(11) Mengundang (+)

604 76 2
                                    

"Oih! Pelan-pelan Off! Phi aku duluan ya!" teriak Gun saat keluar ruangan Arm

.

.

.

"Gun, kita ke tempat Tay dulu ya" ajak Off sembari memperhatikan jalanan

"baiklah"

"Gun, aku mencintaimu" kata Off dengan sangat tiba-tiba

"..." Gun tidak memberi jawaban apa-apa, ia terpaku karena ungkapan Off yang tiba-tiba

"apa kau mencintaiku?"

"sangat, Off. Aku sangat mencintaimu" Gun menatap tajam Off dan yang ditatap tersenyum bahagia

"kenapa kau tiba-tiba seperti ini, Off?" sambung Gun

"tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengungkapkan saja"

"..."

"Gun?" Off menoleh ke arah Gun, pasalnya Gun tidak memberi tanggapan apa-apa

"Astaga, Gun. Bisa-bisanya aku sedang ingin bermanja kau malah berubah jadi kucing" kekeh Off saat menyadari Gun berubah menjadi kucing

"ah aku lupa, apa kau juga sedang ingin dimanja? Kau pernah mengatakannya bukan" Off membelai lembut Gun

"lihat, kau mendengkur hahaha"

"sebentar lagi kita sampai, apa kau tetap akan menjadi kucing? Aku hitung sampai 3. Satu.. dua.. tiga. Oh astaga kau benar-benar ingin dimanja rupanya" Off benar-benar merasa gemas

"baiklah, aku akan menggendongmu. Jangan cakar aku ok" Off dan Gun telah sampai di depan rumah sakit hewan milik Tay. Ia segera keluar dari tempat pengemudi dan kemudian membuka pintu mobil penumpang disebelahnya untuk membawa atau lebih tepatnya menggendong Gun. Gun hanya terus mendengkur dan sesekali menatap Off.

Dengan perubahan wujud Gun, Off merasa bebas menciumi Gun karena ia tidak merasa malu. Sangking gemasnya, terkadang Off benar-benar mencium alih-alih menyedot ubun-ubun Gun.

Off dan Gun telah berada didepan ruang kerja Tay.

"masuk, Off. Tumben kau ke sini tanpa memberi tahuku, ada apa? Aw apakah itu Gun?" Off dihujani seribu pertanyaan oleh Tay

"cantik bukan?" goda Off

"sangat cantik. Bolehkah aku menggendongnya juga?" nego Tay

"tidak! tidak ada yang boleh menyentuh berlianku" tegas Off

"dia kucing bukan berlian" ejek Tay

"penglihatanmu rusak. Sesuatu yang indah seperti ini adalah berlian" Off yang terus membelai kepala Gun dalam gendongannya

"otak kau yang rusak"

"ck! terserahlah. Tay nanti malam datang ke rumahku ya. Ada hal penting yang akan ku bicarakan" ajak Off

"jam berapa? Ini sudah hampir jam 7"

"jam 9"

"baiklah. Arm juga ikut?"

"tentu saja, kalian sahabatku"

"cih, aku tidak ingin memiliki sahabat aneh sepertimu" ejek Tay

Mendengar ejekan dari Tay, Off menendang bokong Tay dengan tawa.

"ya sudah aku mau pulang. Jangan lupa datang" Pamit Off

.

.

.

"kau berat juga ya Gun" Off menuruni Gun di kursi mobil penumpang depan.

"mau sampai kapan kau tetap menjadi kucing, Gun" Off mulai menjalankan mobilnya

.

.

.

Setelah sampai di rumah, Off langsung menuju kamar untuk menidurkan Gun yang tertidur saat perjalanan pulang. Ya, Gun masih berwujud kucing.

"hei, kau tidak akan mandi?" Off berniat membangunkan Gun dengan sangat hati-hati.

Mengelus dari kepala sampai ke ekor. Off dengan jailnya menggelitiki punggung Gun. Tiba-tiba dengkuran Gun lebih kencang dan menatap Off aneh. Off yang bingung menurunkan gelitikannya sedikit ke bawah, atau lebih tepatnya di pangkal ekor. Sayangnya Off tidak tau bahwa tempat tersebut adalah tempat Gun merasa terangsang. Off terus menggosokkan tangannya hingga akhirnya..

"nggghh" Gun berubah dalam posisi tengkurap dan mengigit bibir bawahnya sendiri.

"Gun?!" Off menghentikan tangannya dan terkejut

"ja..jangan elus disebelah situ, Off" suara Gun sedikit terengah-engah

"m-maafkan aku, aku tidak tau. Kau kenapa, sayang?" tanya Off khawatir sambil membalikkan tubuh Gun dan membantunya duduk di pinggir ranjang

"a-aku.." Gun mendunduk malu sambil mengigit bibir bawahnya hingga berdarah

"astaga Gun, bibirmu berdarah!" Off menarik dagu Gun dan langsung menghisap goresan darah yang keluar dari bibir Gun

"nghh" Gun mendesah pelan

"jangan kau gigit, nanti lukanya semakin besar. Kau kenapa? Ada yang sakit? Ayo katakan" Off benar-benar khawatir

"tidak. aku tidak apa-apa"

"lalu kau kenapa? Mukamu merah" Off menatap Gun

"Off" panggil Gun dengan tatapan sayu manja

"iya, sayang" Off menungkup pipi chubby milik Gun

"aku mencintaimu" kata Gun. Perlahan mata cantiknya beralih dari yang melihat mata Off kini menuju sebuah bibir bulan sabit milik Off

"aku juga sangat mencintaimu" Off merasakan atmosfer kamarnya berubah menjadi lebih hangat

"bibirmu unik, Off" goda Gun sembari menempelkan jempolnya ke bibir milik Off

"G-Gun?" Off terkejut akibat perlakuan Gun

"tipis tapi aku suka" Gun tetap menggoda Off

"kau menyukainya?" Off akhirnya paham apa yang diinginkan Gun

"ya"

Mendengar jawaban Gun, Off perlahan mendaratkan bibirnya ke bibir milik Gun. Niat Off hanya menempelkan saja tetapi tangan Gun tiba-tiba merangkul leher Off, membuat Off ikut memeluk pinggang Gun. Kini tidak ada celah diantara mereka. Saling menutup mata merasakan bibir satu sama lain. Off dengan lembut dan perlahan menjatuhkan Gun ke tengah tempat tidur. Off mulai meminta akses masuk dengan mengigit kecil bibir bawah Gun. Gun membuka mulutnya dan menyambut lidah Off.

"ngghh" kini gantian Off yang mengeluarkan suara desahan terlebih dahulu, akibat tangan Gun yang dengan sangat tiba-tiba masuk ke dalam kemeja Off dan menyentuh dua buah didadanya.

"ahh sayang, geli" Off melepaskan ciumannya dan berbisik di telinga Gun sambil merasakan geli akibat sentuhan Gun

"kau menyukainya?" goda Gun yang terus memainkan tangannya disana

"ya" Off melanjutkan ciumannya, berbeda dengan yang pertama, ciuman kedua lebih panas dan Off terus menghisap lidah Gun.

Sedang asyik menikmati satu sama lain, mereka melupakan 1 hal yang penting. Ya, pintu kamar tidak tertutup, sehingga siapapun yang masuk ke rumah Off dan menuju kamar Off akan langsung melihat pemandangan panas ini.

"uhuk" batuk seseorang dengan sengaja saat melihat mereka sedang bermain

Tentu saja, Off dan Gun sangat terkejut, mereka langsung berdiri dan membenarkan pakaian mereka yang sempat terangkat.

.

.

.

tbc.. Terima kasih yang sudah mampir na~ Jubjub~

Janji (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang