Sejak saat itu, hubungan dua pangeran memburuk. Meski Ming Yu An sudah meminta maaf, namun, An Jong In tetap mengabaikannya. Sang Putra Mahkota berakhir membenci kehadiran Wonwoo di istana.
Juga karena itu, gosip mengenai hubungan Ming Yu An dan Wonwoo juga mulai menyebar. Seperti virus yang ditularkan dari mulut ke mulut. Mulai dari pelayan istana, para pedagang hingga rakyat desa, semua membicarakan perihal hubungan itu. Banyak yang mengatakan kalau Ming Yu An diguna-guna, agar terjerat oleh pelacur seperti Wonwoo.
Puncaknya adalah Ming Yu An di panggil menghadap ayahnya di paviliun raja.
“Katakan, Pangeran, apa gosip-gosip yang beredar itu benar?” tanya Raja An Joon Gi. Salah satu tangannya memegang cangkir yang berisi minuman keras. Memandang putra bungsunya dengan pandangan bag seorang ayah—yang jarang ia lakukan.
“Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud merusak nama baik Yang Mulia.” Ming Yu An bersujud di hadapan An Joon Gi.
“Bangunlah. Jangan bersujud seperti itu. Bangunlah.” Raja yang usianya sudah menginjak pertengahkan kepala empat itu, menghela napasnya. Ia melambaikan tangannya, memberi gesture mengusir pada para pelayannya. “Kamu benar-benar menyukainya?”
“Ya, saya begitu mencintainya, Yang Mulia,” jawab Ming Yu An, tanpa keraguan sedikitpun.
An Joon Gi menyentuh dagunya, terlihat berpikir. Ia sebenarnya enggan menerima kehadiran seorang pelacur sebagai pendamping putranya. Memikirkan reaksi publik yang pasti akan sangat buruk. “Pangeran, jika diambil dari sudut seorang Raja, keputusanmu sungguh buruk sekali. Masalahnya kamu membawa seorang pelacur menjadi pendamping. Pangeran seharusnya berpasangan dengan putri cantik atau minimal gadis baik-baik.”
“Yang Mulia—” Pangeran kedua itu memandang sang raja dengan penuh permohonan. Untuk kali ini saja. Ming Yu An teramat sangat jarang meminta sesuatu. Jadi, ia berharap kali ini ayahnya mengabulkan apa yang ia inginkan.
“Namun, baiklah. Saya membiarkannya sebagai seorang ayah. Urus kekasihmu dengan baik, jangan sampai menimbulkan masalah.” Namun, An Joon Gi pikir nama baiknya mungkin akan mewangi. Bayangkan banyaknya pujian karena ia tidak mengekang pangerannya.
“Terimakasih, Yang Mulia,” ucap Ming Yu An dengan senang.
***
Ming Yu An menghela napas melihat Wonwoo yang terlihat melamun, mengabaikan guqin dan bukunya yang terbuka. Ia tahu kekasihnya itu tidak nyaman dengan gosip-gosip yang beredar. Yang sebagian besar menjelek-jelekkan laki-laki cantik itu.
“Wonwoo-ya,” panggil Ming Yu An, ia memeluk Wonwoo dari belakang. Meletakkan dagunya di bahu sempit sang kekasih. “Apa yang sedang kamu pikirkan?”
“Tidak ada, Pangeran,” jawab Wonwoo, menolehkan kepalanya sedikit, agar bisa melihat wajah Ming Yu An. Ia tersenyum tipis.
“Jangan memikirkan rumor-rumor itu. Kamu yang paling tahu, kalau semua itu tidak benar.” Ming Yu An melepas pelukannya dan mengusap rambut panjang Wonwoo dengan sayang. Ia tersenyum dan mengecup pucuk hidung Wonwoo. “Mau berjalan-jalan?”
Dengan itu sang pangeran mengajak Wonwoo pergi ke luar istana. Mengunjungi tempat yang belum sempat ia tunjukkan. Saat keduanya berjalan-jalan memasuki kawasan desa, mereka—atau lebih tepatnya Ming Yu An—melihat seseorang yang tidak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We're TOGETHER Again || Meanie
FanfictionPada akhirnya, Kim Mingyu yang akan selalu melindunginya. Melindungi Jeon Wonwoo. Fantasy || Romance