Paviliun Desolate adalah salah satu tempat dimana kamu bisa mendapatkan pemandangan malam yang indah, dengan hanya duduk di balkonnya saja. Dari sana kita bisa melihat seluruh desa Sonne yang berkelap-kelip begitu elok. Juga sungai yang membentang sepanjang wilayah.Sinar rembulan yang menimpanya, memantulkan beragam warna yang menawan.
Dulu, yang menempati Paviliun Desolate adalah sang permaisuri kerajaan Sonne. Biasanya ia akan duduk dengan ditemani para dayang, sembari menikmati teh bunga matahari khas kerajaan. Mengobrol, sesekali bercanda dengan para dayang.
Paviliun itu sebenarnya bukan ditujukan untuk sang ratu, karena tempatnya yang tidak terlalu besar. Sementara paviliun yang seharusnya ditempati ratu, adalah paviliun terbesar kedua setelah paviliun raja. Namun, karena ratu menyukai pemandangan yang di sajikan di paviliun Desolate, ratu memilih menetap di sana. Juga menjadi tempat bermain favorit Pangeran Kedua Ming Yu An.
Setelah kematian sang Ratu karena penyakit yang menggerogotinya, paviliun Desolate ditutup dan tidak seorangpun membukanya. Bahkan tidak ada pelayan yang masuk sekedar untuk membersihkan. Pangeran Ming Yu An pun menjadi enggan ke sana, karena ia hanya akan berakhir menangis merindukan ibunya.
Namun, sekarang, paviliun Desolate kembali menjadi tempat favorit Pangeran Ming Yu An ketika ia lelah dengan semua urusan politik yang ayahnya bebankan. Karena tempat itu kembali hidup. Karena ada belahan jiwanya di sana.
“Wonwoo-ya,” panggil Ming Yu An, sembari membuka pintu paviliun. Bibirnya langsung mengembang membentuk senyum yang menawan, saat melihat pengobat lelahnya sedang duduk di teras balkon sembari memainkan kecapi putih. Ia tertawa pelan saat mendengar ada nada sumbang yang berbunyi.
Usai menutup pintu, Ming Yu An langsung melangkahkan kakinya menghampiri Wonwoo. Ia mendudukkan dirinya di belakang laki-laki cantik itu, menggenggam jemari lentik yang membuatnya gemas ingin digigit. “Seperti ini.”
Jemari besar Ming Yu An yang menimpa jemari lentik kurus Wonwoo terlihat begitu kontras. Untuk ukuran seorang laki-laki, tubuh Wonwoo termasuk besar dan proporsional. Namun, ketika berada dalam rengkuhan sang dominan seperti ini, Wonwoo terlihat kecil juga sangat cantik.
“Pangeran Mahkota memintaku pergi lagi,” ucap Wonwoo, di sela jemarinya yang masih di bimbing oleh jemari Ming Yu An. Menari, menggetarkan tali-tali tajam demi menciptakan perpaduan melodi yang selaras juga indah.
“Aku tahu kamu tidak akan melakukan itu.” Ming Yu An memilih menggenggam jemari Wonwoo dan merematnya dengan lembut. Kepalanya ia sandarkan pada bahu Wonwoo.
“Katanya aku menodai paviliun Desolate—paviliun Ratu.”
Satu helaan napas lolos dari belah bibir Ming Yu An. Pangeran muda itu melepas rengkuhannya, dan membuat pujaannya berbalik. Kini keduanya berhadap-hadapan. Jemari pangeran meraba pipi Wonwoo perlahan, mengusapnya dengan lembut. Takut membuatnya terluka. “Jangan dengarkan Pangeran Mahkota, dia bahkan tidak dekat dengan Ibunda Ratu. Aku tahu Ibunda pasti akan senang sekali bertemu denganmu, jika Ia masih hidup.”
“A—”
Ming Yu An mengecup bibir Wonwoo dengan cepat, mencegah kata-kata yang akan dilontarkan. Ia tersenyum saat melihat sang pujaan yang memejamkan matanya. Dengan itu ia mengangkat tubuh Wonwoo dan membawanya masuk ke dalam. Membaringkannya di atas tempat tidur yang sudah di sediakan para dayang. “Aku mencintaimu Wonwoo-ya, semua kelebihan dan kekuranganmu.”
“Bahkan dengan masalaluku yang kotor?”
“Dengan semua masa depan yang indah, Wonwoo-ya.” Sang pangeran melepas jubah kebesarannya, menghempaskannya begitu saja ke lantai. Kemudian mengukung Wonwoo yang hanya berbaring pasrah. “Jangan ragukan hatiku, Wonwoo-ya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We're TOGETHER Again || Meanie
FanfictionPada akhirnya, Kim Mingyu yang akan selalu melindunginya. Melindungi Jeon Wonwoo. Fantasy || Romance