35 ᵐᵃᵏᵃⁿ

131 16 0
                                    


"Sialan lo kemana aja? Dari tadi gue telfon lo gak punya mata?" ucap Ilen yang hendak memukul cowok yang ada di depannya itu, sangat menjengkelkan, Reiga mengesampingkannya untuk telfon dan urusan yang menurut Ilen tidak terlalu penting.

"Pulang" ucap Ilen seraya mendorong Reiga keluar seraya memegang kembali pinggangnya dan beberapa kali melihat kebelakang, ah bodohnya tidak mungkin kan Arvero akan mengikutinya. Toh dirinya bukan putri.

***

"Aaa GOBLOK BANGET. MALU LAGIII" ucap Ilen seraya menutup matanya. Gimana kalau Arvero ngomong ke teman yang lain? Sialnya, pertama Arvero tahu kalau dia hamil, dia juga tahu kalau Ilen aborsi. Tunggu.

"Bentar bentar apa Arvero tau pekerjaan gue? Bisa bara bere nih" ucap Ilen menggaruk kepalanya

"Aaa gim- shhh argh" ucap Ilen seraya memegang pinggangnya lagi.

Dia ingat perkataan dokter tadi biasanya saat malam akan lebih nyeri ditambah pendarahan, ah sangat menyebalkan.

"Positive thingking Len" batin Ilen mengangguk.

"Jujur gue capek hidup, gue pengen mati aja rasanya, but, i have a goals"

***

"Tan dia ngapain kesini?" ucap Arvero yang duduk di kursi ruangan tantenya. Selalu dokter disana, Arvero juga tahu bahwa klinik ini Klinik ilegal, tapi Arvero mah masa bodoh, orang punya cara masing-masing untuk hidup dan mendapatkan uang.

"Aborsi" ucap tantenya simpel

"Ini tadi kirimannya Ian" ucap dokter itu memberikan sebuah kotak kepada Arvero.

"Kenapa kasi ke aku tante?"

"Oh katanya dia bentar lagi pulang, ini yang kamu suruh beli katanya" ucap Dokter itu, dan Arvero tahu isinya adalah jam tangan yang ia minta belikan kepada sepupunya untuk diberikan kepada Rea.

Rea adalah sepupu yang berasal dari bokapnya Arvero, lebih tepatnya saudara perempuan Ayahnya, sedangkan Ian adalah sepupu dari nyokapnya, bisa dibilang nyokapnya punya saudara cowok yakni Bokapnya Ian, dan yang berada didepan Arvero adalah Mamanya Ian, alias tantenya. Nyokap dan juga bokapnya Ian berpisah sejak beberapa tahu lalu, dan Ian tinggal bersama Ayahnya karena ayahnya merasa mamanya tidak bisa membiayai biaya kuliah Ian.

Arvero meminta izin untuk pulang, selain karena mendapatkan pesan dari Rea bahwa sepupunya itu bosan dirumah.

+62278***
: Gue sepupu yang tersiksa oleh sepupunya. Ar jalan-jalan yuk ke Mall gue bosan, lo sita aja ponselnya lo ikut gue jagain gue, gue cuman pengen jalan-jalan + makan makanan mahal lo yang bayar please🍥🐽

: Eh salah emot harusnya ini (🐰)

***

"Balap Ar" ucap Rea kepada Arvero dan Arvero menambah kecepatannya sesuai dengan perintah Rea.

"Aaaaaa" ucap Rea membuka matanya, bukan karena takut melainkan senang, akhirnya bisa keluar juga.

Mumpung Arvero sibuk mengendarai motor, membuat Rea mengencangkan pelukannya kepada Arvero, Rea sedikit memiringkan kepalanya dan melihat di saku jaket Arvero ada ponselnya, tangan jahannam Rea mengarah ke saku jaket Arvero dan hendak mengambil ponselnya, ditambah dengan mimik mengelurkan lidahnya.

Dan akhirnya sebelum Rea mengambil ponselnya, Arvero dengan cepat menghentikan motornya, membuat Rea hampir terjatuh namun, Arvero menarik tangan Rea agar terus memeluk pinggangnya.

