5

3.9K 468 32
                                    

Malam hari begitu dingin, sampai menusuk tulang. Semua orang telah terlelap namun tidak dengan Seojun. Dia begitu gelisah dan tak bisa tidur. Ditambah lagi dengan rasa sakit yang di sebabkan oleh luka tusukannya tersebut.

Seojun beberapa kali mengubah posisinya. Mencari posisi nyaman untuk tidur. Namun nihil, Seojun tetap tidak menemukannya dan luka nya juga bertambah sakit karena beberapa gerakan yang dilakukannya.

Jeong In yang tertidur disebelah Seojun menjadi terusik dan memutuskan untuk bangun. Sekedar memastikan bahwa sahabatnya itu baik baik saja.

"Seojun aa, apa lo baik baik aja?" tanya Jeong In.

"Baik kok gue, kenapa emang?" tanya Seojun berusaha untuk tetap biasa saja. Walaupun ia tengah merasakan sakit yang luar biasa tapi Seojun tetap berusaha untuk menyembunyikannya dari Jeong In.

"Terus, kenapa lo nggak tidur?" tanyanya lagi.

"Nggak tau gue, belum ngantuk aja"

"Lo ada masalah? Lo bisa cerita ke gue Seojun aa"

"Em.. gue kepikiran sesuatu"

"Apa tentang ayah lo Seojun aa?"

"Lo bahkan tau sebelum gue kasih tahu lo Jeong In aa"

"Ah.. sebenarnya gu-gue tahu siapa yang orang di balik kematian ayah lo Seojun aa. Tapi.. gue takut lo akan benci sama gue. Gu-gue hiks.. maafin gue hiks saat itu gue nggak bisa menolong beliau hiks.." isak tangis Jeong In pecah saat ia mengingat kejadian satu tahun yang lalu itu.

"Siapa? Katakan ke gue!" tuntut Seojun pada Jeong In.

"..."

〰️

Keesokan harinya seluruh siswa di tingkat dua SMA Saebom mengadakan apel pagi. Bersama guru tersayang (BIASALAHH..) mereka. Diakhir acara apel tersebut guru Choi memberikan games mencari jejak.

Seojun berbaris di paling belakang kelompoknya. Ia terlihat begitu lemas dan pucat melebihi kemarin. Hal itu membuat Suho yang berbaris tak jauh dari Seojun merasa sedikit khawatir. Apalagi mereka juga tidak sekelompok. Jadi Suho tidak bisa melindungi Seojun nanti ketika di hutan.

Chorong pun juga merasa ada yang berbeda dari Seojun pagi ini. Ia pun bertanya dengan nada khawatirnya.

" Seojun aa, lo yakin ikut game ini?"

"Hm" jawab Seojun seadanya.

"Tapi lo pucet banget Seojun aa. Kalo lo sakit gue bakal ijinin lo ke guru Choi"

"Nggak perlu"

Sementara itu, guru Choi masih menjelaskan secara detail games tersebut. Sebagian siswa hanya menggangguk angguk saja. Sebagian juga mendengarkan penjelasan tersebut dengan hikmat.

"Jadi, kalian harus menjadi bendera di setiap pos dan mengumpulkannya. Kalian harus mengambil bendera sesuai dengan warna pada kelompok kalian dan juga menyelesaikan misinya. Ada sepuluh pos berarti ada sepuluh tantangan yang harus hadapi. Sampai disini kalian PAHAM?" jelas guru Choi.

"PAHAM PAK!" Seru para siswa dengan semangat.

"Baiklah. Tetap utamakan kerja sama team dan jangan terpisah dari team. Karena ini hutan kalian mengerti?" ucap guru Choi.

"Ah ya satu lagi, setiap kelompok akan saya bagikan masing masing dua peta, untuk jaga jaga jika salah satu petanya hilang" sambung guru Choi.

SPASI || SuhoxSeojun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang