22. Dunia Berdua

1.3K 100 93
                                    

Halooo!!!!

Apa kabar broo??

Kangen SELATAN gaa???

Absen cobaa!! Kalian lagi apaa??

Jangan lupa di pencet bintangnya, dan tandain typonyaa yaww!!!

Happy reading all!!!

🐋🐋🐋
"Kalo lagi jatuh cinta emang beda ya rasanya? Seakan-akan tuh, dunia cuma punya gue sama dia! Yang lain? Gembel!"

-selatan

🐋🐋🐋

"Selatan??? Yaampun!!! Lo gak bangun, gue siram air mau???"

Selatan membuka matanya berat, menatap kakak tirinya malas, dan kembali menutupi wajahnya dengan selimut tebalnya.

"Bangun Selatan!!! Mama udah nunggu dibawah!!!" teriak Nendra, kembali menyingkap selimut tebal milik adiknya itu.

Selatan dengan nyawa yang masih terbang entah kemana, hanya mampu mendengus.

"Mama lo kan? Yaudah sana! Biasanya juga gue gak ikut!"

"Mama Irina!"

Selatan seketika membuka matanya, "ngapain lo manggil mama gue begitu?" tanyanya judes, membuat Nendra terkekeh.

"Mulai sekarang, gue bakal manggil tante Irina dengan sebutan mama! Lo gak suka? Yaudah gak usah denger! Pura-pura budek aja, susah bener!" sahut Nendra santai, meninggalkan Selatan yang langsung turun untuk menemui mamanya.

"Maa!!" teriaknya mendekati Irina.

"Ada apa Chen?" tanyanya menatap putra bungsunya itu heran.

"Kenapa mama mau aja dipanggil mama sama Nendra?" protes Selatan tak senang.

"Loh emang kenapa? Nendra juga udah mama anggap anak mama sendiri kok!"

Jawaban Irina, membuat mata Selatan membulat.

"Maa!! Gara-gara dia, keluarga kita berantakan ma! Gara-gara dia, Chen hampir kehilangan mama! Gara-gara dia, keluarga Chen ancur maa!!" kesalnya masih mencoba menahan amarahnya yang hendak keluar.

Irina tersenyum, tangannya mengelus pelan pundak sang putra.

"Lupain nak! Itu sudah berlalu, sekarang biarlah yang sekarang! Jangan diingat lagi tentang yang dulu Archen!" nasihat Irina, namun lagi-lagi Selatan menatapnya tak percaya.

"Ma? Kita kerumah sakit sekarang, gimana?" tanya Selatan ngaco, tangannya terulur memegang kening Irina.

"Heh! Kamu ngatain mama gila Chen?? Nakal kamu yaa!!!" omel Irina, yang membuat Selatan segera berlari menuju kamarnya.

"Mama udah sembuh kah? Oh iya bego! Kan gak ada papa, pantesan mama sehat."

Setelahnya, ia bergegas untuk bersiap-siap ke sekolah tercintanyaa.

Saat ia telah siap, dan turun kebawah. Matanya menangkap ketiga orang yang tengah sarapan dengan pandangan terkejutnya.

Pikirannya berputar, ia seperti mengingat suasana itu! Tapi sialnya, otaknya sama sekali tak mau mengingatnya.

Selatan meringis, memegang kepalanya yang kembali sakit setiap ia berusaha mengingat ingatannya. Jujur saja, sebelum ia tahu bahwa ia amnesia ia sama sekali tak ada niatan untuk mengingat-ngingat atau bahkan menyusahkan dirinya untuk sesuatu yang sia-sia. Namun setelah ia tahu tentang kondisinya, ia malah hobi sekali menyiksa diri sendiri.

SELATAN (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang