(10) Perlahan

578 72 2
                                    

"aku akan mandi. Setelah ini kita pergi cari makan ya" ajak Off

"ok"

.

.

.

"Gun, tadi Arm bilang malam ini ia akan ke rumahku" Off membuka topik pembicaraan saat di dalam mobil

"sepertinya Phi Arm akan membawaku pulang, Off"

"hei. Aku sudah bilang, kau tetap bersamaku"

"tapi-"

"tidak ada bantahan"

"Off, lagipula kita belum bisa 1 rumah. Aku masih milik Phi Arm, keluargaku"

"tidak untuk nanti malam"

"ha?"

"Tidak usah dipikirkan. Oh iya, kau mau makan apa? Ke tempat makan biasanya?"

"hmm aku ingin cumi dan tempura"

.

.

.

"Gun, kau tidak bosan makan di tempat ini?" tanya Off sambil melahap makanannya

"restoran ini makanannya enak semua, Off. Mana bisa aku bosan" Balas Gun

Drrtt Drrtt

"Ah, sebentar Gun. Arm menelfonku"

~Via Telp~

Arm: Off, kau bisa ke kantor sekarang?

Off: ada apa?

Arm: ada berkas-berkas yang harus kau tanda tangani

Off: baiklah, setelah makan aku segera ke sana

Arm: ok

~

"ada apa Off?" tanya Gun setelah melihat Off memasukkan handphone miliknya ke dalam saku celana.

"Arm memintaku untuk datang ke kantor. Kau ikut ya" ajak Off

"Ha? Kau yakin?"

"yakin, memang kenapa?"

"baiklah"

"ya sudah ayo cepat habiskan makanannya"

.

.

.

Sekitar 1.30 menit akhirnya Off dan Gun sampai di perusahaan milik Off. Mereka segera menuju ruang kerja Off.

"ruanganmu besar juga ya Off" Gun menatap sekeliling ruang kerja milik Off

"kan aku pemilik perusahaan ini" sombong Off

"ck! dipuji sedikit langsung melayang" acuh Gun

"Gun kalau kau ingin tidur, kau bisa memakai ruang istirahatku di sebelah sana" Off menunjuk lurus suatu salah satu pintu berdesain corak modern.

"ah aku di sini saja Off" Gun menolak dan duduk manis di sofa empuk milik Off

"baiklah, terserah kau saja"

Tok Tok Tok

"Masuk" teriak Off dari dalam ruangannya

"Off, bantu aku cepat!"

"Arm! Banyak sekali berkasnya!" Off lari menolong Arm dan membawa Sebagian berkasnya

"heh! Sudah berapa lama kau tidak mengurusi pekerjaanmu hah? Ini akibatnya, berkas menumpuk, aku tidak bisa tidur nyenyak" ejek Arm

"haha kau asistenku jadi harus menerima semua tanggungannya" ledek Off tidak tau diri

"hanya kau satu-satunya bos pemalas. Aw Gun!" Arm terkejut saat melihat Gun sedang duduk manis memerhatikan interaksi Arm dan Off

"Phi" Gun berdiri dan menghampiri Arm

"Astaga aku merindukanmu" Arm langsung memeluk Gun dan mengusap-usap halus rambut Gun

"Gun juga merindukanmu"

"ekhem" Off berdehem kesal

"ah Gun, sepertinya ada seseorang yang merasa terganggu. Bagaimana kalau kau ikut ke ruanganku?" Ajak Arm

"ayo Phi" Gun mengiyakan ajakan Arm

"Hei!" tegur Off tidak terima

"sudahlah Off, kau kerjakan tugasmu dulu. Aku ingin bercakap-cakap dengan adikku" Arm menarik tangan Gun dan meninggalkan ruang Off

.

.

.

"Phi, nanti malam kau jadi ke rumah Off?" tanya Gun saat memasuki Lift

"akan ku usahakan, Gun. Off benar-benar membuatku tidak tidur karena semua pekerjaannya aku yang handle" geram Arm

"kenapa kau mau Phi?" tanya Gun gemas

"dia atasanku, Gun. Mau bagaimanapun aku harus tetap professional" jelas Arm

"ah ini ruanganku Gun. Sedikit lebih kecil di banding milik Off" sambung Arm saat mereka sampai di ruang kerja Arm

"wah luas Phi!" Gun terkesiap

"Gun, kau sudah siap menceritakan semuanya?" tanya Arm tiba-tiba

"sudah Phi. Tapi Gun bingung mulai cerita darimana" Gun mengangguk tanda ia sudah siap untuk bercerita

"baiklah, biar aku yang bertanya. Sejak kapan kau reinkarnasi, Gun?" tanya Arm serius tetapi tidak mengintimidasi

"aku tidak tau jelas, Phi. Yang pasti belum ada setahun ini aku merasa sudah ada didunia" jelas Gun

"lalu kenapa kau tidak pulang ke rumah?" tanya Arm lagi

"aku tidak dapat menemukannya Phi"

"jadi selama ini kau tinggal dimana?"

"tidak dimana-mana. Aku berkeliaran seperti kucing pada umumnya"

"lalu, ketika kau berubah jadi manusia, kau tinggal dimana?"

"beruntungnya aku ketika itu aku masih belum bisa menjadi manusia"

"lho? Sejak kapan kau bisa menjadi manusia?"

"yang aku ingat, sejak aku ditabrak oleh mobil Off. Saat aku berada di dalam mobilnya, ada sengatan luar biasa sehingga aku berubah menjadi manusia. Aku pun kaget" jelas Gun

"benar-benar di luar nalar, Gun" Arm tidak percaya

Tok tok tok

"Arm!" belum sempat Arm memberi izin masuk keruangannya, Off dengan sembrono masuk ke dalam.

"Astaga, Off! Kau mengetuk pintu itu sudah bagus, tetapi biarkan aku mempersilahkan kau masuk dulu, jangan masuk seenaknya" geram Arm

"ini perusahaanku, kau ingat?" sombong Off

"ck! mulai" Arm mengalah

"berkas sudah selesai semua. Ayo kita pulang" ajak Off

"hei aku masih ingin bertanya banyak hal pada Gun" kata Arm

"kan bisa di rumahku. Aku ada urusan mendadak. Nanti kau langsung kerumahku saja Arm"Off langsung menarik tangan Gun

"Oih! Pelan-pelan Off! Phi aku duluan ya!" teriak Gun saat keluar ruangan Arm

.

.

.

Janji (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang