8

3.6K 413 82
                                    

Seojun yang saat ini sendirian tengah bermalas malasan di ranjang rumah sakit. Gowoon izin padanya untuk pulang terlebih dahulu untuk membawakannya baju ganti. Perut Seojun masih terlalu sakit untuk di ajak berkeliaran di sekitar rumah sakit.

Seojun gelisah. Tiba tiba merasakan sebuah panggilan alam di saat seperti ini. Siapa yang tidak gelisah. Untuk sekedar bangun sendiri saja tidak bisa apalagi untuk bersemedi di toilet. Ia malu untuk menghubungi perawat. Tapi ia juga tak punya pilihan lain.

Seojun dengan ragu memencet tombol agar perawat datang (ngga tau namanya apa).

Ceklek..

Belum sempat Seojun memencet tombol tersebut. Pintu kamar rawatnya tebuka. Dapat Seojun lihat, Suho orang yang masuk ke ruang rawatnya tersebut. Seojun memasang raut wajah yang tak bersahabat.

"Kenapa?"

"Nggak ada, gue cuma mau ngasih ini. Titipan ibu lo" Suho memperlihatkan sebuah bingkisan strawberry choco cake itu.

"Oh..."

Hening dan canggung menyelimuti keduanya. Seojun juga semakin bergerak gerak gelisah. Hal tersebut membuat Suho menyergit heran.

"Kenapa?"

"Ngga papa..."

"Oh, ya udah"

Seojun semakin merasa sesuatu telah berada di ujung.

"Suho ya, um...tolong" cicit Seojun dengan ragu. Wajah Seojun benar benar menggemaskan bak anak kucing yang terjepit.

"..." tak ada jawaban jelas dari Suho. Namun Suho paham apa yang di maksud Seojun dengan ekpresi seperti itu, sungguh menggemaskan. Dengan penuh kehati hatian Suho menggendong Seojun ala bridal style berjalan ke arah toilet.

"Yak?! mau ngapain?" Seojun membentak Suho yang sedang mencoba melepaskan celana Seojun setelah mendudukan Seojun di kursi yang disediakan di situ. Seketika Seojun menjadi panik.

"Memangnya apa lagi? Lo pikir lo bisa buka celana lo? Tangan lo aja diiket iket sama selang selang gitu" ucap Suho jengah.

"Y-ya udah sih, tapi lo jangan liat liat" balas Seojun.

"Apaan sih lo, lagian juga gue ngga napsu sama lo. Asal lo tau ya, gue sukanya melon bukan choco cips"

"Ya sukur deh kalo lo ngga napsu sama gue"

Suho berhasil melepaskan celana Seojun. Ia memalingkan wajahnya saat itu juga. Tapi mulutnya benar benar tak bisa diajak kerja sama rupanya.

"Ternyata punya lo kecil ya? Cuma segini" ucap Suho sambil memperlihatkan ruas jari kelingkingnya di depan mata Seojun.

"Yak?! Udah gue bilang jangan liat liat" Seojun yang murka dan malu berteriak tepat di kuping Suho dan tangannya menjambak rambut Suho hingga sang pemilik rambut berteriak kesakitan.

"Yak..yak.. sakit" Suho berusaha melepaskan diri dari cengkraman maung ganas namun menggemaskan itu.

"MESUM" Seojun memalingkan mukanya yang telah berubah warna menjadi merah seperti kepiting rebus itu.

Suho berbalik keluar dari toilet saking malunya. Dan itu membuat Seojun kembali berteriak kepadanya.

"Yak! Aishh... dasar tidak bertanggung jawab" gerutu Seojun.

"Dasar tak tau diri" Suho kembali ke toilet dan membantu Seojun kembali ke ranjangnya.

Ruangan kembali hening.

Sampai Seojun bertanya kepada Suho, kenapa ia berada di sini. Jiwa penasaran Seojun memang sangat kuat.

"Lo ngapain disini"

SPASI || SuhoxSeojun (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang