20 ᵇʳᵃ ⁱˡᵉⁿ

315 21 6
                                    


Arvero melihat kekanan dan kiri aman, dirinya mengambil bra itu dan menyembunyikannya di balik jaket miliknya, cowok dengan umur 17 tahun dan memakai outfit baju kaos berwarnah putih, jaket hitam shoes putih, jeans hitam.

Arvero ingin masuk ke dalam lift tetapi isinya cewek semua, ya mau bagaimana lagi jika naik tangga dirinya akan capek sendiri.

"Ganteng banget" ucap sebagian cewek yang berhimpitan di lift, semua cewek itu rela berdempetan demi memberikan Arvero tempat yang luas di dalam lift.

"User telegram atau linenya apa ya" ucap cewek itu

"Namanya siapa anjim!" ucap cewek itu.

Arvero hanya pura-pura tidak dengar dan memilih memainkan ponselnya

***

"Bra gue anjir" batin Ilen yang berdiri didepan pintu kamar sesekali mengintip lubang kunci pintu.

***

Arvero yang melihat kanan kiri, bisa bara bere jika bra cewek jatuh dari jaketnya, mau ditaro dimana harga dirinya.

Arvero berusaha cool walau ada rasa awakrdd di hatinya, karena menyembunyikan bra cewek.

Arvero yang sampai di depan kamar nomor 202, dan berdiri di depan dinding seraya mencari user name telegram Ilen.

"Archea Ilene" ucap Arvero yang mengetikkan nama lengkap Ilen dan tidak ada di pencarian.

"Ilen" juga tidak ada

"Chea" juga bukan, sesekali melihat profilnya, dan tidak ada foto Ilen disemua username yang ia ketikkan, apa dia gak punya telegram? Tapi mustahil. Di jaman sekarang ini paati banyak cewek yang masang telegram karena ingin menonton drama, ia tahu karena Rea juga begitu.

"Ilene Archea" "Nah ada" ucap Arvero melihat foto profil itu dan itu adalah foto profil Ilen.

"Keluar bentar" ucap Arvero mengetikkan sesuatu untuk mengirimkan pesan kepada Ilen, namun dia menghapusnya lagi.

"Gue diluar? Gitu kali ya" ucap Arvero hendak mengirim pesan itu namun terhenti.

"Gak gak jangan itu terkesan caper" ucap Arvero menggeleng.

"Gue megang bra lo" ucap Arvero, "Ahh gak"

"Terus apa?" ucap Arvero menggigit bibirnya karena tidak tahu pesan apa yang harus dirinya kirim kepada Ilen agar gadis itu keluar dari kamar. Arvero beralih ke profil dan mengganti foto profilnya, dan menghapus bio miliknya. Kalau cowok punya bio terkesan alay gak sih bagi Ilen? Terus foto profil telegram Arvero lama tidak ia perbaruhi sejak ia pasang telegram foto profilya tidak pernah berubah.

Setelah menghapus bio telegramnya, Arvero kembali beradu dengan keyboard dan berpikir apa yang akan dia katakan kepada Ilen.

Arvero Anderson

: Gue naro sesuatu di knop pintu, lo
liat aja gk usah salah faham ke gue!

Setelah itu Arvero mendengar suara knop pintu, dirinya pun berlari ke tiang-tiang Geung bersembunyi.

***

Tingg

Bunyi pesan Chat Ilen, membuatnya segera mengambil ponsel di saku celananya dan membuka aplikasi telegram, melihat ada pesan dari nomor yang tidak ia kenal, Ilen memicingkan matanya dan berusaha melihat foto profil cowok itu, bentar, Arvero Anderson?

"Bentar ini Ar kan?" ucap Ilen seraya menindis pesan dari Arvero tersebut.

"Gue naro sesuatu di knop pintu, lo liat aja gk usah salah faham ke gue!"

"Apa apaan ini?" ucap Ilen seraya membuka knop pintu, melihat kanan kiri dan mendapatkan branya tergantung di knop pintu, "Astaga!"

