Chapter 12 : In a Moment, Darkness Pulled Him In

1.4K 215 17
                                    

           Atmosfer canggung itu langsung menghilang, begitu Yang Yang datang dengan segala kehebohannya. Laki-laki manis itu meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya dengan erat. Mengucap berbagai kata syukur penuh kebahagiaan.

           “Aku minta maaf karena tidak langsung datang begitu kamu menelfon,” ucap Yang Yang, sembari melepaskan pelukannya. Ia memandang Wonwoo dengan rasa bersalah. “Aku tidak merasakan apa-apa.”

           “Kamu tidak salah, tidak perlu meminta maaf,” ucap Wonwoo, ia tersenyum lembut.

           Yang Yang menoleh pada Mingyu yang sedari tadi hanya diam. “Apa yang Dokter katakan?”

           “Keadaan Profesor sudah stabil dan tidak ditemukan kecacatan pasca kecelakaan. Namun, masih perlu dirawat untuk pemulihan, juga memastikan kalau benar-benar tidak ada luka lain,” jelas Mingyu, ia melirik profesornya dengan canggung dan kembali menundukkan kepalanya.

           “Ah, syukurlah.” Yang Yang menganggukkan kepalanya paham. Ia memandang Wonwoo yang tidak banyak bicara, kemudian kembali menoleh pada Mingyu. Bibirnya terbuka, namun tidak lama kembali menutup. Untuk beberapa saat terus seperti itu, sampai akhirnya ia berkata dengan nada ragu. “Uhmm, Mingyu-ya, bisa tolong keluar sebentar? Jangan pulang, tunggu saja sebentar, ya?”

           Mingyu awalnya sedikit terkejut, namun, ia kemudian bergegas keluar dari ruangan itu. Menghargai kalau keduanya mungkin butuh privasi.

           Setelah memastikan kalau Mingyu benar-benar keluar dan tidak pulang. Yang Yang langsung menanyakan hal yang membuatnya penasaran. “Wonwoo-ya, kenapa hal ini bisa terjadi padamu? Siapa orang itu? Apa salah satu mahasiswa dari universitas kita?”

           “Bukan, aku tidak mengenalnya. Aku baru saja mengajukan cuti dan berniat ke kelas untuk mengajar. Ada laki-laki di ujung lorong dengan aura imperium yang aneh. Aku mengejarnya hingga ke atap. Namun, saat di atap dia menghilang, begitu pula auranya. Ketika aura itu kembali, dia sudah berdiri di belakangku dan mendorong tubuhku hingga jatuh,” jelas Wonwoo. Ia mencoba mengingat kembali kejadian yang membuatnya masuk rumah sakit. Mengingat wajah panik Mingyu yang memeluknya dengan erat.

           “Kira-kira ... apa tujuan orang itu melakukannya padamu?”

           Mendengar pertanyaan Yang Yang, otak Wonwoo kembali berpikir. “Aku rasa, dia tidak berniat membunuhku. Kalian tahu aku tidak akan mati semudah itu.”

           Yang Yang ingin membolakan matanya mendengar perkataan Wonwoo. Tidak tahu saja jantungnya seperti akan lepas, saat ia mendengar kabar sahabatnya terjun bebas dari atap. Namun, gerutuan Yang Yang hanya ia lakukan dalam hati, cukup sadar kalau kekuatan Wonwoo memang tidak bisa di anggap remeh.

           “Aku jatuh tepat di depan kelas Mingyu,” ucap Wonwoo pelan. Ia tetap mencoba berpikir, meski kepalanya masih terasa sakit. “Hubunganku dengan Mingyu sedang tidak baik.”

           “Orang itu ingin membuat kalian akur kembali dengan caranya,” ujar Yang Yang. Ia mencoba menyambungkan apa yang terjadi dan berpikir dengan matang. “Kemungkinan itu orang yang sama dengan yang membuat Mingyu menemukan paviliun Desolate. Mereka ingin kalian benar-benar dekat, dan membuat Mingyu menjadi kelemahan terbesar untukmu. Mingyu bukan Pangeran Ming Yu An yang bisa bertarung, meki keduanya sama-sama manusia biasa.”

           Wonwoo mengerang frustasi. Ia ingin mengacak rambutnya, namun tangan kanannya masih ngilu untuk di gerakkan. Air matanya menetes saking frustasinya, memikirkan mereka yang bahkan tidak memikirkan pengorbanannya. Meski kaum imperium di era sekarang dilarang menunjukkan kekuatannya. Ini sudah termasuk kebebasan. Karena mereka bisa bergaul dengan siapa saja.

Until We're TOGETHER Again || MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang