"Gun?!" Arm terkejut bukan main
.
"hah?! Kau kenal dia Arm?" Off pun tak kalah terkejut
"Phi Arm?" Gun pun sama
"astaga Gun! Kau benar Gun, ha?" Arm mendekati diri dan memeluk Gun
"huum Phi. Maaf aku tidak pulang ke rumah. Aku belum siap phi. Tapi sepertinya aku akan pulang ke rumah" jelas Gun yang tiba-tiba menangis terisak-isak sambil membalas pelukan Arm
"AH?!" Off tiba-tiba berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya
"OFF?!" Arm dan Gun terkejut bersamaan dan segera menangkap Off yang hendak jatuh
"SAKIT?!" teriak Off lagi
"Astaga bagaimana ini?! Gun kita bawa ke kasur!" perintah Arm
"baik, phi!"
Off tiba-tiba tidak sadarkan diri. Membuat Gun dan Arm panik. Tanpa berpikir Panjang, Arm menghubungi Tay. Iya, Tay. Arm tidak ada pilihan lain selain menghubungi sahabatnya tersebut, Arm melupakan sesuatu, Tay adalah dokter hewan. Persetan dengan itu, Arm tetap menghubungi Tay.
Via Telpn
Arm: Tay! Halo Tay! Kau belum tidurkan? Cepat ke rumah Off! Off pingsan!
Tay: Ha?! Kenapa bisa?!
Arm: aku tidak tahu, cepat kau kesini
Tay: iya
Arm mematikan telpnnya sepihak.
.
.
.
"Phi Arm, Off tidak apa-apa kan phi?" tanya Gun dalam pelukan Arm
"semoga saja tidak apa-apa, Gun"
"Gun, kenapa kau ada di sini? Bukankah kau.." belum sempat meneruskan kalimatnya, Gun memotong pembicaraan Arm
"nanti Gun ceritakan semuanya, Phi. Sekarang apa yang bisa Gun lakukan untuk Off?" Gun menggenggam tangan Off
"kita tunggu Tay saja Gun, Phi juga tidak tau harus apa" Arm mengelus rambut Gun dengan lembut.
.
.
.
15 menit kemudian, datanglah Tay yang langsung berlari menelusuri tangga dan masuk ke ruang yang pintunya terbuka.
"Arm" panggil Tay cemas mendatangi Off
"Tay, coba kau periksa Off" pinta Arm
"astaga Arm, aku dokter hewan kau ingat?"
"bukankan dokter hewan juga bisa menangani manusia?" tanya Arm
"ya tapi aku takut salah tindak seperti kejadian dulu"
"lalu untuk apa aku memanggilmu ke sini?"
"sudahlah kita tunggu Off sadar saja"
"eh Arm, dia siapa?" lanjut Tay saat melihat bocah tertidur dengan menggenggam tangan Off
"adikku"
"Hah?! Bukannya adikmu sudah meninggal?" pekik Tay
"jangan berisik!" pukul Arm
"Ngh" leguk seseorang
"OFF!" Arm dan Tay segera menatap Off yang ternyata sudah sadar
"Off!" Gun terbangun dari tidurnya mendengar teriakan Arm dan Tay sambil tetap menggenggam tangan Off
"aduh!" Off meringis kesakitan memegang kepalanya
"Off, minum dulu" pinta Gun yang memberi minum kepada Off
"Off, kau istirahat saja, aku dan Arm akan bermalam disini" kata Tay
"jam berapa sekarang?" tanya Off
"hampir jam 2 pagi" jawab Arm
"Astaga! Jam 2?!" Off mendadak terbangun dari posisi tidurnya
"sudah tenang saja, aku yang akan melanjutkan perkerjaanmu. Kau tidur saja Off, Gun akan menemanimu. Aku dan Tay akan berjaga di bawah" jelas Arm
"ya sudah. Terima kasih" Off merasa lega dan ia memposisikan dirinya tidur kembali
"Gun, kau jaga Off ya. Kalau kau lelah panggil aku di bawah" kata Arm sambil memeluk Gun sekali lagi sebelum ia dan Tay meninggalkan ruang kamar Gun. Ya, Off pingsan saat berada di kamar Gun jika kalian ingat.
"Off, kepalamu masih sakit?" tanya Gun yang masih betah duduk di samping ranjang Off
"sedikit. Mmm Gun, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Off membuat jantung Gun berdetak lebih cepat
"mm menurutmu?" bukannya menjawab pertanyaan Off, Gun malah balik bertanya
"Entahlah. Aku merasa ada saat-saat tertentu yang membuatku seperti pernah melakukan hal itu bersamamu" jelas Off sambil memandang mata Gun
"cantik" batin Off
"Off, kita memang pernah bertemu" Gun menatap Off dalam seolah-olah ia ingin menjelaskan apa yang terjadi
"kau kenal Arm?" tanya Off
"Arm kakakku, kalau kau ingat" jawab Gun yang tiba-tiba memegang tangan Off
"Gun tolong ceritakan apa yang aku tidak tau selama ini" Off membalas genggaman Gun
"kau tidur saja dulu Off, besok kalau kau sudah mendingan akan aku ceritakan semuanya" Gun tersenyum manis semanis mungkin membuat Off mengeratkan tangan Gun
"hangat" batin Off
"baiklah. Kau tidur disampingku ya, Jangan tinggalkan aku sendiri untuk malam ini" pinta Off
"Off kau yakin tidak apa-apa?" Tanya Gun heran sambil menahan jantungnya yang hendak keluar
"ya aku tidak apa-apa, aku sudah mendingan"
"kenapa tiba-tiba kau lembut seperti ini? padahal sebelum kau pingsan kau memarahiku"
"aku tidak tau. Apa kau lebih suka aku memarahimu Gun?" tanya Off
"bukan begitu, aku hanya merasa aneh saja"
"hei lihat, pipimu merah. Kau malu?" Goda Off yang langsung mengelus lembut pipi Gun
"tidak! kenapa harus malu!" Gun memalingkan wajahnya
"haha ya sudah ayo tidur" Off menggeser dirinya memberi ruang untuk Gun tidur disampingnya.
Mereka tidur dengan posisi biasa. Gun menghadap jendela sambil menahan wajah panasnya akibat godaan Off, sedangkan Off tidur menghadap langit-langit sambil memikirkan hal aneh yang terjadi pada dirinya.
.
.
tbc
Terima kasih sudah mampir na~ jubjub
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji (OffGun)
FantasyPerbedaan wujud antara manusia dengan hewan yang menjadi tantangan sebuah kisah cinta seorang Off Jumpol dengan Gun Atthaphan. Gun Atthaphan, seekor kucing manis -Scottish Fold- yang belum bisa sepenenuhnya mengendalikan perubahan wujud dari seekor...