Vote dan Comment ditunggu!!
Penulis perlu diapresiasi :)Mentari telah memancarkan sinarnya. Burung-burung pun telah berkicau dengan merdu.
Kini seorang gadis tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Lalu tiba-tiba ada sebuah pesan masuk di ponselnya itu.
"Gue udah di depan"
Senyuman manis Winter pun tak lagi dapat disembunyikan. Dirinya langsung keluar dari kamar dan terburu-buru turun hendak membuka pintu masuk rumahnya.
Namun sebuah suara menghentikan langkah kakinya, "Win.. kamu gak sarapan?"
Winter pun berhenti lalu menghela napas, Lalu berbalik dan menampilkan senyum merekah di wajahnya, "Nanti aja mah disekolah. Winter udah dijemput sama Xavier."
Setelah itu Winter menyalim ibunda tercintanya lalu terburu-buru keluar rumah.
"Udah lama?" tanya Winter ketika masuk kedalam mobil Xavier.
"Engga, baru 5 menit"
"Ohh woki.."
"Udah semua? Gue gak mau ya kalau harus muter balik lagi.." ujar Xavier mengingatkan.
Winter pun tersenyum dan mengangguk, "Udah kok" . Setelah itu mobil pun meninggalkan pekarangan rumah Winter.
***
Sesampainya disekolah, Winter melihat ada susu kotak coklat dan satu es krim rasa coklat terletak di mejanya.
Winter pun segera bertanya kepada Anne yang duduk di bangku sebelah kiri miliknya, "Ini punya siapa?"
Anne pun langsung menjentikkan jarinya lalu berkata,"Oh itu. Itu dari Chiko.. . Dia nitip pesan kalau nanti istirahat dia mau ketemu sama Lo"
"Hah? Ngapain?" tanya Winter sambil menaikan kedua alisnya. Anne hanya mengangkat bahu serasa acuh tak acuh.
Disisi lain, Xavier yang mengamati percakapan itu langsung mengepalkan tangannya kesal.
"Win, itu dari siapa?" tanya Xavier pura-pura tak tahu sambil menunjuk susu dan es krim di atas meja Winter.
"Hah? Oh itu katanya dari Chiko, terus dia bilang mau ketemu nanti pas istirahat. Gue aja gak tau dia mau ngapain." ujar Winter menjelaskan lalu Xavier pun mengangguk tanda mengerti.
"Dia gak nutupin hal ini dari gue ternyata" batin Xavier senang.
Bel masuk pun berbunyi, dan semua siswa-siswi langsung menuju ke bangku masing-masing.
Selang beberapa lama, bel istirahat berbunyi. Winter langsung meminta izin kepada Xavier untuk menemui Chiko.
Setelah Winter meninggalkan kelas, Xavier pun tampak berkutat dengan pikirannya. Ia ragu dan bimbang. Maksud hati ingin mengikuti Winter diam-diam, tapi dirinya takut jika Winter marah kepadanya. Akhirnya ia pun memutuskan untuk tetap didalam kelas menunggu Winter kembali.
***
Di sisi lain, Winter berjalan menuju kelas Chiko. Tampak ramai sekali disana, begitu banyak balon berwarna ungu dan putih.
Winter pun dengan hati-hati mengetuk pintu kelas itu, "Permisi"
Sontak membuat seluruh makhluk dalam kelas itu menjadikannya pusat perhatian. Winter pun menjadi risih.
Melihat hal itu teman-teman Chiko langsung memberi jalan untuk Chiko agar menghampiri Winter.
"Win," sapa Chiko dengan senyuman.
"Ini kenapa banyak balon gini? Ada yang ulang tahun?" tanya Winter to the point kepada Chiko. Chiko pun menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal.
"Anu.. ini tuh.. buat lo.." ujar Chiko terbata. Winter pun melotot dan menatapnya dengan tak percaya.
"Buat gue?"
"Iya, gue mau ngomong serius sama Lo disini. Dihadapan temen-temen gue, gue mau bilang kalau gue suka sama lo, Win. Lo mau gak jadi pacar gue?" ujarnya sambil memberikan satu buket bunga mawar putih dan lavender. Sontak hal ini membuat seisi kelas Chiko menjadi ricuh.
Winter semakin kaget dengan aksi gila ini. Ia pun menggeleng dan menunjukkan smirk -nya.
"Lo gila."
Satu kata dari Winter membuat seisi kelas menjadi sunyi senyap. Semua saling berpandangan satu sama lain.
"M-maksud lo, Win?"
"Ya, lo gila. Buat apa Lo repot ngebuat semua ini? Lo tahu kan kalau dihati gue cuman ada Xavier? Dan lo nembak gue? Sorry, tapi gue gak bisa." ujar Winter sambil menekan setiap kata-katanya.
Merasa sakit hati, Hhiko pun tersenyum kecut, "Gapapa, Win. Gue ngerti."
Winter pun menepuk pundak Chiko seraya berkata, "Kita masih bisa jadi teman kok" setelah itu Winter pergi dari kelas Chiko.
Tak sampai beberapa lama, di speaker yang biasanya digunakan untuk memberikan informasi atau renungan harian sekolah berbunyi.
"Gue tau karena gue terdengar gila karena pakai speaker ini. Tapi gue punya satu lagu buat Lo, Winter Arana."
Winter yang sedang berjalan kembali kelas pun langsung berhenti di lorong sekolah dan mendengarkan dengan seksama.
"Chiko beneran gila!!" batin Winter menahan malu.
(bayangkan aja Chiko nyanyi yang ada di thumbnail)
Begitu lagu itu selesai dinyanyikan, dengan terburu-buru ia langsung kembali ke dalam kelasnya dan ternyata Xavier telah menunggunya di depan pintu kelas.
"Udah?" tanya Xavier ketus.
"Apanya?" tanya Winter pura-pura gak tahu.
"Ditolak nih ceritanya?" tanya Xavier dengan nada menusuk. Winter terdiam.
"Mau sampai kapan sih, Lo mainin hati anak orang? Kasian mereka. Lo kasih harapan, dan pas mereka nembak Lo tolak dengan alasan temen doang.." ujar Xavier menatap manik mata Winter. Winter pun memalingkan wajahnya. Tanpa sadar air mata Winter pun terjatuh.
"Lo tanya sampe kapan? Coba Lo tanya diri Lo sendiri deh, Vi. Sampai kapan Lo ngelak dengan perasaan Lo sendiri? Sampai kapan Lo biarin gue nunggu? Sampai kapan Lo deketin gue tapi gak ada hubungan yang pasti? Sampai kapan-"
"KARENA KITA CUMAN SAHABATAN!!" potong Xavier dengan nada frustasi. Winter kembali terdiam. Kini dirinya yang gantian menatap wajah Xavier.
"Sahabat? Lo bilang sahabat? GAK ADA SAHABAT YANG KEK KITA VI!! KITA LEBIH DARI ITU!! DAN GUE JUGA PENGENNYA LEBIH DARI ITU!!" ujar Winter dengan air mata yang kini mengalir dengan deras.
Setelah itu, Winter pun berlari tanpa memperdulikan teriakan Xavier ataupun tatapan orang-orang yang kini membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
Sakit rasanya, ketika orang yang kalian cinta hanya menganggap kalian sebagai sahabat ataupun teman. Ketika kita menaruh perasaan yang lebih, tapi dianya engga.
Dan kini dirinya tersadar, jika ia terus berada disisi Xavier, maka rasa yang muncul itu akan semakin besar dan bertambah.
Seperti menunggu tapi entah apa yang ditunggu, mencari tapi tak tahu apa yang dicari, dan mengejar tapi tak tahu sampai kapan.
Hingga akhirnya, Winter pun memutuskan untuk menjauh beberapa waktu dari Xavier agar mengetahui apa yang sebenarnya hatinya inginkan dan ingin melihat reaksi dari Xavier ketika dirinya perlahan menjauh darinya.
Coz it hurts when you love someone but it's clear if it's only one side :)
Tapi disisi lain, Xavier mengacak rambutnya frustasi. Ia bingung dan bimbang dengan perasaannya sendiri.
"I hate that I can't tell you what I really feel" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Between Us (HIATUS)
Teen Fiction(Adaptasi dari lagu Stars - Arash Buana) #37 in teenromance [03/10/21] #54 in cintadalamdiam [31/05/21] Bagaikan bintang yang selalu ada di galaksi, Aku tak akan pergi dan selalu disini. • update: hari jumat & sabtu W A R N I N G ! ! JIKA ANDA INGI...