Ilen pun berdiri didepan pintu, dan mengambil branya dalam posisi berbalik, agar tidak terlihat orang, "Memalukan" Batin Ilen tersenyum kepada orang yang berlalu lalang kekamar mansing-masing, pipi Ilen memerah, kejadian memalukan macam apa lagi ini.

Sedangkan disatu sisi Arvero yang melihat Ilen sedikit merasa awakard membuat Arvero tidak tahan untuk tertawa, apa-apaan ini.

***

"Len kenapa bra lo jatuh di tangan dia, kondom, jurnal, baju, bra besok apa?" ucap Ilen merasa malu.

***

Cowok dengan celana jeans dan baju Oversized Shirt, menggunakan masker berwarnah putih, mengetuk pintu sebuah kediaman besar, yang kebetulan tidak ada penjaganya.

Rea yang kebetulan baru pulang dari rumah langsung membuka pintu dan ternyata tidak ada orangnya.

"Lah?" ucap Rea yang bingung dan kemudian menutup pintu itu namun hanya sedikit, Rea yang mengintip dari cela-cela pintu, merasa ada yang akan mengetuk pintu lagi, dan segara Rea membuka pintu itu.

"Aaaa" Ringis cowok itu.

"Nah kan ha? Lo?" ucap Rea raut wajahnya berubah seketika.

"Argh" ringis cowok yang terduduk di teras itu seraya memegang hidungya akibat terbentuk pintu yang di buka oleh Rea.

"Eh lo kapan balik"

"Lo nanyain itu? Gak bantu gue?" ucap cowok itu.

"Nggak heheh"

***

Beberapa hari kemudian.

"Len, lo main sini, tim kita gak cukup pemain" ucap Dira meneriaki Ilen.

"Gue?" ucap Ilen yang duduk di sisi lain lapangan seraya memegang kepalanya yang pusing minta ampun.

"Iya lo Archea Ilene" ucap Dira, dengan nada malasnya, jika bukan karena tim basket mereka kekurangan pemain Dira mah ogah ngajak Ilen.

"Malas"

"Lo" ucap Dira ditahan oleh temannya bernama Bela Almira.

Ilen pun berjalan menuju pinggir lapangan, tempat dengan enaknya guru olahraganya dengan seenak jidat dudut di dekat pohon dan tidak terkena cahaya matahari.

"Pak" ucap Ilen, kepada guru olahragnya yang bernama pak Bram.

"Iya kenapa peringkat terakhir" ucap Pak bram.

"Pak saya punya nama ya pak!" tegas Ilen seraya mengalihkan pembicaraannya.

"Iya Ilen, kenapa? Kenapa gak ikut main?" ucap pak Bram.

"Pak saya boleh izin gak? Kepala saya sakit, ditambah perut saya juga sakit" ucap Ilen dengan malasnya.

"Silahkan"

"Dia cuman boongan pak, paling gak mau kena sinar matahari" ucap Dira berteriak.

"Kalau gue sehat dari tadi udah gue lemparin batu kepala lo" ucap Ilen dalam batinnya seraya memegang kepalanya.

"Bibir kamu juga pucat"

"Ya itu pak saya bilang saya sakit gimana sih" ucap Ilen geram.

"Kamu ke UKS aja sana" ucap Pak Bram.

"Iya pak" ucap Ilen, "Dari tadi kek" batinnya.

Ilen pun berjalan dan merongo saku celananya, dan membuka aplikasi flo, semacam kelender menstruasi.

"Gue juga baru baru ini haid, kok perut gue sakit, ah masbod ucap Ilen yang memjiat kepalanya dengan tangan, disisi lain ada Arvero yang berjalan menuju lapangan dengan lagi dan lagi memasukkan tangannya kedalam saku celana, "Urat malu lo len, jangan liatin dia" ucap Ilen dalam batinnya

Saat mereka berhadapan, Ilen hanya mengalihkan pandangannya saja, berhubung ia harus mereset urat malunya.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang