32. Perpustakaan

889 71 5
                                    

Haiii!!

Maap telat gais wkwk, btw kalian lagi ngapain pas dapet notif ini?

Ramaikan yaa!! Aku suka banget kalo rame!! Hahaha

Tandai typo⚠⚠⚠

Happy reading!!!

🐋🐋🐋

"Selama ada waktu buat berdua mah, gas ajalah!! Urusan yang lain, belakangan! Haha."

-Selatan (sibucin mode on)

🐋🐋🐋

Seorang laki-laki berjalan dengan semangat menuruni setiap anak tangga yang ada, senyum terus terpampang jelas di wajah tampan nya. Pakaiannya yang terkesan berantakan tidak membuatnya terlihat jelek, malahan menambah kadar ketampanannya.

"Pagii mamaa!!" sapanya tersenyum manis kearah wanita paruh baya yang kini membalas senyumnya.

"Pagi sayang!" sahut wanita itu, meletakkan masi goreng dengan banyak cabai di atas nya special untuk anak bungsu tersayang nya.

"Ganteng doang, punya abang kaga di sapa!" sindiran keras dari sebelahnya tak dihiraukan oleh lelaki yang kini malah memakan nasi goreng nya dengan hikmat.

Tak berselang lama, ia kembali mengangkat kepalanya untuk menatap sang ibu dengan tatapan sedikit terkejut, membuat sang ibu ikutan penasaran.

"Mama denger ada suara orang gak sih? Kok kayanya tadi ada yang bilang 'ganteng doang ngangngangngang' gitu maa! Iya gak?" ucapan itu seketika membuat tawa kecil pecah dari sang ibu, diikuti sungutan kesal dari kakak lelaki disebelahnya.

"Sialan! Punya adik gak ada akhlak!" umpatnya yang dihadiahi tawa keras dari sang adik.

"Chen! Makan cepetan!! Jangan godain Ganen terus!!" peringat sang mama yang diangguki oleh anak bungsunya itu.

"Ma, papa kemana?" tanya Selatan kembali membuka obrolan.

Ina menatapnya sebentar, "keluar kota kayanya, ada urusan," jawabnya dan kembali melanjutkan kegiatan makannya.

"Kenapa nanyain papa, kangen lo?" kali ini Nendra yang bertanya.

"Yoi! Kangen omelannya gue, udah lama kuping gue gak kena siraman rohani ala bapak Pratama," sahutnya asal, yang dibalas tepokan pada bahunya oleh kakak lelakinya.

"Mama udah minum obat?" tanya Nendra mengalihkan topik pembicaraan, Ina mengangguk seraya tersenyum.

"Hmm, Chen! Mama udah lama gak ketemu calon mantu mama, kamu kapan bawa dia kesini lagi?"

Nendra menatap sang mama penuh tenya saat mendengar pernyataan yang ditujukan untuk adiknya, beralih menatap sang adik dengan tatapan yang sama.

"Nanti Chen bawa maa, lagian harusnya mama nyuruh Nendra dulu buat bawa calonnya kerumah! Baru Chen bawa Dara besoknya!" jawab Selatan melirik sang kakak, dan setelahnya tersenyum miring saat melihat keterkejutan yang nyata diwajahnya.

"Loh?" Ina beralih menatap putra sulungnya, "kakak punya pacar juga? Kok gak bilang sama mama?" tanya Ina menatap putra sulungnya dengan mata memicing.

Nendra gelagepan, menatap Selatan tajam yang dibalas dengan angkatan bahu dari adik gilanya itu.

"Hmm...anuu maa..itu.."

Drttt...drttt...drttt

Nendra bernapas lega, saat ponselnya berbunyi dan ternyata bersamaan dengan ponsel Selatan yang juga berbunyi.

SELATAN (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang