Bab 5. Si Pengecut

209 37 0
                                    

Mohon dukungannya dengan vote cerita ini.

Thank you! ♡

-------

Bab 5
Si Pengecut

Only COWARDS walk away without a word.

***

SOFIA berdiri di tengah hujan, dikelilingi oleh para manusia yang sedang berjalan di bawah payung mereka. Tubuhnya basah kuyup. Ia bingung, merasa tidak mengenali tempatnya berdiri. Ia hanya terus berjalan, membiarkan instingnya bekerja, membawanya entah kemana. Semakin lama, kedua langkah yang awalnya pelan, kini semakin cepat. Sofia berlari ketika menyadari orang-orang disekelilingnya semakin cepat berjalan.

Hingga suara tembakan menghentikannya, begitupula orang disekitarnya. Ia terdiam sembari menutup kedua telinganya, matanya terpejam rapat-rapat. Namun, beberapa saat kemudian, ketika ia membuka mata, dirinya melihat Arjuna berdiri beberapa meter darinya. Yang membuatnya terkejut, dada Arjuna berlubang, sekaan baru saja sesuatu menembusnya. Darah keluar mengotori seragam sekolah yang dipakainya.

"Arjuna?" Lirih Sofia. Ia berjalan mendekat, menopang tubuh Arjuna yang hendak terjatuh menghantam tanah.

"Tidak.."

"Arjuna bangun!"

"Tidak mungkin.."

***

Sofia berbaring telentang, terengah-engah seakan habis berlari. Dia terbangun dari mimpi yang sangat nyata dengan memegang lengannya. Hal yang pertama kali ketika kedua netra itu terbuka adalah langit-langit putih. Dia mencoba duduk, meskipun rasa pening yang seperti tertusuk oleh ribuan jarum menyerang kepalanya. Hal yang sama juga ia rasakan pada kakinya yang dibalut perban.

Dia menghela nafas lega begitu menyadari bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit saat ini. Merasa bersyukur bahwa apa yang baru saja ia alami hanyalah bagian dari mimpi buruknya. Sofia kemudian memaksa dirinya bangun, meskipun rasa sakit pada kakinya semakin menjadi-jadi. Lalu ia berjalan dengan menyeret kaki kanannya keluar dari kamar inap. Sedangkan tangan kirinya membawa tiang infus. Dia butuh udara segar.

Matahari berada tepat di atas kepala ketika Sofia terus memaksakan kakinya melangkah menuju taman rumah sakit. Ia duduk pada salah satu bangku yang ada di sana, menatap beberapa anak muda dengan pakaian pasien sama sepertinya sedang bersenda gurau tak jauh darinya.

Ia sedang melamun, sebelum suara seseorang memasuki indera pendengarannya. Sofia menoleh, mendapati sosok tinggi Zoya sedang berdiri di sampinya.

"Bandel banget ya. Baru juga sadar udah berani jalan-jalan. Sendirian pula. Kenapa di sini?" Tanya Zoya sembari menempatkan dirinya duduk di samping Sofia.

Sofia terkekeh. "Hanya bosan di kamar," jawabnya. Ia menatap Zoya di sampingnya dan tiba-tiba dirinya teringat sosok yang menolongnya, "kau yang membawaku ke sini?"

Alih-alih menjawab, Zoya justru menatap Sofia selama beberapa menit. Sekilas Sofia bisa melihat rasa keraguan dalam wajah Zoya. "Ada apa?" Tanyanya lagi.

Zoya menggeleng. Ia mengalihkan pandangannya dari Sofia. "Bukan," katanya.

"Apa?"

"Bukan aku yang menolongmu dan membawamu ke sini."

Sofia memandang Zoya tak mengerti, lantas ia bertanya, "Siapa?"

"Kevin."

Setelah mendengar semua cerita Zoya, Sofia merasa terkejut karena ini sudah hari kelima semenjak kejadian itu usai ia menjalani operasi untuk menutup luka sayatan di kakinya yang terlalu dalam.

THE CHILD [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang