Vote dan Comment ditunggu!!
Penulis perlu diapresiasi :)Entah sampai kapan ia harus berada disana, rasanya sangat muak dengan semua apa yang ia rasakan.
Lelah. Satu kata yang dapat mengartikan semuanya. Rasanya ingin sekali untuk mengakhiri hidup.
Pergelangan tangannya pun tak pernah absen sebagai pelampiasan emosinya, sehingga banyaknya 'cakaran kucing' itu pun selalu ditutupi oleh baju lengan panjang, jaket ataupun hoodie.
Bibir pucat, badan lemas, rasa sakit yang menghantui, benar-benar membuatnya muak.
"Vi.. ayo makan dulu.. ini gue udah buatin sup kesukaan lu.." ujar Winter membuyarkan lamunan Xavier yang sedang menatap jendela.
Xavier menggelengkan kepalanya, "Engga win, gue gak nafsu"
"Tapi Vi, lu kudu makan.. kalau gak makan gimana mau minum obat?"
"GUE BILANG GAK MAU, YA ARTINYA ENGGA WINTER!!" teriak Xavier memenuhi ruangan sehingga membuat Winter terkaget.
"Lo kenapa harus teriak? Gua suru lu baik-baik ya jingan, kalau lu sakit kek gini siapa yang ribet? PIKIR!!" balas Winter emosi dengan mata berkaca-kaca.
"Gue gak pernah nyuruh lu buat rawat gue. Kenapa sih kalian gak biarin gue mati aja?" ujar Xavier menusuk. Winter menatap Xavier dengan tatapan tak percaya.
"Iya, emang gak ada yang pernah nyuruh gue buat rawat lu, dan ini juga kemauan gue sendiri. TAPI LU MIKIR LAH ANJIR!! KALAU LU MATI, SIAPA YANG KEHILANGAN?! BOKAP LO, ALEXA, DAN GUE JUGA!" teriak Winter dengan air mata yang sudah mengalir dengan deras.
Xavier pun mambatu sambil menatap Winter dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Dengan satu kali tarikan nafas, Winter mengontrol emosinya.
"Ini makanan lu, terserah lu mau makan atau engga. Gue keluar" ujar Winter menusuk sambil menaruh nampan yang berisi sup dan nasi serta air hangat.
*BRAK!!!
Winter pun keluar dengan tergesa dari kamar bernuansa krem itu dan tanpa sengaja membanting pintu, sementara Xavier masih berdiam diri dan enggan untuk mengeluarkan suaranya.
***
Winter berjalan sambil menundukkan kepalanya, tanpa sengaja dirinya bertabrakan dengan seseorang.
"Aduhhh"
"Ehhh maaf - maaf"
Kemudian kedua manusia itu pun saling bertatapan dalam hening. Hingga akhirnya seseorang yang Winter tabrak memecahkan suasana.
"Lu habis nangis, Win?" tanya orang itu. Winter dengan cepat menghapus semua jejak air matanya.
"Abang gue marah-marah lagi ya sama lu?" tanya orang itu lagi. Winter hanya tersenyum enggan berbicara.
"Emang parah sih Abang gue tuh, hadeh.. udah Win lu jangan nangis lagi.. ntar biar gue yang balik marahin tuh manusia kepala batu.." ucap orang itu menenangkan. Winter pun terkekeh ringan.
"Iya, makasih ya.. Alexa" ujar Winter. Alexa pun tersenyum.
"Yaudah gue ke kamar Abang gue dulu ya.." izin Alexa kepada Winter dan Winter pun mengangguk mengiyakan.
Setelah itu Alexa memasuki kamar milik abangnya, Xavier. Ternyata abangnya itu lagi bermain gitar sambil bernyanyi.
(Anggap aja Xavier lagi nyanyi sambil main gitar seperti yang ada di thumbnail)
"NIH ANAK BUKANNYA MAKAN, MALAH MAIN GITAR.. MAKAN DULU!!" teriak Alexa di sela-sela Xavier bernyanyi, namun Xavier sama sekali tidak memperdulikan teriakan Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Between Us (HIATUS)
Teen Fiction(Adaptasi dari lagu Stars - Arash Buana) #37 in teenromance [03/10/21] #54 in cintadalamdiam [31/05/21] Bagaikan bintang yang selalu ada di galaksi, Aku tak akan pergi dan selalu disini. • update: hari jumat & sabtu W A R N I N G ! ! JIKA ANDA INGI...