Itu yang di mulmed si Gabriel ya guys :)
***
Gracia sedang menyenderkan punggungnya pada kursi. Sesekali ia memijat pelipisnya karena melihat soal-soal kimia yang masih belum ia selesaikan.
"Astaga! kalau kaya gini kapan selesainya," gumamnya pada diri sendiri.
"Kan emang gitu pelajaran kelas 12 Cia," ucap Jessy teman sebangkunya.
"WOI CIA, LO BURUAN KE LAPANGAN BASKET. GABRIEL BUAT ULAH LAGI!!" teriak salah satu teman sekelasnya.
Sekilas ia melihat kearah jendela disampingnya yang langsung mengarah ke lapangan basket. Terlihat Gabriel sedang memegang dagu seorang gadis dan menatapnya dengan tajam.
'Oh God, apalagi ini. Coba sehari saja dia nggak buat ulah'
"Cia, kok lo malah ngelamun sih." Jessy langsung menarik tangan Gracia tanpa menunggu jawaban dari Gracia.
****
Tristian dan Reos serta semua orang yang berada di lapangan basket menatap Gabriel tak percaya. Karena seorang Gabriel, orang yang paling anti sama yang namanya -cewek- secara terang-terangan ngeklaim -cewek- itu sebagai miliknya.
"Tian, emang si Briel kenal sama tuh cewek?" tanya Reos pada Tristian yang dihadiahi jitakan oleh Tristian.
PLAKK
"Anjir, sakit ogeb!!"
"Lo sih, udah tahu kalau si Briel anti sama cewek. Malah nanya sama gue," jawab Tristian ketus.
"Ya ... kali aja dia kenal."
Flashback On
Guru olahraga SMA Starlight meniup peluitnya dengan keras karena ada seorang murid yang terburu-buru menghampirinya. Hal itu membuat semua murid yang sedang bermain basket kebingungan, pasalnya waktu bermainnya masih belum habis.
"Shitt!!" umpat seorang murid bernomor punggung 14. Siapa juga yang tidak kesal karena ia akan melakukan shooting 3 poin dan yang pasti tim-nya akan memenangkan pertandingan itu.
"Kenapa sih, Pak?" tanya Tristian, teman Gabriel pemilik nomor punggung 14.
"Mohon maaf, anak-anak. Hari ini sampai di sini saja pelajaran dari Bapak. Soalnya Bapak buru-buru mau ke rumah sakit. Istri Bapak melahirkan," jelas Pak Tirto, guru olahraga di SMA Starlight.
"Wih, semoga lancar lahirannya, Pak," ucap salah satu murid.
"Terimakasih. Kalian masih bisa bermain sampai jam olahraga selesai," lanjut Pak Tirto
Gabriel tidak terlalu memperhatikan apa yang disampaikan oleh Pak Tirto. Ia sibuk memandangi gadis ber sweater hitam yang tadi menghampiri Pak Tirto dan kini ia sedang duduk di kursi samping lapangan basket.
'Hm, menarik'
Setelah Pak Tirto pergi, semua murid berhamburan menuju samping lapangan untuk istirahat.
Dengan sengaja, Gabriel melempar bola basket kearah gadis yang sedari tadi ia incar."Heh, lo cewek yang baca buku!" teriak Gabriel membuat semua orang yang ada di lapangan melihat kearah Gabriel, kemudian kearah gadis yang sedang duduk sambil membaca buku.
"Gue?" tanyanya.
"Ya lo lah, siapa lagi cewek yang baca buku selain lo!"
"Kenapa?"
"Siniin bolanya!"
Dengan malas gadis itu mengambil bola dan melemparnya kearah Gabriel.
"Kurangajar banget sih, lo. Gue suruh lo bawa ke sini bolanya, bukan lempar ke sini!" bentaknya kemudian melempar kembali bolanya hingga mengenai kepala gadis itu.
"Aww ... nyebelin banget sih lo!" omelnya. Dengan malas ia mengambil bola di samping kakinya dan berjalan menghampiri Gabriel yang berdiri di tengah-tengah lapangan.
"Nih," ucapnya seraya menyodorkan bola kepada Gabriel. Ia hendak melangkah pergi namun pergelangan tangannya dicekal oleh Gabriel.
"Heh, main pergi aja lo. Dengerin gue, gue suka sama lo dan mulai hari ini lo jadi milik gue, titik! nggak ada penolakan!"
Mendengar perkataan yang baru dilontarkan Gabriel, sontak gadis itu membulatkan matanya kaget.
"Maksud lo apaan main ngeklaim gue jadi milik lo, hah?! gue aja nggak kenal sama lo!"
Dengan cepat Gabriel mencengkeram rahang gadis itu dan menatapnya tajam seraya berkata, "gue bilang titik! enggak ada penolakan. Kalau lo belum kenal sama gue, gue kasih tahu. Nama gue Gabriel Madison."
'Fix, ini cowok ganteng banget'
Flashback Off
Dengan napas terengah-engah, Gracia berjalan mendekati Gabriel.
"Briel, apa yang lo lakuin sama Lea?!" teriak Gracia yang sudah berdiri di belakang Gabriel.
"Oh, jadi nama lo Lea," ucap Gabriel tanpa memperdulikan Gracia yang sedang menahan emosi di belakangnya.
"Briel, gue tanya sama lo apa yang lo lakuin sama temen gue?!" teriak Gracia sekali lagi.
"Gue cuman bilang sama dia, kalo gue suka sama dia," ucap Gabriel santai.
"Evelyn Aleandra, apa bener apa yang diomongin sama adik gue Gabriel Madison?" tanya Gracia dengan nada yang sedikit dibuat-buat.
'Shit! ngapain juga si Gracia nyebutin nama lengkap gue'
"I-iya," jawab Lea sedikit gugup. Ingat, sedikit.
"Dan mulai sekarang gue Gabriel Madison ngeklaim Evelyn Aleandra sebagai milik gue. Enggak ada penolakan!" ucap Gabriel tegas yang membuat Lea memelototinya.
"Udah, iyain aja, Lea. Adik gue baik kok. Gue yakin dia bisa jaga lo. Kalau dia nyakitin lo, lo tinggal laporin ke gue. Gue bakal kasih dia hukuman," jelas Gracia seraya merangkul bahu Lea.
"Lo mau, 'kan?" Gabriel memegang kedua bahu Lea dan menatapnya penuh harap.
'Sumpah, ni cowok ganteng bangettt'
"Mau mau mau," teriak murid-murid yang entah sejak kapan sudah memenuhi lapangan basket.
Dengan terpaksa Lea menganggukkan kepalanya. Reflek, Gabriel langsung memeluk Lea sehingga mendapat jitakan dari Gracia.
PLAKK
"Heh, kutu kupret! ini tuh sekolah bukan tempat buat pacaran. Lo mau ngerusak nama baik gue sebagai ketua OSIS?" teriak Gracia sambil berkacak pinggang dan memelototi Gabriel.
"Gue reflek, karena gue seneng banget."
Gracia hanya memutar bola matanya malas.
"Udah, mending kalian masuk ke kelas masing-masing," ucap Gracia tegas. Seketika semua murid berhamburan pergi menuju kelas mereka masing-masing."Yaudah Kak, gue ke kelas duluan ya," ujar Lea kemudian berjalan menuju kelasnya.
"Lo nanti pulang harus bareng gue. Enggak ada penolakan!" teriak Gabriel yang terdengar jelas di telinga Lea. Tetapi, ia tidak menoleh ke belakang sedikitpun dan tetap lanjut berjalan menuju kelasnya. Ia masih sibuk dengan pemikirannya.
'Oh God, it is a good or bad decision for me'
*****
Cerita ke-2 ku guys. Semoga kalian suka❤️
Jangan lupa vote & komenya✨
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT LOVE [On Going]✓
Genç Kurgu[REVISI SETELAH CERITA END] [UPDATE SESUAI MOOD] "Heh, lo! Cewek yang baca buku, lempar bolanya!" "Gue?" "Ya lo, lah. Siapa lagi yang baca buku kalau bukan lo?" "Nih!" "Heh, main pergi aja lo. Gue suka sama lo. Mulai sekarang lo harus jadi milik gu...