"Lo mau apa ha?" tanya Arvero sedikit memutar kepalanya.

"Gak ada" cuek Rea.

"Modus?"

"Geer"

"Lo tau kemarin ada temen gue yang geer di peluk sama sepupunya, eh besoknya meninggal" ucap Rea tersenyum.

"Lo juga tau? Besok pagi ada sepupu teman gue yang bakalan mati karena coba ambil ponselnya yang disita padahal sepupunya lagi ngebut" ucap Arvero jahil.

"Ihhh" rengek Rea.

"Pegang erat-erat" ucap Arvero kembali mengebutkan motornya.

Sesampainya mereka di depan Malll, Mall yang mereka kunjungi berbeda dengan Mall yang pernah mereka kunjungi.

"Ahhh liat rambut gue" ucap Rea melepas helmnya dan memberikannya kepada Arvero, Rea memiringkan sedikit spion motor itu membuat Arvero sedikit risih, "Jangan di gituin Re nanti pecah" ucap Rea.

"Hallah kagak gue juga gini gegara lo" ucap Rea seraya merapikan rambutnya dan mrnatap kearah spion itu.

Membuat Arvero menggeleng sebegitunya Arvero ketika melepas helmnya hanya menyisir rambut kebelakang dengan tangan tapi dilihat dari sini ini tidak berlaku dengan Rea.

Arvero melihat di belakang kepala Rea ada sedikit rambut yang menumpuk, Arvero kemudian memperbaiki rambut Rea dan menyisirnya dengan tangan.

"Nah oke thanks, go" ucap Rea ketika merasa bahwa rambutnya bukan lagi masalah dan kemudian menggandeng tangan Arvero masuk kedalam Mall.

Mereka ke Mall dengan menggunakan pakaian sekolah, Ketika Arvero mengatakan kepada Rea bahwa dirinya akan pergi mengambil sesuatu di bibinya, Rea tidak punya pilihan lain untuk menunggu di halte karena diirnya tidak di berikan uang oleh Arvero, untuk iuran tadi juga dibayarkan oleh Arvero, jadi Rea tidak bisa mengambil sebagian uang iurannya, dan sialnya dirinya t8dak dibiarkan naik taxi oleh Arvero.

Jadi nasib Rea adalah menunggu di halte seraya menggoyangkan kakinya karena tidak ada ponsel yang membantunya merasa waktu lebih cepat. Jadi ketika hendak menge-sms Arvero Rea menggunakan telfon siswa yang lewat dan ketika selesai menghapus sms itu. Pintar kan.

Saat hendak masuk ke Mall Rea melihat ada sosok Geino yang hendak masuk ke Mall.

"Eh Ar" ucap Rea cepat pada saat Arvero akan masuk ke mall

"Hem?" ucap Arvero berbalik.

"Kita ke Bistro aja yah" ucap Rea menghalangi Arvero.

"Tapi di Mall kan ada Restaurant" ucap Arvero.

"Tapi kan khem, gue yang mau makan jadi gue yang tentuin ayo ke Bistro aja, gak jauh kok dari sini" ucap Rea naik ke motor Arvero, Arvero hanya menggelengkan kepalanya dan langsung ikut naik ke motor.

"Lo nyusain" ucap Arvero.

"Kalau lo gak kurung gue sama ambil ponsel gue, gue gak bakalan ngajak lo kesini" ucap Rea lagi sebelum akhirnya disuruh pegangan oleh Arvero

Sesampainya mereka didepan Bistro, Rea menggandeng tangan Arvero dan masuk ke Bistro, jika saja tadi mereka masuk ke mall mungkin saja Geino sudah mati karena Arvero.

Arvero duduk berdua disana, dan meminta pelayan memesan makanan.

"Lo mau di pesenin apa?"

"Terserah lo aja"

"Air putih aja mau?" ucap Rea dan Arvero hanya mengalihkan pandangannya.

"Terserah lo tuh gak terkendali" ucap Rea, padahal maksud Arvero terserah adalah salah satu dari makanan favoritnya.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang