(12) Janji

539 73 0
                                    

"uhuk" batuk seseorang dengan sengaja saat melihat mereka sedang bermain

Tentu saja, Off dan Gun sangat terkejut, mereka langsung berdiri dan membenarkan pakaian mereka yang sempat terangkat.

.

.

.

"TAY?!"

"PHI TAY?!"

Off dan Gun benar-benar kepergok dan terkejut setengah mati.

"lain kali pintu jangan lupa ditutup, kecilkan juga suara desahan kalian" kata Tay terkekeh sambil meninggalkan mereka berdua menuju ke bawah.

"TAY!" kesal Off sambil mengejar Tay dan diikutin Gun

"apa? Kau kesal aku mengganggumu?" ejek Tay

"ck! kenapa kau datang lebih awal? Dan kenapa tidak memanggilku dari bawah?" kesal Off

"astaga! Aku sudah mencoba menelfonmu tapi sepertinya hpmu mati, Off. Lalu, saat aku sudah di dalam rumahmu bahkan di depan pintu rumahmu, aku terus berteriak memanggilmu"

"aku tidak dengar" elak Off

"ya yang kau dengar suara desahan Gun, benar Gun?" goda Tay melirik Gun. Gun yang digoda hanya mendunduk malu

"dasar!" lagi-lagi Off menendang Tay

"hahaha!" Tay tertawa puas melihat keduanya malu tapi beda perilaku.

"ya sudah aku mandi dulu. Ayo Gun" ajak Off

"Astaga! Kau masih mau meneruskan walau aku sudah ada disini? Jadi kau mengundangku kerumahmu untuk melihat dan mendengarkan adegan panas kalian?" ejek Tay

"astaga! Tidak, bukan seperti itu! Gun akan mandi di kamar mandinya sendiri begitupun denganku, Tay" jelas Off kesal

"hahaha yayaya aku mengerti, aku hanya menggoda!" Tay benar-benar puas menggoda keduanya.

"Phi Tay, berhentilah menggoda" kata Gun

"aw, kenapa Gun? Kau malu?" tanya Tay

"tentu saja"

"hati-hati terhadap singa tua ini, kau akan dimakan habis, Gun" Tay tertawa

"tinggalkan dia Gun, berisik sekali" kata Off dengan malas dan meninggalkan Tay yang sedang tertawa lepas

"Phi, Gun mandi dulu ya" pamit Gun juga meninggalkan Tay

"kalian jangan terlalu lama bermain air, atau aku akan pulang" teriak Tay

.

.

.

"aw Tay, kau sudah sampai duluan ternyata" sapa Arm yang sudah masuk ke rumah Off

"eh Arm, iya aku dari tadi di sini. Menyebalkan sekali datang lebih awal" jawab Tay sambil memasukkan handphonenya ke saku

"kenapa? Eh Off dan Gun kemana?" tanya Arm meletakkan beberapa camilan yang ia bawa ke meja

"mereka sedang mandi... bersama, mungkin haha" jawab Tay

"ada-ada saja kau ini. Tadi kau kenapa?" tanya Arm

"saat aku tiba di sini, aku memanggil-mangil Off, tapi tidak ada jawaban. Aku pikir ia ada di kamarnya, jadi aku naik ke lantai 2 dan pergi ke kamarnya" jelas Tay sambil membuka salah satu camilan yang Arm bawa

"hei hei, tanganmu berkerja aktif ya. Siapa yang mengizinkan kau mengambil camilanku?" sindir Arm

"haha, aku lapar, Arm" Tay tetap membuka camilan tersebut

"haha, baiklah. Lalu, apa yang membuatmu merasa sebal?"

"kau tau? Astaga setelah sampai di depan kamar Off, telingaku langsung panas" jelas Tay sambil mengunyah camilan

"maksudmu?" tanya Arm ingin tau.

"Off dan Gun sedang bermain, Arm"

"bermain apa? Kenapa membuat telingamu panas?" Arm tidak mengerti

"astaga Arm! Mereka sedang mendesah. Paham maksudku?" jelas Tay dengan ekspresi seperti ibu-ibu yang sedang bergosip

"Ha?! Serius kau Tay? Kau membuka pintu kamarnya?" Arm terkejut

"serius, Arm! Tidak! pintunya tidak tertutup. Setelah itu langsung aku kejutkan mereka hahaha" tawa Tay puas

"astaga hahaha" Arm ikut tertawa

"kalian menertawakan apa?" tanya Off menuruni tangga diikuti Gun di belakangnya

"aw, singa tua yang sedang bermanja dengan pasangannya telah selesai mandi" goda Tay

"aw, adikku sudah besar ternyata. Apa terasa sakit, Gun? Hati-hati dengan singa tua di depanmu itu" sambung Arm

"sakit? Aku baik-baik saja Phi" Gun memiringkan kepalanya

"astaga memang tetap polos" seru Arm

"Tay, pasti kau menceritakannya pada Arm" Off menatap tajam Tay

"tentu saja, sahabat harus saling berbagi, bukan" kata Tay

"ck! sudah jangan dibahas. Arm, kau bawa apa yang aku minta?" tanya Off sambil duduk di depan Arm

"tentu saja" Arm memberi kotak kecil kepada Off

"baiklah. Arm kau pasti sudah tau alasanku mengundangmu ke rumahku" kata Off

"hei apa yang kalian sembunyikan dariku?" protes Tay

"kau diam dulu, kau akan paham setelah aku melakukannya" jawab Off

.

.

"Gun" panggil Off sambil menghadap ke samping atau lebih tepatnya berhadapan dengan Gun

"ah iya, Off"

"kau ingat janji kita dulu? Kalau aku sudah sukses, aku akan membawamu tinggal bersamaku, lalu kita akan memelihara kucing lucu. Malam ini, aku menepati janjiku. Dan ini disaksikan oleh dua sahabat terbaikku. Gun, aku mencintaimu, maukah kau berjanji untuk tinggal bersamaku untuk selamanya?" Off membuka kotak kecil berisi cincin cantik dan menawarkan kepada Gun.

Gun tidak bisa menjawab apa-apa, ia benar-benar terharu. Meneteskan air mata bahagianya sambil mengangguk gemas. Off meraih tangan Gun dan memakaikan cincinnya. Keduanya langsung saling berpelukan.

Arm dan Tay yang melihat pun ikut terharu. Mereka diam dan terus menyaksikan Off Gun.

"terima kasih, Gun" Off melepas pelukannya dan mencium dahi Gun sebentar.

"terima kasih kembali, Off. Terima kasih telah menungguku, terima kasih telah menepati janjimu" air mata Gun terus meluncur dari kelopak matanya. Diusapnya berkali-kali oleh Off, membuat Arm dan Tay tidak kuat menahan rasa gemas.

"baiklah! Acara lamaran sudah selesai! Mari kita makan camilan yang aku bawa!" Tay memecahkan suasanya haru

"selamat adikku tersayang. Kau sudah bersama Off, tapi jangan lupakan aku ya" peluk Arm kepada Gun

"pasti Phi" jawab Gun

"ah Phi, aku ingin menanyai sesuatu" kata Gun melepaskan pelukan Arm

.

.

.

tbc... Terima kasih yang sudah mampir na~ jubjub~

Janji (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang