Vote dan Comment ditunggu!!
Penulis perlu diapresiasi :)Dinginnya udara dan suasana duka masih terasa. Benar saja, baru beberapa hari yang lalu, seorang remaja ditinggalkan oleh sang ibunda tercinta.
Dia adalah Xavier Aarav, seorang remaja berumur 15 tahun yang terkenal karena kemahiran bermain alat musik gitar ataupun piano serta memiliki suara yang dapat memikat siapa saja yang mendengarnya.
Xavier memiliki seorang sahabat, namanya Winter. Winter Arana. Gadis cantik, berambut sebahu, dan seorang ambivert (introvert and extrovert). Dan selama ini, hanya Winter yang dapat membuat Xavier tidak terpuruk karena kematian sang ibunda.
Sebenarnya setiap berada di dekat Winter, Xavier selalu merasa ada kupu-kupu di dalam tubuhnya. Mungkin memang benar ucapan orang terdahulu, tak ada persahabatan diantara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan urusan hati. Namun Xavier tak mau berpikir panjang, ia lebih memilih diam dan berusaha menepis hal itu.
Xavier dan Winter telah bersahabat sejak mereka masih kanak-kanak, jadi tidak heran jika rumah Xavier sudah seperti rumah Winter sendiri atau begitupun sebaliknya.
"Vi!!" teriak Winter ketika memasuki kamar Xavier. Sedangkan yang mempunyai nama melihat lalu tersenyum.
"Apaan?" sahutnya
"Gue mau cerita deh" ujar Winter dengan muka sedih.
"Kenapa? Sini-sini coba cerita sama gue." balas Xavier sambil menepuk sofa kecil yang ada di kamarnya.
"Lo tau kan gue lagi deket sama anak kelas sebelah?" tanya Winter sambil menekuk wajahnya.
"Iye, lanjut."
"Gue keknya kena goshting deh" keluh Winter. Xavier pun langsung melotot dan hendak ingin tertawa.
"PUFT!!"
"Lah? Ngapain ketawa! Gue lagi sedih ini woii!! Hibur gue kek, kasih saran kek, apa gitu!" seru Winter kesal.
"Ya lagian, lu juga jadi manusia terlalu baperan. Udah tau dia tuh cowok yang begitu.. masih aja lu coba deketin. Makan tuh kurma!"
"KARMA ANJIR BUKAN KURMA!! Lagian kan gini ya, tamu itu gak akan mungkin masuk kalau pemilik rumah gak bukain pintu. Lu tau kan kalau-"
"Stop cari pembenaran seakan dia emang tulus sama lo, Winter. Lu tau dia tuh fakboi, tapi kenapa lu mesti pertahanan dia sih? Sekarang pas lu udah ditinggalin baru lu cari gue. Hadeh.."
"Bukan gitu, Vivi!! Lo tahu kan kalau gue tuh- Eh..eh.. Vi.. lo kenapa?!!" teriak Winter sambil menghampiri Xavier ketika ia melihat sahabatnya merasa kesakitan di bagian dada.
"Kita ke dokter aja ya! Gue telepon supir gue dulu!" ucap Winter panik
"Ja.. jangan.. nan.. nanti juga biasa lagi k.. kok.." ucap Xavier terbata - bata.
"MATA LO BIASA LAGI! GUE PANIK INI!! JANGAN MAIN-MAIN DEH AH!!" ujar Winter sambil menaruh ponsel ke telinganya. Xavier menunduk sambil memegang dadanya yang sakit.
Setelah telepon tersambung, Winter langsung meminta supir keluarganya itu untuk datang ke rumah Xavier. Lalu, mereka pun pergi ke rumah sakit.
***
Saat mereka sampai di rumah sakit, Winter pun langsung menelepon ayah Xavier dan memberitahukan tentang apa yang terjadi.
Ketika Xavier berada di dalam ruang pemeriksaan, ayah Xavier pun datang dengan tergesa-gesa dan jas yang masih melekat ditubuhnya.
"Win.." seru Rafael (ayah Xavier)
"Ayah.."
"Xavier dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Between Us (HIATUS)
Teen Fiction(Adaptasi dari lagu Stars - Arash Buana) #37 in teenromance [03/10/21] #54 in cintadalamdiam [31/05/21] Bagaikan bintang yang selalu ada di galaksi, Aku tak akan pergi dan selalu disini. • update: hari jumat & sabtu W A R N I N G ! ! JIKA ANDA INGI...