"Kegembiraan indah ini harus berakhir dengan kejam, dan dalam kenangan mereka mati, seperti kertas yang menjadi bubuk."
.
.
.
Setelah pertemuan nya dan perbincangan nya di ujung tebing malam itu, Yunho tidak pernah berpikir jika itu adalah perbincangan terakhirnya dengan vampir itu. Saat dia pergi ke kampusnya dia bahkan tidak melihat kedua sahabat barunya, selama 2 minggu. Keluarga vampir itu seakan-akan menghilang di telan bumi. Rumah mereka pun kosong saat Yunho mendatangi nya.
Itu adalah sore menjelang malam, ketika Mingi tiba-tiba muncul di parkiran kampusnya, pria itu mengajak nya untuk bertatap muka sepulang dari kuliahnya. Dia tidak punya ide untuk berpikir seperti apa yang akan mereka bicarakan? atau apa Mingi menyiapkan sesuatu yang special untuknya? Yunho tidak tahu. Dia hanya membuntuti lelaki itu dengan langkah yang gontai hingga Mingi muak melihat nya berjalan pincang dan memutuskan untuk membopong dirinya di punggungnya.
Saat mereka sampai, Mingi menurunkan Yunho perlahan. Yunho berdehem untuk mencairkan suasana tegang yang mulai memenuhi udara. "Kemana kau pergi?" dia bertanya dengan napasnya yang tertahan di tenggorokannya.
Mingi menarik napas nya, "Aku pergi untuk mengurus sesuatu. Cartius memanggil Hongjoong hyung karena kejadian itu." dia menghela napasnya.
Yunho melangkah maju sambil berpegangan pada pohon disampingnya, "Apa mereka menyakiti mu?" dia mengajukan pertanyaan lagi.
Mingi mengusap wajahnya kasar. Pria itu terlihat sangat lelah, rambut kecoklatannya sedikit berantakan, "Kemarin, adalah hari ulang tahun mu, kan?" dia tiba-tiba bertanya.
Yunho bahkan lupa jika kemarin adalah hari ulang tahun nya. Akhir-akhir ini dia tidak bisa berpikir dengan baik, dirinya selalu saja kehilangan fokus karena memikirkan vampir yang berdiri dihadapannya itu.
"...Ya.." jawabnya.
Mingi mengulurkan tangan nya ke dalam saku jas mahalnya, mengambil sebuah kotak kecil yang sudah dibungkus rapih dan dihiasi dengan pita diatasnya. "Hadiah untuk mu.. Aku tidak tahu apa yang harus aku beli, tapi aku pikir kau akan menyukainya." Pria itu mengulurkan kotak itu pada Yunho yang mengukirkan senyuman lembutnya.
"Terimakasih.." Dia memberitahu lelaki itu. "Kau sebenarnya tidak perlu melakukan hal ini."
Mingi mengangguk sebelum menjawab, "Itu bukan hal yang sulit." Matanya mengarah ke kaki Yunho yang masih terluka, "Apa masih sakit?"
Yunho menggeleng, "Tidak. Hanya saja Brian tidak ingin aku melepasnya hingga dia melihatku berjalan normal." gumamnya lalu tersenyum.
Meskipun dia menyunggingkan senyuman, sebenarnya dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Di satu sisi, dia sangat senang dapat bertemu dengan vampir jangkung itu lagi, ditambah Mingi adalah orang pertama yang memberikan sebuag kado untuknya. Tetapi di sisi lain dari dirinya merasa sedih, dia merasa seperti pria jangkung itu akan meninggalkan nya untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET BLOOD || [MINGI x YUNHO] SLOW UPDATE
Vampire[ON GOING] [Slow Update] Yunho adalah lelaki yang biasa-biasa saja, lugu, dan tidak pernah tertarik dalam hal memiliki pasangan. Tetapi ketika dirinya bertemu dengan Mingi, seorang vampir misterius yang sangat tampan. Yunho mulai tertarik padanya...