Chapter 15 : I Can't Fight Alone

1.2K 187 16
                                    

           Ming Yu An benar-benar hanya membawa Wonwoo ke penginapan dan membantu laki-laki itu untuk mengobati luka-lukanya. Hatinya terluka melihat banyak memar dan bekas cambukan nyaris memenuhi tubuh kurus itu. Ada juga darah di paha dalamnya. Laki-laki cantik itu pasti sering sekali dipaksa untuk melayani para bajingan di luaran sana.

           Wonwoo yang awalnya takut dan berpikir kalau Ming Yu An sama dengan laki-laki lain, mulai meluluhkan hatinya melihat ketulusan yang diberikan. Maniknya tidak lepas dari wajah serius Ming Yu An yang sedang mengobati luka-lukanya. Bertanya-tanya kenapa ada orang yang begitu baik mau menolong pelacur sepertinya.

           “Sudah selesai,” ucap Ming Yu An setengah bersorak. Ia menghela napas lega dan menoleh pada Wonwoo yang langsung gelagapan. Bibirnya mengembang membentuk senyum lucu melihat wajah merona itu. Ming Yu An bangkit dan berjalan menuju pintu. “Aku akan keluar sebentar untuk membeli makanan.”

           Tidak ada respon dari Wonwoo dan Ming Yu An langsung pergi begitu saja. Sepeninggal Ming Yu An, si cantik melihat luka-luka di tubuhnya sudah diobati dengan baik. Ia menghela napas berat memikirkan nasib ibunya sekarang. Pemilik rumah mungkin akan kembali memaki sang ibu karena ulahnya.

           “Maafkan aku,” bisik Wonwoo merasa bersalah.

***

           Hal pertama yang Mingyu lihat saat membuka mata adalah langit-langit berwarna gading. Otomatis membuatnya bangkit karena sadar kalau ia tidak berada pada tempat yang ia kenal. Kamar itu begitu mewah dengan gaya gothic khas rumah para bangsawan. Kasurnya bahkan sangat empuk dan lembut. Aroma ruangannya juga sangat menenangkan.

           Namun tetap saja Mingyu tidak nyaman.

           “Apa yang terjadi?”

           Mingyu sama sekali tidak ingat alasan kenapa ia tidak sadarkan diri dan berakhir di tempat asing ini. Seingatnya terakhir kali ia sedang menemani Jaehyun makan di cafe seberang kampus. “Di mana Jaehyun?”

           Karena penasaran, Mingyu berjalan keluar dari kamar. Ia tidak bisa menutupi kekagumannya melihat betapa mewahnya tempat ia sekarang. Perpaduan antara warna emas, hitam dan silver memberikan kesan elegan nan mewah yang menawan. Ditambah dengan lantai marmer yang begitu mengkilap, seolah ia sedang berdiri di atas air.

           Hanya saja anehnya tidak ada jendela dan rumah itu terasa dingin. Mingyu bahkan tidak menemukan pintu keluar. Pencahayaan yang menerangi tempat itu hanya lampu yang dipasang pada setiap sudut ruangan. Juga tidak ada satupun foto yang dipajang. Hanya lukisan-lukisan abstrak yang menghiasi dinding.

           “Aangh~”

           Tubuh Mingyu menegang saat memasuki area dapur. Matanya membelalak begitu lebar melihat dua orang sedang bercumbu di dekat wastafel. Yang membuatnya begitu terkejut adalah ia mengenali orang yang kini sedang didominasi. Orang yang sejak awal ia pikir sama-sama dominan, ternyata adalah seorang submisif.

           Mingyu sudah siap balik badan dan pergi, kala ia sadar kalau dua orang itu memergokinya.

           “Yang Mulia, Anda sudah bangun?” Jaehyun—orang yang Mingyu maksud—menjauhkan kepala yang sedari tadi menelusup di lehernya. Ia memandang Mingyu dan tersenyum begitu manis. “Duduklah, Yang Mulia.”

           Dengan ragu Mingyu menarik sebuah kursi dan duduk. Ia melihat laki-laki yang bertubuh jauh lebih besar dari Jaehyun itu melangkah pergi dari sana. Sementara Jaehyun sendiri meraih gelas, berniat membuat minuman.

Until We're TOGETHER Again || MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang