Hai, Caca kembali lagi membawa Alea dan Gabriel, wkwk.
Jangan lupa vote sebelum membaca, ya✨
Happy reading 💫
.
.
.Seperti hari-hari sebelumnya, Alea bersiap untuk pergi ke Kedai Refresho. Ia segera mengendarai motor matic kesayangannya.
Kurang dari dua puluh menit, Alea sudah sampai di tempat parkir Kedai itu. Alea menguncir rambut panjangnya dengan gaya Ponytail yang menambah kadar kecantikannya.
"Hai Alea," sapa Inara– teman sekaligus anak dari pemilik Kedai tempatnya bekerja.
"Hai, Nara. Lama tidak bertemu," ucap Alea. Mereka berpelukan layaknya Teletubbies, tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya aneh.
"Padahal hanya dua hari kita tidak bertemu, Alea."
"Iya, dua hari kan udah empat puluh delapan jam, dua ribu delapan ratus delapan puluh menit, dan seratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus detik. Lama, 'kan?" ucapnya yang membuat Inara memutar bola matanya malas. Tidak heran kalau Alea selalu seperti ini saat bersamanya. Ia sudah menganggap Alea sebagai seorang kakak sekaligus sahabatnya.
"Yaudah, kalau gitu gue duluan, ya. Bye, Inara~" lanjutnya dan segera pergi meninggalkan Inara.
Alea berjalan menuju lokernya untuk menaruh tas berwarna ungu lilac kesayanganya. Ia kemudian menuju meja barista dan menyiapkan semua peralatan.
Malam ini Kedai terlihat ramai. Sesekali Alea menyeka keringat yang membasahi pelipisnya. Entah sudah berapa puluh gelas minuman yang ia buat malam ini.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas lebih empat puluh lima menit. Artinya, lima belas menit lagi sudah tengah malam. Alea membereskan peralatan sebelum Kedai ditutup.
Setelah semuanya selesai, ia segera menuju loker untuk mengambil tasnya. Kemudian berjalan menuju parkiran dan segera mengendarai motor matic-nya menjauh dari Kedai.
Tanpa ia sadari, sebuah mobil hitam mengikutinya.
⚪⚪⚪
Kini, Elio sudah berada di Cornellia Cafe sesuai isi pesan yang ia dapat tadi. Satu notofikasi chat membuat perhatiannya mengarah pada handphone yang digenggamnya. Ternyata notifikasi itu dari orang yang sama.
0813579xxxx
Meja nomor 46Begitulah isi pesan yang ia dapatkan. Matanya memandang sekeliling Cafe untuk mencari nomor meja yang sesuai dengan isi pesan tadi. Dan ... ya! Meja yang ia cari tepat berada di samping jendela. Seorang wanita yang terlihat seumurannya sudah menunggunya di sana.
"Jadi lo yang tadi ngirim pesan ke gue?" tanya Elio to the point.
"Duduk dulu," jawabnya. Elio hanya bisa mengembuskan napas kasar, kemudian ia menarik kursi dan duduk di hadapan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT LOVE [On Going]✓
Fiksi Remaja[REVISI SETELAH CERITA END] [UPDATE SESUAI MOOD] "Heh, lo! Cewek yang baca buku, lempar bolanya!" "Gue?" "Ya lo, lah. Siapa lagi yang baca buku kalau bukan lo?" "Nih!" "Heh, main pergi aja lo. Gue suka sama lo. Mulai sekarang lo harus jadi milik gu...