𝟖𝟖

94 10 2
                                    


"Ar lo cari Ilen yah, jangan pulang kalau lo gak dapat dia" ucap Rea di telfon.

Sekarang Arvero berhenti di pinggir jalan karena menerima telfon dari Rea, Arvero juga bodoh tidak memberikan Ilen ponselnya padahal jika Arvero memberikannya Ilen akan mudah di ketahui keberadaannya.

Banyak penyesalan di hati Arvero jika saja Ilen bunuh diri bagaimana? Andai saja dirinya lebih cepat datang ke rumah Ilen, maka dirinya tidak akan telat, jika Arvero menarik Ilen masuk ke taxi yang ia masukin semua ini tidak akan terjadi, jika saja saat mengambil cek Arvero mengajak Ilen semua ini tidak akan terjadi Ilen tidak akan masuk ke sekolah, dan Ilen tidak akan kabur.

"Please lo dimana" ucap Arvero yang menjalankan motornya tidak terlalu cepat mencari Ilen, dan ini masih sangat pagi sekitar jam 9.

***

"Makasih banyak atas informasinya" ucap cewek bernama Evelyn itu.

"Sama sama"

"Lo hebat yah" lanjut Evelyn.

"Rela banget ngorbanin sahabat lo demi uang amazing gue takjub" ucap Evelyn.

"Makasih banyak Gi" ucap Evelyn yang hendak pergi dari sana.

"Maafin gue Len" ucap Gia seraya menggigit gigi bagian bawahnya sedikit merasa bersalah kepada Ilen.

***

Disisi lain ini sudah malam tetapi Arvero belum saja menemukan Ilen. Cowok itu sudah mulai stress ditambah kepalanya yang sangat sakit, seraya memaksakan diri untuk mengendarai motor.

Arvero ingat Ilen pernah membawa Rea ke tempat wisata, dan sepertinya ada satu tempat wisata bersejarah yang Arvero tahu bagus untuk menghilangkan rasa stres, memutar balik motornya dan sedikit melajukan kecepatan.

***

Sedangkan disisi lain Ilen yang duduk di pinggir jalan seraya menutup matanya, disini banyak sekali mobil yang berlalu lakang serta motor.

"Lo nunggu siapa sih Len hiks" ucap Ilen menutup matanya, berharap jika Arvero mencarinya, terbesit rasa ingin ketika dirinya pergi Arvero mengejarnya tetapi tidak, Itu salahnya Ilen sendiri kenapa tidak mengikuti apa yang Arvero katakan.

Beberap lama Ilen juga haus tapi ia lupa membawa uang, ia juga sedikit marah tentang insiden Reiga yang hendak mengembalikan uangannya tetapi meminta kepada Arvero.

Flashback.

Setelah kejadian Arvero yang mengetahui Ilen Sex berbayar lagi, Reiga menelfon Arvero dan meminta uang untuk membayar utangnya kepada Ilen.

Dan saat Ilen pulang dari Hotel, Reiga menunggu didepan Apartement. Dan memberikan sebuah cek kepada Ilen dengan nominal 400 juta.

"Ini uang lo" ucap Reiga memberikan cek kepada Ilen dan Ilen hanya tersenyum sinis dan melihat ada nama sebuah perusahaan di pojok cek itu.

"Uang ini hasil lo ngemis dimana?" sinis Ilen tersenyum kepada Reiga.

"Maksud lo?"

"Lo ngemis di Arvero kan? Kek pengemis" sinis Ilen lagi membuat Reiga marah.

"Lo tuh kok marah sama gue? Gue udah balikin duit lo, lo malah hina gue" muak Reiga.

"Gue bakal ngehargain kalau uang yang lo dapat hasil kerja lo sendiri"

"Tapi gue gak bisa dapat uang sebanyak itu"

"Lo gak bisa apa-apa, jadi diri lo sendiri gak usah sok mau balikin duit gue tapi hasil lo bersedekap tangan di depan orang lain"

"Kalau lo gak mau ya ngomong" ucap Reiga.

Reiga memberikan cek itu kepada Ilen dan pergi, Ilen menatap cek itu dan langsung merobeknya, "Astaga gue ngapain? Kok gue robek ceknya" batin Ilen yang nerasa sangat bodoh.

***

"Lo nunggu siapa sih Len" ucap Ilen menutup matanya dengan kedua tangan, dia tidak bisa kembali ke Apartement pasti sahabatnya akan dalam bahaya jika Ilen tinggal disana.

"Hikss" tangis Ilen ditambah suara mobil yang terlalu berisik.

"Lo gak papa kan?" tanya seorang cowok membuat Ilen menaikkan wajahnya seketika.

"Lo?" ucap Ilen menghaphus air matanya.

"Lo gak papa kan?" tanya Ian seraya tersenyum dan berjongkok dengan Ilen.

"Gak papa" ucap Ilen mengangguk.

"Luka lo banyak, mau gue obatin" ucap Ian yang dengan segera menarik tangan Ilen naik di atas motornya, sedangkan disisi lain ada seorang cowok yang mematung karena merasa sedikit terlambat untuk menghampiri Ilen, andai saja dirinya tidak merancang kata-kata untuk bertemu Ilen dirinya mungkin tidak akan terlambat di bandingkan dengan Ian.

***

"Lo gak papa kan?" tanya Ian yang memarkirkan motornya di gang sempit dan mengambil kapas serta antiseptik untuk luka Ilen.

Namun belum saja Ian membersihkan luka itu, ponselnya sudah berbunyi. Dan itu adalah Arvero.

"Keknya gue harus pergi, bentar lagi ada yang bakalan datang" ucap Ian seraya memberikan kapas dan antiseptik itu kepada Ilen.

"Maksudnya?" tanya Ilen dan Ian keburu pergi.

Disisi lain ada satu orang yang sedang tersenyum dan satunya diam saja, "Sisanya lo yang atasin bro" ucap Ian seraya menepuk pundak Arvero.

"Itu emang bagian gue tapi gue kalah cepat" ucap Arvero. Mendengar hal itu membuat Ian tersenyum sinis

***

Ilen yang berjalan di trotoar, ia ingin kembali ketempat tadi dirinya berdiri disana sangatlah sejuk dan cocok untuk orang stres, Mamanya yang pernah mengatakan bahwa dia ingin membawa Ilen dan Ayahnya pergi berkendara disana, namun keinginan itu belum terpenuhi.

Saat ingin berlari tangan Ilen segera di tarik dan duduk diatas motor Arvero, Arvero membuat tangan Ilen memeluk dirinya dan melajukan motornya sepanjang Landmark simpan susun.

Dulu Ilen yang ingin pergi ke sini.

"Lo" ucap Ilen.

"Ini gue, lo seneng?" tanya Arvero. Ilen tersenyum dan memeluk erat pinggang Arvero dan Arvero sibuk menjalankan motornya sepanjang simpan susun.

ʷʳⁱᵗᵉ ʸᵒᵘʳ ᵈᵃᵗᵉ ᵒᶠ ᵇⁱʳᵗʰ ᵃⁿᵈ ᶠⁱⁿᵈ ʸᵒᵘʳ ᵗʷⁱⁿ

4 Secrets【COMPLETED】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang