busted!

202 34 8
                                    




Yerim terlalu tenggelam dalam ingatan masa lalunya hingga tak menyadari seseorang telah masuk ke dalam rumah Jaehyun. Seseorang yang familiar dengan rumah itu.

Rose.

"Kamu siapa? Ada apa di tempat Jaehyun?"

Sebelum yerim dapat menjelaskan siapa dirinya, suara Jaehyun menggema dari balik selasar dapur. "Yeri sori lama, tadi.. Rose??"

"Kita baru berantem beberapa jam udah bawa perempuan lain aja ke rumah kamu ya, Jae?" tuduh Rose, tidak merendahkan volume suaranya, seperti sengaja agar Yerim mendengar itu.

"Bukan, Rose, gue.." Ia maju untuk meluruskan, dua tangannya terulur meminta perhatian Rose, yang akhirnya ditampik perempuan itu.

"Heh, gue nggak kenal elo, ya. Gatel banget lagian ikut ke tempat cowok malam-malam begini. Pacar bukan istri bukan. Elo jangan-jangan simpanannya Jae ya?" serang Rose, pedas. Tak memberikan ruang Yerim membela diri.

"Bukan, Rose, ini Yerimnya Jungkook, dia.." sayup Yerim mendengar Jaehyun membelanya.

"Terus kenapa Jungkook nggak disini? Apa maksudnya dia ikut kamu? Please, ini cewek ngga tahu diri pasti ada maunya.."

Dan rasanya rekaman masa lalu yang baru saja Yerim putar mendadak terulang dalam situasi nyata.

Tuduhan menjadi wanita kedua.

Sesuatu seperti menghantam dadanya. Lidahnya pun kelu. Yang memenuhi kepalanya sekarang adalah tangis pilu mama-nya dulu memohon ayahnya kembali, serta tawa mengejek teman-teman Taeyong kepadanya saat ia mendatanginya setahun silam. The rebound girl, mereka bilang.

Wanita lain.

Mengingatkan yerim pada sosok-sosok di sekeliling kehidupan ayahnya yang nama-namanya pun tidak ingin ia ketahui. Yang menghancurkan ketentraman keluarga yerim.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bukan.

Yerim dulu berpikir dia tidak akan ada di tempat itu. Menjadi perempuan kedua. Tidak. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk memulas kebahagiaannya dengan tidak menyakiti hati wanita lain. Itu sebabnya, saat diminta memilih, dulu, Yerim bulat memutuskan ikut siapa.

"Let them steal. But please not you being the thief, Rim. Mama begitu khawatir karena kamu begitu dekat dengan Papa. Kamu mengagumi tiap langkahnya, gesturnya. Sempat Mama takut kamu akan ikut ayahmu, karena kalian begitu mirip. Karena itu Mama sangat bersyukur saat akhirnya Yerim memutuskan mau ikut Mama.."

"Aku tahu kamu!!" seruan Rose di balik tubuh Jaehyun menggema mengetuk kesadaran Yerim kembali. Wajah Rose terlihat begitu marah, kalut dan memancarkan sedikit rasa takut. Mungkin, ada sepersekian bagian kesadarannya berdoa bahwa Yerim dan Jaehyun memang bukan apa-apa.

Refleksi ini pernah ia lihat dulu. Ia tatap dan alami. Meski, dalam situasinya, pembawaan Mama jauh lebih tenang. Tapi Yerim mengerti sumber kemarahan Rose terhadapnya.

"Pantas rasanya kamu ngga asing, kamu dulu simpenannya Taeyong, kan?"

Wajah pucat Yerim menjawab tanpa kata. Hal itu membuahkan senyum sinis dari Rose, "kalau dasarnya memang perusak hubungan teman memang sejatinya ngga akan berubah, sih.."

Saat itu, alih-alih menyangkal tuduhan Rose, Yerim hanya bisa terdiam. Terlalu kelu. Seperti ada bongkahan es besar yang terlempar ke tubuhnya.

---


w/n. deeply apologize for the long hiatus. cr : pic isn't mine.

TakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang