Bab 1
Toko BukuKita berjumpa lagi.
***
RUMAH sakit Cendana hari ini kedatangan banyak pasien kecelakaan lalu lintas. Ada truk dengan kelebihan muatan terguling di pinggir jalan dan penyebab dari tabrakan beruntun di belakangnya. Seketika koridor rumah sakit dipenuhi oleh para suster yang berlalu lalang untuk mengambil beberapa peralatan, juga keluarga pasien yang menunggu.
Arjuna yang baru saja tiba di rumah sakit masih dengan mengenakan seragam sekolahnya, kebingungan dengan situasi sekarang. Tubuhnya yang mungil berulang kali nyaris terjatuh karena tertabrak orang-orang yang berjalan. Ia berusaha sekuat tenaga menghindari orang-orang itu hingga tiba di depan sebuah pintu putih bertuliskan nama Sofia di depannya. Ia masuk, mengabaikan tatapan aneh orang-orang di luar yang memandangnya dengan penuh rasa penasaran.
Sofia menuliskan sesuatu di atas kertas putih saat Arjuna masuk. Dia tidak menolehkan kepalanya sama sekali, bahkan mungkin tidak menyadari kehadiran Arjuna. Kecuali anak kecil itu dengan tiba-tiba meletakkan tasnya di atas sofa dengan keras. Perhatian Sofia teralihkan karenanya.
"Oh.. sudah datang? Dengan siapa?" Tanya Sofia sembari menatap Arjuna bingung.
"Teman. Ibunya menawariku tumpangan."
Sofia menatap Arjuna dengan dahi yang berkerut. Tidak seperti biasanya yang selalu berceloteh tentang keseharian di sekolahnya. "Apa harimu buruk?" Tanyanya hati-hati. Pasalnya, Arjuna akan berubah menjadi singa jika dalam mood yang jelek.
"Kak Sofia tidak melupakan sesuatu?" Alih-alih menjawab, Arjuna justru melontarkan pertanyaan lain.
"Kurasa tidak." Jawab Sofia dengan wajah yang bingung. Dia kembali mengingat-ingat apa janji yang sudah dibuatnya lagi pada Arjuna. "Sepertinya aku harus berhenti membuat janji pada Arjuna kala aku senang." Gumamnya pelan, mengingatkan dirinya sendiri. Dia sepertinya harus selalu mengingat bahwa Arjuna bukanlah anak yang dengan mudahnya melupakan sesuatu. Terutama mengenai janji.
"Sudah kuduga. Kak Sofia tidak ingat. Mana mungkin ingat?" Arjuna semakin menekuk mukanya. Suaranya terdengar kesal. Sedangkan Sofia hanya mendengus.
"Aku tidak ingat apapun kecuali hari ulang tahunmu besok." Sofia menimpali, sembari mendekatkan dirinya pada Arjuna.
"Oh ya. Tentu saja itu tidak boleh dilupakan. Kau melupakan janjimu, omong-omong. Kita harusnya makan siang bersama sekarang. Aku ingin mencoba pasta yang dijual di restoran baru itu."
Ada restoran Italia yang baru buka tak jauh dari sekolah Arjuna. Semalam Sofia sudah mengunjungi tempat itu karena rekan-rekannya mengadakan rapat di sana. Baru seminggu buka, restoran itu mampu meraup banyak pelanggan. Tempatnya yang tenang serta terdapat beberapa ruangan tertutup membuatnya cocok untuk dijadikan tempat rapat sekaligus menjadi hiburan. Tentu saja Sofia tidak datang bersama Arjuna. Dan sepulangnya dari sana, Sofia berjanji akan membawa Arjuna mencicipi pasta, salah satu menu andalan restoran itu. Namun sepertinya dia lupa.
"Astaga. Kau benar. Maafkan aku." Pekiknya.
"Kita pergi bersama besok?" Arjuna meminta, dengan kedua matanya yang berbinar.
"Tentu saja."
Ulang tahun Arjuna tahun ini bertepatan dengan hari libur. Pukul 10 pagi, mereka sudah mempersiapkan diri untuk serangkaian acara ulang tahun Arjuna yang telah Sofia siapkan. Misal, setelah ini mereka akan pergi ke museum, lalu pergi ke toko buku kuno yang ada di pinggir kota, mencicipi jajanan lama di pameran pusat kota, yang terakhir makan pasta di restoran Italia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHILD [Completed]
Mystery / Thriller[OBSESSED Sequel] Mengisahkan tentang seorang anak kecil yang tidak diketahui asal-usulnya. Sofia menemukannya di depan apartemennya sedang menangis. Dan ia menamainya Arjuna, atau orang-orang biasa memanggilnya Juna. Hingga detik ini Sofia masih be...