告别 (七) •welcome to our jurnal•

1.4K 219 10
                                    


Happy Reading

Seperti biasanya, (y/n) melakukan kegiatan sehari hari mulai dari masak, bersiap siap ke sekolah, belajar, hingga pergi ketempat kerjanya.

Tetapi hari ini ia akan singgah sebentar ke perpusatakaan kota yang berdekatan dengan sekolahnya dan juga tempat ayahnya bekerja.

Jam menunjukkan pukul 3 sore. Bell sudah berbunyi menandakan waktu pulang tiba. (Y/n) segera merapikan buku bukunya dan segera keluar dari kelas.

Diperjalanan ke arah perpustakaan kota, tiba tiba bahunya di tepuk oleh seseorang. Reflek (y/n) menengok ke arah belakang.

"Mau jalan berdua?"-Ternyata itu jeongin

"Nggak, gw mau ke perpus soalnya"-jawab (y/n) kemudian melanjutkan langkahnya

"Gw ikut boleh?"-ujar jeongin yang ikut berjalan di samping (y/n)

"Kecebong di selokan banyak, lo ikut berenang aja ama mereka"-(y/n) menatap jeongin seakan tak perduli

"Lo kenapa sih kok kayak benci banget sama gw"-tegur jeongin

"Udah deh gw capek"-(y/n) kembali melanjutkan langkahnya

Tak kehabisan akan, jeongin pun langsung mengangkat tubuh (y/n) bak karung beras. Jadi di gendong gitu, kayak karung beras. Mantap memang jeongin ini.

"BEGO"-(y/n) langsung memukul kepala jeongin

"Udah deh, gw udah tahan banting dipukul sama lo"-jeongin dengan santai berjalan seperti tidak terjadi sesuatu padahal ia sedang menggendong seseorang.

"Ege turunin gw, banyak yang liatin"-titah (y/n) namun tak di gubris oleh jeongin.

Malah mereka berjalan semakin jauh, jeongin berhenti dipinggir jalan lalu memanggil taxi.

"Taxi"-panggil jeongin sambil melambai lambaikan tangannya tak lama sebuah taxi berwarna kuning berhenti di depan mereka

Jeongin membuka pintu taxi dan melempar (y/n) masuk kedalamnya.

"Perpustakaan di jalan xxx yah pak"-setelah itu jeongin menutup pintu taxi dengan santai.

(Y/n) menatap kearah jeongin dengan tajam, wajahnya memerah bah tomat karna malu tapi bisa bisanya jeongin bersikap seakan akan tak terjadi apa apa.

"Kenapa?"-tanya jeongin sambil menyinggung kan senyum diwajahnya

"Lo ngapain tadi gendong gendong gw kayak karung goni"-cerca (y/n) memanyunkan bibirnya

"Jangan gitu dong, kan kayak pengen aku cium bibirnya"-imbuh jeongin memajukan wajahnya hingga wajah mereka tidak ada lagi jarak.

Dengan cepat (y/n) langsung mendorong bahu jeongin menjauh. Mood (y/n) langsung berubah 360° dari sebelum pulangan.

(Y/n) hanya memandang keluar jendela hingga mereka sampai di depan perpustakaan yang mereka tuju. (Y/n) langsung keluar tanpa memperdulikan jeongin.

Menemui ayahnya mungkin bisa menaikan moodnya hari ini. Sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan ayahnya, hah mungkin 1 tahun.

Ibunya selalu melarangnya untuk bertemu dengan ayahnya. Namun tak jarang juga (y/n) melanggar larangan itu, tapi setelahnya damny selalu memberi tau hal itu pada ibunya dan berakhir (y/n) dihukum.

"Appa!"-(y/n) berlari kearah laki laki berkacamata yang berdiri didepan gedung perpustakaan

"(Y/n)"-ucap pria itu merentangkan tangannya lebar bersiap memeluk sang putri.

Ia adalah ayah (y/n). Karna kekuasaan dari ibu (y/n) jadi ia tidak bisa bertemu dengan putrinya setiap saat dan jika ingin bertemu mereka harus sembunyi sembunyi atau mereka akan mendapatkan masalah.

"Halo om"-jeongin membungkukkan badannya

"Eh jeongin, mau baca buku juga yah"-ujar ayah (y/n) ketika menyadari kehadiran jeongin

"Heheh, mau nemenin (y/n) aja deh om soalnya lebih cantik dari buku"-jeongin tersenyum lebar menampilkan lesung di kedua pipinya.

"Kamu ini, gak lama kalian saya jodohin"-tutur ayah (y/n) sambil merangkul pundak (y/n)

"Boleh om, saya siap jadi imamnya (y/n). Saya juga sudah punya kerjaan om"-usul jeongin mengacungkan jempolnya

"Appa, aku kesini untuk bertemu appa bukan untuk membahas masa depanku"-(y/n) menyilangkan kedua lengannya

Ayah (y/n) hanya bisa tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Saat berada di dekatnya (y/n) menjadi seorang anak kecil namun ketika ia memperhatikan (y/n) dari jauh, bahkan ia tidak mengenali siapa orang yang sedang ia perhatikan.

(Y/n) sangat imut.

"Ayo kedalam"-ajak ayah (y/n) sambil melangkah masuk kedalam perpus diikuti oleh (y/n) dan jeongin di belakangnya.

Dari jauh mereka sudah di perhatikan oleh seseorang yang berada didalam mobil sport miliknya.

"Camer gw anjir, ganteng banget pantes bibitnya unggul"-ujar haechan yang sudah memerhatikan (y/n) dan juga appanya dari jauh.

Tapi, untuk pria yang berdiri di samping dan berbincang dengan ayah (y/n) ia tidak tau siapa. Apa ia yang lupa yah?

"Pria tadi cukup muda, tapi siapa yah?"-haechan mencoba mengingat ngingat siapa pria yang tadi tertawa bersama dengan camernya

"Siapa lagi tuh, jaenudi?jaenab? Jaepul? Jongkok? "-haechan mencoba menebak nebak beberapa nama

"Jahe? Angin? Ngin? Jong? Jongin?"-haechan menunjuk nunjuk kearah depan sambil mengingat ngingat nama dari pria tadi.

"Bukan Jongin ah, siapa yah?"

"Jeong—in"

"Ya jeongin, ganteng juga tuh orang"-ujar haechan sambil mengangguk ngangguk kepalanya

"Heh bentar"

"Kalo dia ganteng, terus dekat sama camer gw, terus jalan bareng ama (y/n) berarti—"-haechan

"OWH ASYU SAINGAN GW BERAT ANYING"-haechan memijat kepalanya frustasi

"Gak gak, (y/n) cmn buat gw aja"


Next...

Hai, gimana kabar kalian?

Kayaknya ilin bakal ubah beberapa kata panggil, jadi kalo up selanjutnya ada yang berbeda mohon di pahami yah karna ilin masih menyesuaikan.....

Love you.


My innocent Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang