(4) Land of Something

581 93 2
                                    

"apa kau tidak ingat sama sekali Off?" batin Gun

.

.

.

Cklek. Pintu kamar mandi terbuka, Off keluar dengan wangi yang sangat menyejukkan sambil mengusap rambut basahnya dengan selembar kain handuk. Ia melirik kearah kasur, dimana ia menemukan seseorang yang tadi merengek kelaparan sedang tertidur pulas.

"Astaga Gun! Aku mandi tidak ada 10 menit, kau sudah tertidur lagi?" tanya Off sambil memutar matanya malas

"nggg aku hanya berbaring sebentar" Gun bangun dan meregangkan ototnya

"Off kau wangi sekali" Gun tiba-tiba mendekati Off sambil mengendus-endus leher sang empunya, membuat yang diendus berdiri kaku dan menghentikan aktifitas mengeringkan rambutnya.

"Off?" Gun melambai ketika mendapati Off diam mematung tanpa berkedip

"OFF!" kali ini Gun berteriak

"hah? Iya?" Off tersentak dan mengedipkan matanya berkali-kali

"kau kenapa?"

"t-tidak. Ayo cepat katanya kau lapar" Off melempar handuk kedalam ranjang pakaian kotornya dan segera keluar kamar diikuti oleh Gun dibelakangnya

.

.

.

.

"kau mau makan apa Gun?" Tanya Off memecahkan hening dipertengahan perjalanan mereka

"seperti tadi pagi, makanannya enak"

"baiklah"

.

.

.

Mereka sampai ditempat tujuan dan segera memasuki restaurant yang tadi pagi mereka kunjungi. Memesan makanan dan membayarnya, segera mereka duduk ditempat yang sama tadi pagi. Selang beberapa menit, pesanan mereka datang lalu melahapnya. Suara dentingan sendok juga garpu saling bersahutan. Off membuka pembicaraan.

"Gun, kau bilang kau tak punya tempat tinggal. Lalu selama ini kau tinggal dimana?"

"Off biarkan aku mengunyah dan menghabiskan makananku dulu. Aku tidak suka diganggu ketika sedang makan"

"Ck! lalu sampai kapan kau akan menceritakan dirimu, huh?"

"sabar Off. Tolonglah diam dulu kau tidak melihatku sedang makan, huh?"

.

.

.

"ah kenyang" Lega Gun sambil mengelap bibirnya dengan tisu

"sudah?" tanya Off sambil mematikan handphonenya yang sedari tadi ia mainkan ketika menunggu Gun menghabiskan makanannya. Gun hanya mengagguk

"jadi malam ini kau akan tidur dimana?"

"di rumahmu, Off. Lalu dimana lagi aku akan tidur? Kau tega membiarkanku tidur dipinggir jalan?" jawab Gun dan balik bertanya

"hufftt! Ya sudah ayo kita ke toko pakaian, kau harus punya pakaianmu sendiri" Off menghela nafas kasar dan bangkit dari duduknya.

"aku pakai ini saja Off, lagipula aku sudah banyak merepotkanmu" tolak Gun

"kau sudah merepotkanku, ya sekalian saja. Lagipula aku tidak mau menerima orang yang tidak bersih di rumahku" ketus Off

"jahat sekali kau berbicara seperti itu, aku bersih asal kau tau. Nih coba saja cium, apakah aku bau?" Gun menyodorkan tangannya hingga menempel pada hidung mancung Off

"Vanilla" Batin Off yang tiba-tiba terpaku lagi

"Off? Tuh kan, kau saja sampai diam begitu mencium wangiku" goda Gun

"Ck! OFF!" teriak Gun

"ha?! Aw Gun kenapa kau berteriak, huh?"

"kau melamun lagi. Sebenarnya ada apa?"

"ah tidak, bukan apa-apa. Ayo cepat kita ke toko pakaian" Off mulai jalan duluan menuju escalator diikuti oleh Gun

.

.

.

Off dan Gun memasuki salah satu toko pakaian mahal dan segera memilih kaos yang cocok untuk Gun.

"kalau ini bagaimana?" tanya Gun menunjuk salah satu kaos dengan desain unik yang ia pilih

"apapun itu cocok untukmu, Gun. Ayolah cepat sedikit. Aku ada pekerjaan yang harus selesai malam ini" Off mulai jengkel dan jenuh

"ck! padahal kau yang mengajakku kesini. Ya sudah aku ambil ini, ini, ini, dan ini" gerutu Gun sambil merampas semua kaos yang ia pilih

"ya sudah masukkan ke kantong"

.

.

.

"Off, berapa total kaosku?" tanya Gun sambil menggunakan sabuk pengaman

"ntah, aku tidak ingat" jawab Off yang mulai menghidupkan mobilnya

"kau masih ada struck belanjaannya kan? Coba aku lihat"

"tidak ada. Kalaupun ada memang kau mau apa? Membayarnya? Gun, rumah saja kau tidak punya bagaimana mau membayarnya, huh?" ketus Off

"Off.. kalimatmu menyakitiku" mendapat jawaban seperti itu, Gun langsung menunduk dan menahan air matanya yang hampir lolos.

"lagian untuk apa kau bertanya seperti itu? Kau tidak tau kalau toko yang kita kunjungi itu milikku? Lihat labelnya dibagian kerah"

"Land of Something" Gun membuka bungkusannya dan membaca tulisan label dengan suara pelan

"lihatkan?"

Gun hanya mengangguk.

"kau beruntung bertemu dengan pengusaha muda dibidang fashion sepertiku. Kalau kau ingin pakaian yang lain, datanglah ketempat tadi" kata Off dengan sombongnya

Gun tidak menunjukkan respon apapun, ia hanya terus menunduk dalam diam.

"hey! Kenapa kau diam saja?" tanya Off

"tidak apa-apa. Aku hanya Lelah" jawab Gun

"ya sudah, sampai di rumah kau langsung istirahat saja"

Perjalanan sampai rumah Off diselimuti keheningan. Gun masih merasa sakit hati dengan ucapan Off sedangkan Off tidak merasa bersalah atas ucapannya.

.

.

.

"kau mau tidur denganku atau tidur dikamar lain?" tanya Off ketika mereka memasuki rumah Off

"aku tidur dikamar lain saja. Aku tidak mau mengganngumu"

"pilihan yang bagus. Ya sudah sana, aku akan pergi keruang kerjaku"

Off dan Gun menuju ruangannya masing-masing.

Gun mulai membereskan belanjaannya dan segera menempatkan pada tempatnya, sedangkan Off mulai duduk dan membuka laptopnya.

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Off yang sudah selesai dengan pekerjaannya langsung menuju kamar tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya. Saat melewati depan kamar Gun, Off ingin memastikan apakah Gun sudah tidur atau belum. Ia membuka pintunya yang tak dikunci, terlihat seekor kucing yang tidur dengan nyaman diatas kasur. Ya, Gun berubah menjadi kucing lagi. Off mendekati dan duduk dipinggir kasur sembari memperhatikan kucing tersebut.

"apa kita pernah bertemu sebelumnya, Gun? Kenapa ada saat-saat tertentu aku merasa de javu? Wangi vanilla ditubuhmu sepertinya aku pernah tau, tapi dimana?" monolog Off sambil membelai lembut kucing tersebut

"ah mungkin aku banyak berpikir akhir-akhir ini" Off meninggalkan kamar Gun dan menuju kamar tidurnya sendiri.


tbc..

Terima kasih sudah mampir na~ jubjub 

Janji (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang