Closer to you

75 16 5
                                    

Vote dan Comment ditunggu!!
Penulis perlu diapresiasi :)

Mentari telah bersinar dengan terang, dan kicauan burung pun telah terdengar.

Seorang gadis yang memiliki rambut sebahu tengah bersiap - siap karena akan dijemput oleh seseorang.

Iya, siapa lagi kalau bukan Winter. Ia telah berjanji kepada Xavier untuk menemaninya pergi terapi.

Setelah kejadian semalam, Winter tersadar bahwa semua butuh proses dan tak perlu egois ketika mencintai seseorang. Ia yakin bahwa penantian akan terbayar dengan pasti, dan ia hanya cukup menunggu.

Tak beberapa lama kemudian, Xavier pun datang dengan menggunakan kaos hitam seperti biasanya.

Winter pun segera terburu-buru turun kebawah untuk menemui Xavier dan segera pergi. Tetapi nasib berkata lain, Ia menjadi panik ketika tersadar bahwa ponselnya tidak ada di dalam tasnya.

"Anjir hp gue!!" guamnya sambil berlari ditangga. Xavier yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Dasar nenek-nenek" cibirnya.

15 menit telah berlalu dan Winter pun datang menghampiri Xavier setelah aksi mencari ponselnya.

"Udah ketemu?"

"Udah.."

"Oke.. yauda yuk jalan.."

Setelah itu, mereka pun pergi ke rumah sakit untuk melakukan terapi. Selama 2 jam, Winter tak pernah meninggalkan Xavier sedikit pun.

"Win.. kalau gue botak gimana?" ucap Xavier tanpa sadar ketika melihat rambutnya mulai rontok.

"Maksudnya?"

"Gue kan terapi mulu, katanya bisa botak gitu.. nih lihat rambut gue aja udah rontok banyak.." ucap Xavier sambil menunjukkan beberapa helai rambutnya. Winter pun terdiam cukup lama sebelum akhirnya merespon ucapan Xavier.

"Gue.. gue juga gak tau harus reaksi gimana, Vi.. . Jujur gue bingung.. tapi yang jelas gimana pun keadaan lo.. gue bakal disini nemenin lo.." ucap Winter tulus sambil mengelus tangan Xavier. Xavier pun tersenyum.

"Makasih ya.."

"Iya.. sama-sama.. . Eh.. jalan-jalan yuk.. terapinya udah selesai kan?" ujar Winter bersemangat.

"Iya udah kok.. . Mau kemana?"

"Gue pengen ngajak lo ke suatu tempat yang bahkan lu pasti kaget.." ujar Winter dengan mata berbinar.

"Gue gak yakin.." ucap Xavier sambil menyiapiykan matanya

"Ihhh percaya sama gue!!" balas Winter dengan ekspresi yang lucu.

"Ahahaha.. iya deh iya.. . Yauda yuk.."

Dan mereka pun meninggalkan rumah sakit. Kali ini Winter bergantian posisi dengan Xavier. Xavier yang duduk di kursi penumpang samping pengemudi, dan Winter yang menjadi pengemudinya.

"Win, kita mau kemana sih?" ujar Xavier ketika melihat mereka mulai memasuki sebuah hutan.

"Percaya sama gue.. . Tempatnya bagus banget!"

"Lo gak macem-macem sama gue kan?" ujar Xavier sambil menutup dadanya dengan kedua tangan.

"Anjir, lu pikir gue cewe apaan? Ya kagalah! Serius deh.. percaya sama gue.." ujar Winter sedikit kesal.

Tak beberapa lama, mobil mereka pun berhenti di sebuah tebing yang tinggi. Winter pun penyuruh Xavier untuk menutup matanya sebelum keluar dari mobil.

"Ngapain sih pake nutup mata segala?" ujar Xavier kesal.

Winter pun yang mendengar hal itu langsung mendengus kesal, "Ihh.. tutup aja napa sih? Susah banget dibilangin.. percaya sama gue!!"

Secret Between Us (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang