Hai, Caca comeback✨
Masih penasaran sama ceritanya, kan? Sok atuh di baca🤗
Jangan lupa vote ya sebelum membaca❤️Happy reading ❤️
.
.Seperti yang tadi Elio katakan untuk menjemput Alea pukul 4 sore. Kini, mobil Elio sudah terparkir di halaman depan rumah Alea. Sedangkan Elio, dia sedang duduk menunggu Alea di ruang tamu ditemani segelas jus jeruk buatan Alea sendiri.
Daripada bosan menunggu, Elio memilih untuk bermain handphone. Ia membuka aplikasi game-nya dan segera memainkannya.
Sementara Alea, ia baru saja keluar dari kamar mandi. Entah kenapa kali ini ia begitu malas untuk keluar rumah. Ia mengambil pakaiannya asal. Ia mengenakan kaos oversize berwarna putih, dan hotpants yang tertutup oleh kaosnya.
Ia menuju meja rias, memoles wajahnya dengan make-up tipis. Ia membiarkan rambutnya tergerai, semakin menambah kadar kecantikannya.
Ia mengambil sepatu Sneakers berwarna putih, senada dengan kaosnya. Setelah persiapannya sudah selesai, ia segera turun menuju ruang tamu. Oh, tak lupa ia mengambil kacamata vintage-nya dan menyambar tas Louis Vuitton hitamnya.
"Oh, hai. Maaf nunggu lama," ujar Alea saat ia sudah berada di anak tangga paling akhir.
Elio terperangah. Penampilan Alea sangat berbeda. Namun, sepersekian detik kemudian ia menetralkan kembali ekspresi wajahnya.
"Hm, yaudah ayo. Keburu sore," tukas Elio, ia memasukkan kembali handphone-nya kemudian beranjak dari tempat duduknya, diikuti Alea yang berjalan di belakangnya.
⚪⚪⚪
Gabriel kini sedang berada di ruang tamu apartemen milik Veena. Ia akan menemani Veena mencari kado untuk Delila- mamanya Veena.Sesekali Gabriel mengacak rambutnya. Pasalnya, jika bukan karena Veena menemuinya di kantin sekolah tadi, pasti sekarang ia sudah bersama Alea. Gara-gara Veena, Alea jadi marah dengannya.
Tak perlu waktu lama untuk bersiap, kini Veena sudah selesai. Ia memakai dress berwarna camel selutut dan flatshoes berwarna putih.
Ia kemudian menemui Gabriel yang sudah menunggunya di ruang tamu.
"Hai, gue udah selesai, nih. Berangkat yuk," ajaknya. Tangannya segera menggandeng Gabriel menuju ke lift. Gabriel hanya mengikutinya dengan malas.
"Gak usah gandeng-gandeng juga kali," sindir Gabriel. Ia segera melepaskan tangan Veena dari lengannya.
Setelah lift terbuka, Gabriel berjalan mendahului Veena. Veena yang merasa kesal pun hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya. Ia berjalan sedikit lebih cepat menuju mobil Gabriel.
"Kok lo ninggalin gue, sih," kesal Veena.
"Lo lama," jawab Gabriel tak kalah kesal. Ia segera menyalakan mesin mobilnya dan segera meninggalkan apartemen Veena.
Di perjalanan, Gabriel hanya diam mendengarkan ocehan Veena yang menurutnya benar-benar unfaedah. Mungkin sekarang telinga Gabriel sudah merah.
"... dan setelah gue pulang dari Canada, lo udah jadian sama si Alea itu." Entah berapa ribu kata yang tadi Veena ucapakan, tapi hanya itu yang dapat Gabriel tangkap.
"Berisik banget sih, lo!" sarkasnya. Veena langsung terdiam. Gabriel bernapas lega.
"Star Mall?" tanya Gabriel saat bangunan besar bertuliskan 'Star Mall' berada tak jauh darinya.
"Iya, yang deket." Veena menjawab dengan semangat. Perlahan, mobil Gabriel terparkir rapi di tempat parkir Star Mall.
Sebelum turun dari mobil, Veena mengirimkan chat kepada seseorang. Setelah mendapat balasan, Veena menyeringai.
'Gue bakal kasih lo kejutan, Alea.'
⚪⚪⚪
Mobil Elio memasuki area parkir Star Mall. Ia kemudian keluar dari mobil seusai memarkirkan mobilnya, diikuti Alea yang keluar setelahnya."Kita langsung kemana?" tanya Elio, pasalnya ia tidak pernah membeli peralatan sekolah. Semua peralatannya sudah disiapkan oleh asisten pribadinya di rumah. Enak bukan, jadi Elio?
"Stationary," jawab Alea, ia berjalan mendahului Elio.
Elio hanya mengikuti Alea dari belakang. Ia sesekali tersenyum melihat tingkah Alea yang terlihat rempong.
"Brush pen udah, sticky note udah, sticker udah, kertas juga udah, terus apa lagi?" tanya Alea pada Elio.
"Ya mana gue tahu, kan lo yang bawa catatannya."
"Oh udah lengkap, yaudah yuk." Alea menarik Elio menuju kasir.
"Totalnya seratus tiga puluh ribu, Mba," ucap penjaga kasir ber-nametag Rora itu. Belum juga Alea mengeluarkan uangnya, Elio sudah menyerahkan black card-nya ke penjaga kasir. Alea menatap Elio tak percaya.
"Gue aja yang bayar," ucap Elio valid, no debat. Alea hanya mengangguk setuju.
Alea berjalan seraya menenteng paper bag di tangan kirinya. Matanya menatap sekeliling, hingga ia menangkap sosok Gabriel bersama Veena sedang memilih-milih deretan tas bermerek. Oh, jangan lupakan Veena yang terus menggandeng lengan Gabriel. Alea merasa hatinya teriiris untuk kesekian kalinya. Melihat perubahan wajah Alea, Elio lantas bertanya, "lo kenapa?"
"Nggak papa, kok. Mampir ke resto, yuk. Laper."
"Yaudah, ayo."
Elio menuruti Alea, mereka kemudian menuju resto yang ada di lantai dua. Tanpa Alea sadari Elio tersenyum miring.
⚪⚪⚪
"Menurut lo bagus yang mana? Yang ini, atau yang ini?" tanya Veena bertubi-tubi. Ia sibuk memilih tas bermerek Channel itu. Tangan kanannya menenteng tas berwarna merah maroon, sedangkan tangan kirinya menenteng tas berwarna hitam."Serah lo, buruan!" Gabriel sudah bosan sedari tadi melihat Veena yang tidak selesai-selesai memilih.
"Yaudah. Yang merah maroon ini aja." Kemudia Veena menarik Gabriel menuju ke kasir.
"Laper nih, mampir resto yuk," ajak Veena setelah selesai membayar.
"Hm."
Mereka menggunakan elevator untuk menuju lantai dua. Veena menarik Gabriel menuju meja yang terletak di pojok, dekat jendela. Gabriel hanya menurut.
Tanpa sengaja, Gabriel melihat Alea juga di sana. Duduk berdua dengan Elio. Begitupun Alea, ia tanpa sengaja bertatapan dengan Gabriel. Gabriel merasa dadanya sesak, hatinya sakit melihat Alea bersama laki-laki lain. Tetapi, ia hanya bisa diam. Begitupun Alea, ia segera memutuskan kontak mata dengan Gabriel, entah sudah berapa kali hatinya tertusuk melihat Gabriel begitu mesra dengan Veena.
To be Continued ....
⚪⚪⚪
Maafkan Caca karena lama nggak update, ya.Satu kata buat Alea?
Satu kata buat Veena?
Satu kata buat Gabriel?
Satu kata buat Elio?
See u next part❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT LOVE [On Going]✓
Ficção Adolescente[REVISI SETELAH CERITA END] [UPDATE SESUAI MOOD] "Heh, lo! Cewek yang baca buku, lempar bolanya!" "Gue?" "Ya lo, lah. Siapa lagi yang baca buku kalau bukan lo?" "Nih!" "Heh, main pergi aja lo. Gue suka sama lo. Mulai sekarang lo harus jadi milik gu...