan teman-temannya. Mereka memakai pakaian wisuda berwarna biru, menyamakan warna tema sekolah, dan selendang kuning dan juga toga yang sewarna dengan pakaian mereka.

"Kiernan Shipka."

Gemuruh tepuk tangan terdengar oleh para siswa-siswi, walaupun Kiernan tak mengenalnya, tetapi siapa yang tak kenal dengan gadis itu? Mantan emo itu lantas berdiri dan perjalan ke panggung untuk menyalami para guru dan kepala sekolah yang memberi ucapan 'selamat' dan piagam kelulusan menggantung dilehernya, dan juga sertifikat dan ijazah nya yang digulung dan diikat rapih dengan pita berwarna biru. Jika gadis lain memakai heels dan dress untuk acara graduation ini, dengan cueknya Kiernan hanya memakai jumpsuit hitam diatas lutut dan sneakers adidas nya.

Ia turun dari panggung dengan senyuman lebar dan menghambur ke pelukan ibunya yang sedari tadi berdiri dibawah pohon melihatnya dipanggung.

"I'm so proud of you." Ibunya hampir saja menitikan air mata, anak semata wayangnya telah lulus SMA yang berarti ia buka anak kecil sama sekali. Ia berhasil menempuh masa-masa SMA nya yang tadinya penuh dengan kegelapan, berhasil ia perbaiki di tahun senior year, ia menjadi perlahan menghapus sikap tomboynya, tak ada pakaian rombeng lagi di closet nya, dan mulai belajar make up dengan Katty walau wajahnya gatal saat benda-benda itu menempel diwajahnya.

"Dan aku ingin menyampaikan sesuatu." Ucap Mrs. Shipka.

"Go on"

"Sudah lama kantorku menyuruhku untuk pindah tugas ke Bradford, tetapi karena perubahan drastismu itu, aku meminta keringanan 1 tahun, karena aku menganggap kau menikmati masa-masa high school mu dan juga kau bertemu dengan Neil, aku tak ingin memutuskan ikatan kalian, dan sekarang kau sudah lulus, kau bisa melanjutkan mimpimu disana, kau bisa mendaftar kuliah atau mencoba mencari job? Aku tahu, kau tak mau berpisah dari kota ini, London.. Banyak kenangan disini bukan?"

Gadis itu menatap ibunya dengan rasa bersalah, ia tak mempunyai tujuan hidup setelah ini. Dan juga ia harus putus dengan Niall atau menjalani long distance relationship yang amat sangat tak menyenangkan

"Bu..."

"I know how you feel it."

"Tapi aku sudah besar dan aku bisa tinggal sendiri disini."

"Aku pun juga berfikiran begitu sayang, tapi Bradford cukup jauh dari sini."

Gadis pirang itu hanya bisa pasrah dan menerima keputusan, ia mengembangkan senyum palsunya untuk menerima keputusan ini.

"Okay."

"Kiernan.." Suara serak itu terdengar dan kupingnya yang peka terhadap suara itupun menoleh kearah suara itu.

Katty..

Katty dan ibunya dibelakangnya. Ia dengan mata yang bekaca-kaca dan matanya yang sembab memeluk Kiernan. "Congratulation."

"Yeah you too."

Isakan tangis Katty terdengar dan air matanya jatuh di membasahi pakaian wisuda Kiernan.

"Aku harus meninggalkan London. Aku harus menggapai cita-citaku ke New York, untuk sekolah model."

"Yeah you do, and you must. Dan aku juga harus pindah ke Bradford, mungkin aku melanjutkan kuliah disana."

Katty mengeratkan pelukan mereka dan suara isakannya bertambah keras, sedangkan Kiernan hanya menangis dalam diam. Bayangkan sahabat sejati yang melewatkan semua bersama harus berpisah untuk melanjutkan hidup masing-masing dan mencoba peruntungan. Tapi bagi Katty dan Kiernan semua terasa berat, meninggalkan partner in crime nya.

Mereka melepaskan pelukan mereka, dan menampakan senyum mereka masing-masing. Katty berbalik kearah Mrs. Shipka. "Hey Aunt." untuk sekerdar bersapa.

"Congratulation Katty, your mom will be so proud of you." Mrs. Shipka menengok kearah Mrs. Nilson dan saling bersapa 'hi'

Katty dan Ibunya pulang dengan mobil sedan berwarna hitamnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa ke New York.

"Mungkin kau butuh bicara dengan Niall, silahkan. Kutunggu kau dimobil oke?" Ucap Mrs. Shipka, dan Kiernan mengacungkan jempol yang berarti 'oke'.

Beberapa lama selang Niall terpanggil kepanggung dan mendapat piagamnya, Kiernan membiarkan semua orang, teman-teman Niall, orang tua Niall, kerabat Niall, yang ada disini memberi ucapan 'selamat' kepada Niall. Kiernan lebih memilih mengalah melihatnya berbahagia dari kejauhan, dan menghampirinya menjadi yang terakhir, karena ia membawa berita duka bahwa ia harus pergi meninggalkan London. Ia juga tak ingin merusak kebahagiaan Niall sekarang.

Orang-orang yang menghampiri Niall mulai sepi sampai tak ada orang satupun, selain dirinya sendiri. Kiernan menghampirinya juga seorang diri. "Hey, Congratulation." Gadis itu memukul pelan lengannya sedikit. Dan Niall melingkarkan lengannya di pundak gadis itu. "Congratulation too." Ia mencium pelipis Kiernan.

"It's been a long year so far.." Kiernan memulai percakapan, ia tidak mau memberi tahu langsung berita itu

"It is."

"And I've never been so comfortable like this."

"What's wrong with you?" Niall yang marasa janggal, ia mengatakan kalimat itu dengan sedikit kekehan untuk mencairkan suasana. Ia merasa baru kali ini ia dan Kiernan seserius ini.

"Apa kau ada rencana setelah ini?"

"Kurasa setelah ini aku akan tetap ada disini, kuliah mungkin, membeli apartemen sendiri. Yeah you know. Kau sendiri?"

Gadis berrambut pirang itu menarik nafas lalu membuangnya, terlalu pedih untuk dikatakan, apalagi jika untuk pasangan yang sudah menjalin hubungan 1 tahun lebih. Tak yakin jika Niall akan baik-baik saja jika Kiernan mengatakan itu sungguh. Kiernan menatap mata biru laut itu mencoba untuk serius.

Sekali lagi ia bungkam, lalu tersenyum pahit. "I will go to somewhere.. Somewhere I've never been. I'm sorry."

Then and Now // n.h short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang